Rabu, 26 November 2014

MAKALAH PELATIHAN ATLET BULUTANGKIS


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Keunggulan dan pencapaian prestasi puncak dalam olahraga bulutangkis, harus melalui proses pelatihan dalam kurun waktu lama. Aspek kontinuitas, aplikasi pelatihan yang sistematis, program pelatihan yang dirancang dengan baik, adanya dukungan sarana pelatihan yang memadai serta terciptanya suasana pelatihan yang menyenangkan, merupakan factor-faktor pendukung yang selama ini tercipta di lembaga bulutangkis Indonesia.
Dalam makalah ini terdapat beberapa contoh dan model suasana pelatihan yang menggambarkan betapa sistem pelatihan harus disikapi, dinikmati, dan disadari oleh peserta latihan sebagai alat/sarana untuk mencapai prestasi puncak. Sejarah perbulutangkisan Indonesia mencatat banyak pemain yang memiliki keterampilan yang baik dan satu dengan yang lainnya saling berbeda. Tipe dan karakteristik serta gaya permainan Rudy Hartono, Lim Swie King, Icuk Sugiarto, Luis Pongoh, Tjun Tjun, Johan Wahyudi, Christian Hadinata, Ade Candra, Tony Gunawan, Candra Wijaya, Iie Sumirat, Ricky Soebagdja, Rexy Mainakai, Minarti Timur, Susi Susanti dan lain-lain, masing-masing kaya dengan varlasi pukulan yang berbeda. Keterampilan itu diperoleh lewat proses pelatihan yang ketat.
“Jangan berpikir tentang hasil akhir yang dicapai, akan tetapi berpikirlah tentang proses latihan yang benar”. Variasi pukulan dalam pembinaan bulutangkis, sarat dengan penampilan gerak yang atraktif, konsentrasi dan keterampilan teknik yang memukau. Maka dari itu mengenai pembinaan olahraga bulutangkis perlu pemahaman serta wawasan yang cukup luas guna perkembangan olahraga bulutangkis dikancah internasinal. Dalam penulisan makalah ini, penulis mengangkat judul  makalah yaitu “Pelatihan Fisik Atlet Olahraga Bulutangkis”.


1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis rumuskan dalam penulisan makalah ini adalah
1.2.1        Bagaimanakah pelatihan fisik pada atlet cabang olahraga bulutangkis?

1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah
1.3.1        Untuk mengetahui pelatihan pada atlet cabang olahraga bulutangkis.

1.4  Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat di peroleh dari penulisan makalah ini adalah :
1.4.1        Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini memberikan informasi dalam bidang ilmu pengetahuan pada umumnya dan dalam bidang ilmu keolahragaan pada khususnya yang berkaitan dengan pelatihan fisik atlet olahraga bulutangkis.
1.4.2        Manfaat Praktis
a.    Bagi guru penjasorkes merupakan pengetahuan baru untuk meningkatkan kebugaran jasmani, kesehatan, dan keterampilan gerak dasar para siswanya, merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani siswa.
b.    Bagi pelatih merupakan pengetahuan untuk menyusun suatu program pelatihan yang lebih berkualitas sehingga dapat melatih atlet-atletnya untuk berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
c.    Bagi Pembina olahraga akan menambah alternatif bentuk pelatihan untuk melatih fisik atlet olahraga bulutangkis.
d.   Bagi penulis dapat dimanfaatkan sebagai kajian ilmiah dan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pelatihan Fisik Olahraga Bulutangkis
Permainan bulutangkis sarat dengan berbagai kemampuan dan keterampilan gerak yang kompleks. Sepintas lalu dapat diamati bahwa pemain harus melakukan gerakan-gerakan seperti lari cepat, berhenti dengan tiba-tiba dan segera bergerak lagi, gerak meloncat, menjangkau, memutar badan dengan cepat, melakukan langkah lebar tanpa pernah kehilangan keseimbangan tubuh.
            Gerakan-gerakan ini harus dilakukan berulang-ulang dan dalam tempo lama, selama pertandingan berlangsung. Akibat proses gerakan itu akan menghasilkan “kelelahan”, yang akan berpengaruh langsung pada kerja jantung, paru-paru, system peredaran darah, pernapasan, kerja otot, dan persendian tubuh. Karena itu, pebulutangkis sangat penting memiliki derajat kondisi fisik prima. Melalui proses pelatihan fisik yang terprogram dengan baik, faktor-faktor tersebut dapat dikuasai. Dengan kata lain pebulutangkis harus memiliki kualitas kebugaran jasmani yang prima. Ini akan berdampak positif pada kebugaran mental, psikis, yang akhirnya berpengaruh langsung pada penampilan teknik bermain.
            Itulah sebabnya pebulutangkis sangat membutuhkan kualitas kekuatan, daya tahan, fleksibilitas, kecepatan, agilitas, dan koordinasi gerak yang baik. Aspek-aspek tersebut sangat dibutuhkan agar mampu bergerak dan bereaksi untuk menjelajahi setiap sudut lapangan selama pertandingan.
2.1.1        Sistem Pelatihan Fisik Umum
Program dan aplikasi pelatihan fisik bulutangkis harus dirancang melalui tahapan sebagai berikut:
a.         Persiapan fisik umum yang bertujuan meningkatkan kemampuan kerja organ tubuh, sehingga memudahkan upaya pembinaan dan peningkatan semua aspek pelatihan pada tahap berikutnya.
b.        Persiapan fisik khusus bertujuan meningkatkan kemampuan fisik dan gerak yang lebih baik menuju pertandingan.
c.         Peningkatan kemampuan kualitas gerak khusus pemain. Pada tahap ini pelatihan bertujuan untuk memahirkan gerakan kompleks dan harmonis yang dibutuhkan setiap pemain untuk menghadapi pertandingan.

Cara terbaik untuk mempersiapkan kondisi fisik umum pemain:
1)   Program latihan Lari
Latihan lari sangat penting dan baik untuk mengasah kemampuan kerja jantung, paru-paru, dan kekuatan tungkai. Membiasakan pemain berlatih lari slama 40-60 menit tanpa berhenti, yang dilakukan 3-4 kali seminggu, sangat baik untuk membina kemampuan daya tahan aerobik dan kebugaran umum pemain.
2)   Program Latihan Senam
Bentuk-bentuk latihan senam peregangan untuk seluruh bagian tubuh dan persendian harus mendapat perhatian. Latihan peregangan hendaknya diselingi gerakan untuk memperkuat bagian tubuh atas dan bawah yang dilakukan secara bergantian.
3)   Program Latihan Loncat Tali
Latihan ini sangat baik untuk membina daya tahan, kelincahan kaki, dan kecepatan serta melatih kemampuan gerak pergelangan tangan lebih lentur dan kuat. Proses latihan dapat dilakukan dengan loncat satu kaki secara bergantian (seperti lari biasa), loncat dua kaki, dan masih banyak bentuk variasinya.
4)   Program Latihan Gabungan
Model atau system pelatihan ini adalah menggunakan berbagai alat bantu seperti bangku, gawang ukuran kecil, tiang, tongkat, tali, bola dan sebagainya. Tujuan latihan ini adalah membina dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak pemain sebagai upaya untuk pengkayaan gerak. Pelatih harus cermat dan terampil menciptakan rangkaian gerak yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan dalam permainan bulutangkis, disamping memberikan prioritas pada pembinaan aspek-aspek kelincahan, kegesitan, dan koordinasi gerak yang memang dibutuhkan dalam bulutangkis.


5)   Latihan Pemanasan
Banyak pelatihan kurang memberikan perhatian khusus perihal peranan dan fungsi latihan pemanasan yang benar dan tepat. Latihan pemanasan yang dikemas dengan benar akan memberikan pengaruh positif pada proses kerja organ tubuh, mekanisme peredaran darah, dan pernapasan. Itu semua akan berpengaruh langsung untuk kerja berat selanjutnya. Disamping itu, sangat penting untuk menghindari terjadinya berbagai cedera otot, persendian, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya.

Pada umumnya latihan pemanasan dalam segala jenis cabang olahraga dapat berbentuk :
Ø Lari jarak pendek yang bervariasi seperti lari sambil angkat paha/lutut, lari mundur, lari maju kesamping.
Ø Melakukan gerakan-gerakan senam yang bersifat meregang otot tungkai, paha belakang, paha depan, lengan, pergelangan kaki, pinggang, otot bahu, dan lain-lain.
Ø Kualitas peregangan harus dilakukan dengan pelan sampai terasa terjadi proses peregangan pada bagian otot dan persendian yang dilatih. Hindari melakukan garakan sentak, yang dapat menyebabkan rasa sakit pada oto atau persendian.

6)   Latihan Pendinginan
Latihan ini dilakukan setelah program latihan selesai dilaksanakan sebagai upaya agar bagian otot yang bekerja berat tadi kembali pada posisi rileks dan tidak kaku. Bentuk latihannya adalah senam dan gerakan meregang. Kualitas latihan meregang, khususnya untuk otot besar seperti paha belakang dan depan, pinggang, punggung, otot lengan, bahu, dada, dan berbagai persendian tubuh, harus dicermati betul. Lakukan gerakan pendinginan ini dengan benar.

2.1.2        Sistem Pelatihan Khusus
Pelatihan fisik bulutangkis dituntut untuk memahami dan mengetahui secara spesifik kebutuhan gerak olahraga ini. Bahkan harus mendalami makna proses kerja otot, system energy, dan mekanisme gerak yang terjadi dalam permainan bulutangkis. Atas dasar pengetahuan ini, pelatih akan mampu merancang bentuk-bentuk latihan fisik secara spesifik, sesuai kebutuhan pemain.
1)        Latihan Daya tahan (Aerobik dan Anaerobik)
Kemampuan daya tahan dan stamina dapat dikembangkan melalui kegiatan lari dan gerakan-gerakan lain yang memiliki nilai aerobic. Biasanya pemain menyenangi latihan bersama selama 40-60 menit dengan kecepatan yang bervariasi. Tujuan latihan ini adalah meningkatkan kemampuan daya tahan aerobic dan daya tahan otot. Artinya, pemain dipacu untuk berlari dan bergerak dalam waktu lama dan tidak mengalami kelelahan yang berarti.
Selanjutnya proses latihan lari ini ditingkatkan kualitas frekuensi, intensitas, dan kecepatan, yang akan berpengaruh terjadinya proses anaerobic (stamina) pemain. Artinya, pemain itu mampu bergerak cepat dalam tempo lama dengan gerakan yang tetap konsisten dan harmonis.
2)        Latihan Kekuatan
Pemain bulutangkis sangat membutuhkan aspek kekuatan. Berdasarkan analisis dan cukup dominan pemain melakukan gerakan-gerakan seperti meloncat ke depan, ke belakang, ke samping, memukul sambil meloncat, melakukan langkah lebar dengan tiba-tiba. Semua gerak ini membutuhkan kekuatan otot dengan kualitas gerak yang efisien.
Cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan kekuatan ini adalah berlatih menggunakan beban atau dengan kata lain latihan beban (weight training). Sebaiknya sebelum melakukan program latihan beban sesungguhnya, disarankan agar pemain lebih dulu mengenal berbagai bentuk gerakan seperti:
a.       Mendorong (push up, pull up)
b.      Bangun tidur, angkat kaki
c.       Memperkuat otot punggung, pinggang
d.      Jongkok berdiri untuk membina kekuatan tungkai dengan loncat-loncat di tempat atau sambil bergerak.
Proses selanjutnya adalah meningkatkan kualitas geraknya dengan menggunakan beban (weight training) yang sebenarnya. Dianjurkan untuk tidak melakukan atau berlatih loncat di tempat yang keras karena akan berdampak terjadinya sakit, cedera pada bagian lutut, dan pinggang.
3)   Latihan Kecepatan
Aspek kecepatan dalam bulutangkis sangat penting. Pemain harus bergerak dengan cepat untuk menutup setiap sudut-sudut lapangan sambil menjangkau atau memukul cock dengan cepat. Cara untuk bergerak cepat adalah melatih kecepatan tungkai/kaki. Aspek kecepatan dalam mengubah arah gerak dengan tiba-tiba, tanpa kehilangan momen keseimbangan tubuh (agilitas). Bentuk-bentuk latihannya antara lain:
a.       Lari cepat dalam jarak dekat
b.      Lari bolak-balik, jarak enam meter (shuttle run)
c.       Tingkatkan kualitas latihan dengan menggunakan beban, rintangan dan lain-lain.
d.      Jongkok-berdiri dan diikuti lari cepat dalam jarak dekat pula.

4)   Latihan Kelenturan/Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah komponen kesegaran jasmani yang sangat penting dikuasai oleh setiap pemain bulutangkis. Dengan karakteristik gerak serba cepat, kuat, luwes namun tetap bertenaga, pembinaan kelenturan tubuh harus mendapat perhatian khusus.
Latihan fleksibilitas harus mendapat porsi yang cukup. Orang yang kurang lentur rentan mengalami cedera di bagian otot dan daerah persendian. Disamping itu, gerakannya cenderung kaku sehingga banyak menggunakan energy, kurang harmonis, kurang rileks, dan tidak efisien. Latihan-latihan peregangan dengan kualitas gerakan yang benar memacu komponen otot dan persendian mengalami peregangan yang optimal. Oleh karena itu, fleksibilitas ini harus dilatih dengan tekun dan sistematis.
5)        Model-model latihan fisik dengan menggunakan alat bantu pelatihan
a.         Latihan dengan bola medisin
Bola medisin yang beratnya bervariasi antara 1-5 kilogram merupakan alat bantu pelatihan, antara lain untuk kekuatan dan kecepatan melempar, membina kekuatan lengan, tungkai, dan kekuatan bagian atas dan bawah tubuh. Bentuk latihan bola medisin ini antara lain dilakukan dengan melempar ke arah tembok dengan satu atau dua lengan. Berdiri kira-kira 3-4 meter dari tembok, lalu lempar bola itu dan segera tangkap bola tersebut sambil lari mundur ke arah garis start, seperti layaknya gerak mundur dalam permainan bulutangkis.
b.    Latihan loncat tali
Pemain bulutangkis dianjurkan untuk terampil dan menguasai bentuk latihan bentuk latihan loncat tali ini. Pengaruh latihan ini sangat membantu untuk membina kekuatan kaki, pergelangan kaki, daya tahan, koordinasi gerak, dan membantu peningkatan kualitas gerak pergelangan tangan.
Latihan loncat tali dirancang dengan system interval antara lain sebagai berikut:
Sesi I: * Sesi H:
1.    3 x 30 detik 1. 5 x 25 detik
2.    5 x 25 detik 2. 7 x 20 detik
3.    7 x 20 detik 3. 5 x 30 detik
4.    3 x 30 detik 4. 3 x 40 detik
Masa istirahat antara kegiatan adalah 15-20 detik. Tingkatkan latihan ini dengan menambah jumlah sesi, waktu kegiatan masa istirahat di perpendek. Dalam aplikasi latihan loncat tali, pelatih harus berperan memberikan motivasi dan pengawasan gerak loncat, sehingga tujuan latihan tercapai dengan optimal.
c.    Latihan bayangan
Latihan ini berfungsi untuk meningkatkan kemampuan gerak kaki, kecepatan, serta daya tahan. Latihan ini dapat dijadikan sebagai program khusus, rutin bagi pemain agar langkah dan gerakan kaki (footwork) senantiasa ditingkatkan dan dipelihara terus.
Untuk meningkatkan kualitas latihan ini, pemain harus menggunakan “jaket pemberat” yang dibuat khusus untuk itu. Sangat baik untuk membina kualitas dan kecepatan gerak pemain.
d.   Latihan Loncat bangku
Latihan ini berfungsi untuk membina kekuatan tungkai, konsentrasi, dan kecepatan gerak yang dibutuhkan dalam permainan. Bangku atau gawang dibuat dengan berbagai ukuran tinggi antara lain 40, 50, 70, 80 cm. alat ini berfungsi sebagai pemberat, rintangan, tantangan, agar pemain terpacu untuk mengatasinya. Proses kerja “overload” (beban lebih) dengan menggunakan beban rintangan ini, latihan makin terasa berat bagi pemain. Dalam pelaksanaan latihan, pelatih harus terampil meletakkan gawang/bangku itu sesuai dengan tujuan latihan dan kebutuhan pemain.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Pelatihan fisik bulutangkis terdiri dari pelatihan fisik umum dan khusus. Selain melatih fisik, taktik, strategi dan mental harus juga dilatih agar kualitas penampilan atlet menjadi baik. Apabila bercita-cita ingin menjadi pemain bulutangkis elite atau berprestasi, maka harus menguasai bermacam-macam dasar bermain bulutangkis dengan benar. Oleh karena itu, hanya dengan modal berlatih tekun, disiplin, terarah dibawah bimbingan pelatih yang berkualitas baik, dapat menguasai berbagai teknik dasar bermain bulutangkis secara benar pula.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil penulisan karya ini, hal-hal yang dapat disarankan adalah sebagai berikut:
1.    Bagi pembina olahraga, pelatih olahraga, guru penjasorkes dan atlet serta pelaku olahraga bulutangkis lainnya, disarankan dapat menggunakan pelatihan fisik olahraga bulutangkis ini dengan tepat sebagai salah satu alternative pelatihan dalam meningkatkan prestasi.
2.    Bagi penulis yang ingin melakukan penulisan sejenis disarankan untuk menggunakan cara yang lebih baik dan metode berbeda.


DAFTAR PUSTAKA

Ambara, I Kayan Agus Widia. 2009. Handbook Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis. Singaraja: Undiksha


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Olahraga Senam, Akuatik, Beladiri dan Pendidikan Kesehatan

TUGAS AKHIR M6 : Aktivitas Olahraga Senam, Akuatik, Beladiri dan Pendidikan Kesehatan Tugas 1 Senam 1.       Buatlah uraian 3 gerakan ...