BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keunggulan dan
pencapaian prestasi puncak dalam olahraga bulutangkis, harus melalui proses
pelatihan dalam kurun waktu lama. Aspek kontinuitas, aplikasi pelatihan yang
sistematis, program pelatihan yang dirancang dengan baik, adanya dukungan
sarana pelatihan yang memadai serta terciptanya suasana pelatihan yang
menyenangkan, merupakan factor-faktor pendukung yang selama ini tercipta di
lembaga bulutangkis Indonesia.
Dalam makalah ini
terdapat beberapa contoh dan model suasana pelatihan yang menggambarkan betapa
sistem pelatihan harus disikapi, dinikmati, dan disadari oleh peserta latihan
sebagai alat/sarana untuk mencapai prestasi puncak. Sejarah perbulutangkisan
Indonesia mencatat banyak pemain yang memiliki keterampilan yang baik dan satu
dengan yang lainnya saling berbeda. Tipe dan karakteristik serta gaya permainan
Rudy Hartono, Lim Swie King, Icuk Sugiarto, Luis Pongoh, Tjun Tjun, Johan
Wahyudi, Christian Hadinata, Ade Candra, Tony Gunawan, Candra Wijaya, Iie
Sumirat, Ricky Soebagdja, Rexy Mainakai, Minarti Timur, Susi Susanti dan
lain-lain, masing-masing kaya dengan varlasi pukulan yang berbeda. Keterampilan
itu diperoleh lewat proses pelatihan yang ketat.
“Jangan berpikir
tentang hasil akhir yang dicapai, akan tetapi berpikirlah tentang proses
latihan yang benar”. Variasi pukulan dalam pembinaan bulutangkis, sarat dengan
penampilan gerak yang atraktif, konsentrasi dan keterampilan teknik yang
memukau. Maka dari itu mengenai pembinaan olahraga bulutangkis perlu pemahaman serta
wawasan yang cukup luas guna perkembangan olahraga bulutangkis dikancah
internasinal. Dalam penulisan makalah ini, penulis mengangkat judul makalah yaitu “Pelatihan Fisik Atlet Olahraga
Bulutangkis”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis
rumuskan dalam penulisan makalah ini adalah
1.2.1
Bagaimanakah pelatihan fisik pada atlet cabang
olahraga bulutangkis?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah
1.3.1
Untuk mengetahui pelatihan pada atlet
cabang olahraga bulutangkis.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat di
peroleh dari penulisan makalah ini adalah :
1.4.1
Manfaat
Teoritis
Secara teoritis penelitian ini memberikan informasi dalam bidang ilmu
pengetahuan pada umumnya dan dalam bidang ilmu keolahragaan pada khususnya yang
berkaitan dengan pelatihan fisik atlet olahraga
bulutangkis.
1.4.2
Manfaat
Praktis
a. Bagi guru penjasorkes merupakan pengetahuan
baru untuk meningkatkan kebugaran jasmani, kesehatan, dan keterampilan gerak
dasar para siswanya, merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani siswa.
b. Bagi
pelatih merupakan pengetahuan untuk menyusun suatu program pelatihan yang lebih
berkualitas sehingga dapat melatih atlet-atletnya untuk berkembang secara
optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
c. Bagi
Pembina olahraga akan menambah alternatif bentuk pelatihan untuk melatih fisik
atlet olahraga bulutangkis.
d. Bagi
penulis dapat dimanfaatkan sebagai kajian ilmiah dan pertimbangan dalam
penelitian selanjutnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pelatihan Fisik
Olahraga Bulutangkis
Permainan bulutangkis
sarat dengan berbagai kemampuan dan keterampilan gerak yang kompleks. Sepintas
lalu dapat diamati bahwa pemain harus melakukan gerakan-gerakan seperti lari
cepat, berhenti dengan tiba-tiba dan segera bergerak lagi, gerak meloncat,
menjangkau, memutar badan dengan cepat, melakukan langkah lebar tanpa pernah
kehilangan keseimbangan tubuh.
Gerakan-gerakan
ini harus dilakukan berulang-ulang dan dalam tempo lama, selama pertandingan
berlangsung. Akibat proses gerakan itu akan menghasilkan “kelelahan”, yang akan
berpengaruh langsung pada kerja jantung, paru-paru, system peredaran darah,
pernapasan, kerja otot, dan persendian tubuh. Karena itu, pebulutangkis sangat
penting memiliki derajat kondisi fisik prima. Melalui proses pelatihan fisik
yang terprogram dengan baik, faktor-faktor tersebut dapat dikuasai. Dengan kata
lain pebulutangkis harus memiliki kualitas kebugaran jasmani yang prima. Ini
akan berdampak positif pada kebugaran mental, psikis, yang akhirnya berpengaruh
langsung pada penampilan teknik bermain.
Itulah
sebabnya pebulutangkis sangat membutuhkan kualitas kekuatan, daya tahan,
fleksibilitas, kecepatan, agilitas, dan koordinasi gerak yang baik. Aspek-aspek
tersebut sangat dibutuhkan agar mampu bergerak dan bereaksi untuk menjelajahi
setiap sudut lapangan selama pertandingan.
2.1.1
Sistem
Pelatihan Fisik Umum
Program dan aplikasi
pelatihan fisik bulutangkis harus dirancang melalui tahapan sebagai berikut:
a.
Persiapan fisik umum yang bertujuan
meningkatkan kemampuan kerja organ tubuh, sehingga memudahkan upaya pembinaan
dan peningkatan semua aspek pelatihan pada tahap berikutnya.
b.
Persiapan fisik khusus bertujuan
meningkatkan kemampuan fisik dan gerak yang lebih baik menuju pertandingan.
c.
Peningkatan kemampuan kualitas gerak
khusus pemain. Pada tahap ini pelatihan bertujuan untuk memahirkan gerakan
kompleks dan harmonis yang dibutuhkan setiap pemain untuk menghadapi
pertandingan.
Cara terbaik untuk mempersiapkan kondisi
fisik umum pemain:
1) Program
latihan Lari
Latihan
lari sangat penting dan baik untuk mengasah kemampuan kerja jantung, paru-paru,
dan kekuatan tungkai. Membiasakan pemain berlatih lari slama 40-60 menit tanpa
berhenti, yang dilakukan 3-4 kali seminggu, sangat baik untuk membina kemampuan
daya tahan aerobik dan kebugaran umum pemain.
2) Program
Latihan Senam
Bentuk-bentuk
latihan senam peregangan untuk seluruh bagian tubuh dan persendian harus
mendapat perhatian. Latihan peregangan hendaknya diselingi gerakan untuk
memperkuat bagian tubuh atas dan bawah yang dilakukan secara bergantian.
3) Program
Latihan Loncat Tali
Latihan
ini sangat baik untuk membina daya tahan, kelincahan kaki, dan kecepatan serta
melatih kemampuan gerak pergelangan tangan lebih lentur dan kuat. Proses
latihan dapat dilakukan dengan loncat satu kaki secara bergantian (seperti lari
biasa), loncat dua kaki, dan masih banyak bentuk variasinya.
4) Program
Latihan Gabungan
Model
atau system pelatihan ini adalah menggunakan berbagai alat bantu seperti
bangku, gawang ukuran kecil, tiang, tongkat, tali, bola dan sebagainya. Tujuan
latihan ini adalah membina dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak
pemain sebagai upaya untuk pengkayaan gerak. Pelatih harus cermat dan terampil
menciptakan rangkaian gerak yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan dalam
permainan bulutangkis, disamping memberikan prioritas pada pembinaan
aspek-aspek kelincahan, kegesitan, dan koordinasi gerak yang memang dibutuhkan
dalam bulutangkis.
5) Latihan
Pemanasan
Banyak
pelatihan kurang memberikan perhatian khusus perihal peranan dan fungsi latihan
pemanasan yang benar dan tepat. Latihan pemanasan yang dikemas dengan benar
akan memberikan pengaruh positif pada proses kerja organ tubuh, mekanisme
peredaran darah, dan pernapasan. Itu semua akan berpengaruh langsung untuk
kerja berat selanjutnya. Disamping itu, sangat penting untuk menghindari
terjadinya berbagai cedera otot, persendian, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya.
Pada umumnya latihan
pemanasan dalam segala jenis cabang olahraga dapat berbentuk :
Ø Lari
jarak pendek yang bervariasi seperti lari sambil angkat paha/lutut, lari
mundur, lari maju kesamping.
Ø Melakukan
gerakan-gerakan senam yang bersifat meregang otot tungkai, paha belakang, paha
depan, lengan, pergelangan kaki, pinggang, otot bahu, dan lain-lain.
Ø Kualitas
peregangan harus dilakukan dengan pelan sampai terasa terjadi proses peregangan
pada bagian otot dan persendian yang dilatih. Hindari melakukan garakan sentak,
yang dapat menyebabkan rasa sakit pada oto atau persendian.
6) Latihan
Pendinginan
Latihan
ini dilakukan setelah program latihan selesai dilaksanakan sebagai upaya agar
bagian otot yang bekerja berat tadi kembali pada posisi rileks dan tidak kaku.
Bentuk latihannya adalah senam dan gerakan meregang. Kualitas latihan meregang,
khususnya untuk otot besar seperti paha belakang dan depan, pinggang, punggung,
otot lengan, bahu, dada, dan berbagai persendian tubuh, harus dicermati betul.
Lakukan gerakan pendinginan ini dengan benar.
2.1.2
Sistem
Pelatihan Khusus
Pelatihan fisik
bulutangkis dituntut untuk memahami dan mengetahui secara spesifik kebutuhan
gerak olahraga ini. Bahkan harus mendalami makna proses kerja otot, system
energy, dan mekanisme gerak yang terjadi dalam permainan bulutangkis. Atas
dasar pengetahuan ini, pelatih akan mampu merancang bentuk-bentuk latihan fisik
secara spesifik, sesuai kebutuhan pemain.
1)
Latihan Daya tahan (Aerobik dan
Anaerobik)
Kemampuan daya tahan
dan stamina dapat dikembangkan melalui kegiatan lari dan gerakan-gerakan lain
yang memiliki nilai aerobic. Biasanya pemain menyenangi latihan bersama selama
40-60 menit dengan kecepatan yang bervariasi. Tujuan latihan ini adalah
meningkatkan kemampuan daya tahan aerobic dan daya tahan otot. Artinya, pemain
dipacu untuk berlari dan bergerak dalam waktu lama dan tidak mengalami
kelelahan yang berarti.
Selanjutnya proses
latihan lari ini ditingkatkan kualitas frekuensi, intensitas, dan kecepatan,
yang akan berpengaruh terjadinya proses anaerobic (stamina) pemain. Artinya,
pemain itu mampu bergerak cepat dalam tempo lama dengan gerakan yang tetap
konsisten dan harmonis.
2)
Latihan Kekuatan
Pemain bulutangkis
sangat membutuhkan aspek kekuatan. Berdasarkan analisis dan cukup dominan
pemain melakukan gerakan-gerakan seperti meloncat ke depan, ke belakang, ke
samping, memukul sambil meloncat, melakukan langkah lebar dengan tiba-tiba.
Semua gerak ini membutuhkan kekuatan otot dengan kualitas gerak yang efisien.
Cara terbaik untuk
meningkatkan kemampuan kekuatan ini adalah berlatih menggunakan beban atau
dengan kata lain latihan beban (weight
training). Sebaiknya sebelum melakukan program latihan beban sesungguhnya,
disarankan agar pemain lebih dulu mengenal berbagai bentuk gerakan seperti:
a.
Mendorong (push up, pull up)
b.
Bangun tidur, angkat kaki
c.
Memperkuat otot punggung, pinggang
d.
Jongkok berdiri untuk membina kekuatan
tungkai dengan loncat-loncat di tempat atau sambil bergerak.
Proses selanjutnya
adalah meningkatkan kualitas geraknya dengan menggunakan beban (weight training) yang sebenarnya.
Dianjurkan untuk tidak melakukan atau berlatih loncat di tempat yang keras
karena akan berdampak terjadinya sakit, cedera pada bagian lutut, dan pinggang.
3) Latihan
Kecepatan
Aspek kecepatan dalam
bulutangkis sangat penting. Pemain harus bergerak dengan cepat untuk menutup
setiap sudut-sudut lapangan sambil menjangkau atau memukul cock dengan cepat. Cara untuk bergerak cepat adalah melatih
kecepatan tungkai/kaki. Aspek kecepatan dalam mengubah arah gerak dengan
tiba-tiba, tanpa kehilangan momen keseimbangan tubuh (agilitas). Bentuk-bentuk
latihannya antara lain:
a.
Lari cepat dalam jarak dekat
b.
Lari bolak-balik, jarak enam meter (shuttle run)
c.
Tingkatkan kualitas latihan dengan
menggunakan beban, rintangan dan lain-lain.
d.
Jongkok-berdiri dan diikuti lari cepat
dalam jarak dekat pula.
4) Latihan
Kelenturan/Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah
komponen kesegaran jasmani yang sangat penting dikuasai oleh setiap pemain
bulutangkis. Dengan karakteristik gerak serba cepat, kuat, luwes namun tetap
bertenaga, pembinaan kelenturan tubuh harus mendapat perhatian khusus.
Latihan fleksibilitas
harus mendapat porsi yang cukup. Orang yang kurang lentur rentan mengalami
cedera di bagian otot dan daerah persendian. Disamping itu, gerakannya
cenderung kaku sehingga banyak menggunakan energy, kurang harmonis, kurang
rileks, dan tidak efisien. Latihan-latihan peregangan dengan kualitas gerakan
yang benar memacu komponen otot dan persendian mengalami peregangan yang
optimal. Oleh karena itu, fleksibilitas ini harus dilatih dengan tekun dan
sistematis.
5)
Model-model latihan fisik dengan
menggunakan alat bantu pelatihan
a.
Latihan dengan bola medisin
Bola
medisin yang beratnya bervariasi antara 1-5 kilogram merupakan alat bantu
pelatihan, antara lain untuk kekuatan dan kecepatan melempar, membina kekuatan
lengan, tungkai, dan kekuatan bagian atas dan bawah tubuh. Bentuk latihan bola
medisin ini antara lain dilakukan dengan melempar ke arah tembok dengan satu
atau dua lengan. Berdiri kira-kira 3-4 meter dari tembok, lalu lempar bola itu
dan segera tangkap bola tersebut sambil lari mundur ke arah garis start, seperti layaknya gerak mundur
dalam permainan bulutangkis.
b. Latihan
loncat tali
Pemain
bulutangkis dianjurkan untuk terampil dan menguasai bentuk latihan bentuk
latihan loncat tali ini. Pengaruh latihan ini sangat membantu untuk membina
kekuatan kaki, pergelangan kaki, daya tahan, koordinasi gerak, dan membantu
peningkatan kualitas gerak pergelangan tangan.
Latihan
loncat tali dirancang dengan system interval antara lain sebagai berikut:
Sesi I: * Sesi H:
1. 3
x 30 detik 1. 5 x 25 detik
2. 5
x 25 detik 2. 7 x 20 detik
3. 7
x 20 detik 3. 5 x 30 detik
4. 3
x 30 detik 4. 3 x 40 detik
Masa istirahat antara
kegiatan adalah 15-20 detik. Tingkatkan latihan ini dengan menambah jumlah
sesi, waktu kegiatan masa istirahat di perpendek. Dalam aplikasi latihan loncat
tali, pelatih harus berperan memberikan motivasi dan pengawasan gerak loncat,
sehingga tujuan latihan tercapai dengan optimal.
c. Latihan
bayangan
Latihan
ini berfungsi untuk meningkatkan kemampuan gerak kaki, kecepatan, serta daya
tahan. Latihan ini dapat dijadikan sebagai program khusus, rutin bagi pemain
agar langkah dan gerakan kaki (footwork)
senantiasa ditingkatkan dan dipelihara terus.
Untuk
meningkatkan kualitas latihan ini, pemain harus menggunakan “jaket pemberat” yang
dibuat khusus untuk itu. Sangat baik untuk membina kualitas dan kecepatan gerak
pemain.
d. Latihan
Loncat bangku
Latihan
ini berfungsi untuk membina kekuatan tungkai, konsentrasi, dan kecepatan gerak
yang dibutuhkan dalam permainan. Bangku atau gawang dibuat dengan berbagai
ukuran tinggi antara lain 40, 50, 70, 80 cm. alat ini berfungsi sebagai
pemberat, rintangan, tantangan, agar pemain terpacu untuk mengatasinya. Proses
kerja “overload” (beban lebih) dengan
menggunakan beban rintangan ini, latihan makin terasa berat bagi pemain. Dalam
pelaksanaan latihan, pelatih harus terampil meletakkan gawang/bangku itu sesuai
dengan tujuan latihan dan kebutuhan pemain.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pelatihan fisik
bulutangkis terdiri dari pelatihan fisik umum dan khusus. Selain melatih fisik,
taktik, strategi dan mental harus juga dilatih agar kualitas penampilan atlet
menjadi baik. Apabila bercita-cita
ingin menjadi pemain bulutangkis elite atau berprestasi, maka harus menguasai
bermacam-macam dasar bermain bulutangkis dengan benar. Oleh karena itu, hanya
dengan modal berlatih tekun, disiplin, terarah dibawah bimbingan pelatih yang
berkualitas baik, dapat menguasai berbagai teknik dasar bermain bulutangkis
secara benar pula.
3.2
Saran
Berdasarkan hasil penulisan
karya ini, hal-hal yang dapat disarankan adalah sebagai berikut:
1. Bagi
pembina olahraga, pelatih olahraga, guru penjasorkes dan atlet serta pelaku
olahraga bulutangkis lainnya, disarankan dapat menggunakan pelatihan fisik
olahraga bulutangkis ini dengan tepat sebagai salah satu alternative pelatihan
dalam meningkatkan prestasi.
2. Bagi
penulis yang ingin melakukan penulisan sejenis disarankan untuk menggunakan
cara yang lebih baik dan metode berbeda.
DAFTAR
PUSTAKA
Ambara, I Kayan Agus Widia. 2009. Handbook Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis.
Singaraja: Undiksha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar