Rabu, 26 November 2014

MAKALAH ISTILAH UMUM GANGGUAN MENTAL


MAKALAH
ISTILAH UMUM GANGGUAN MENTAL 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG 
      Istilah “kesehatan mental” diambil dari konsep mental hygiene. Kata “mental” diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahas latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Kesehatan mental merupakan bagian dari psikologi agama, terus berkembang dengan pesat. jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental. Sedangkan yang dimaksud Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial).
     Mental yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh Stressor (Penyebab terjadinya stres) orang yang memiliki mental sehat berarti mampu menahan diri dari tekanan-tekanan yang datang dari dirinya sendiri dan lingkungannya. Noto Soedirdjo, menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang memiliki kesehatan mental adalah Memiliki kemampuan diri untuk bertahan dari tekanan-tekanan yang datang dari lingkungannya. Sedangkan menurut Clausen Karentanan (Susceptibility) Keberadaan seseorang terhadap stressor berbeda-beda karena faktor genetic, proses belajar dan budaya yang ada dilingkungannya, juga intensitas stressor yang diterima oleh seseorang dengan orang lain juga berbeda.
Orang yang memiliki kesehatan mental yang baik sekalipun tidak bisabebas dari kecemasan dan perasaan bersalah. Dia tetap mengalami kecemasan danperasaan bersalah tetapi tidak dikuasai oleh kecemasan dan perasaan bersalah itu.Ia sanggup menghadapi masalah-masalah biasa dengan penuh keyakinan diri dandapat memecahkan masalah-masalah tersebut tanpa adanya gangguan yang hebatpada struktur dirinya.Dengan kata lain, meskipun ia tidak bebas dari konflik dan emosinya tidak selalu stabil, namun ia dapat mempertahankan harga dirinya. Keadaan yangdemikian justru berkebalikan dengan apa yang terjadi pada orang yang mengalamikesehatan mental yang buruk.Mengingat semakin pesatnya usaha pembangunan, modernisasi danindustrialisasi yang mengakibatkan semakin kompleknya masyarakat, makabanyak muncul masalah-masalah sosial dan gangguan/disorder mental di kota-kota besar. Makin banyaklah warga masyarakat yang tidak mampu melakukanpenyesuaian diri dengan cepat terhadap macam-macam perubahan sosial. Merekaitu mengalami banyak frustasi, konflik-konflik terbuka/eksternal dan internal,ketegangan batin dan menderita gangguan mental.Salah satu klasifikasi gangguan mental yaitu retardasi mental atau biasakita sebut dengan tunagrahita. Tunagrahita adalah adalah istilah yang digunakanuntuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah ratarata. Tunagrahita adalah kata lain dari cacat mental. Anak Tunagrahita memilikiketerbatasan dalam hal berfikir, kemampuan berfikir rendah, perhatian dan dayaingatnya rendah, suka berfikir abstrak serta kurang mampu berfikir logis. Perlu pembelajaran tingkah laku, pencegahan yang dimulai secara dini untuk mendapatkan hasil yang dituju oleh manusia. Untuk menelusurinya diperlukan keterbukaan psikis manusia ataupun suatu penelitian secara langsung atau tidak langsung pada manusia yang menderita gangguan jiwa. Pada dasarnya untuk mencapai manusia dalam segala hal diperlukan psikis yang sehat. Sehingga dapat berjalan menurut tujuan manusia itu diciptakan secara normal.


1.2  RUMUSAN MASALAH
1.    Apakah yang di maksud dengan hysteria dan apa saja gejala-gejalanya?
2.    Apakah yang di maksud dengan psikosomatisme?
3.    Apa perbedaan obsesi dengan kompulsi?
4.    Apakah yang dimaksud dengan fobia?

1.3  TUJUAN
1.    Untuk mengetahui pengertian hysteria dan gejala-gejalanya
2.    Untuk mengetahui pengertian dari psikosomatisme
3.    Untuk mengetahui perbedaan antara obsesi dan kompulasi
4.    Untuk mengetahui pengertian dari fobia

4.3  MANFAAT
1.      Untuk mengetahui manfaat hysteria beserta gejala-gejalanya.
2.      Untuk mengetahui manfaat dari psikosomatisme
3.      Untuk mengetahui manfaat antara obsesi dan kompulasi
4.      Untuk mengetahui manfaat dari fobia


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian hysteria dan gejala-gejalanya
Gangguan jiwa yang sudah lama di kenal sejak dulu ialah hysteria. Pada permulan orang menyangka bahwa yang dihinggapi penyakit ini hanya kaum wanita. Akan tetapi kemudian pendapat itu berudah setelah Freud menemukan bahwa laki-laki pun dapat dihinggapi penyakit ini. Seperti gangguan jiwa lainnya hysteria  juga terjadi akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi kesukaran-kesukaran, tekanan perasaan, kegelisahan, kecemasan, dan pertentangan batin. Dalam menghadapi kesukaran ia tidak mampu menghadapinya dengan cara yang wajar, lalu melepaskan tanggung jawab dan lari secara tidak sadar kepada gejala-gejala hysteria.
1.Lumpuh
Lumpuhnya salah satu anggota fisik, akibat tekanan atau pertentangan batin yang tidak dapat diatasi. Biasanya penderita menggunakan gejala ini secara tidak sadar untuk membela diri dan untuk mengatasi kesukaran-kesukaran yang dihadapinya. Biasanya gejala lumpuh itu terjadi tiba-tiba dan penderita sebelum itu tidak merasa apa-apa.
Contoh :
Di waktu perang, seorang anggota militer tiba-tiba mengalami lumpuh pada jari telunjuknya (tidak bis digerakkan) diwaktu ia berhadapan dengan musuh. Pada waktu dioperasi ternyata tidak terdapat apa-apa pada jarinya tersebut. Dari penelitian selanjutnya terbukti bahwa kelumpuhan telunjuk itu adalah akibat dari perasan bimbang waktu ia akan menembak musuhnya. Ia bimbang antara menembak (matinya musuh) dengan tak ingin menembaknya. Akhirnya kelumpuhan jarinya itu menolongnya dalam mengatasi problemnya.
2.      Kram otot
Disebabkan pula oleh tekanan perasaan, yang sering kali terjadi pada penulis yang mencari penghidupan dengan tulisan-tulisannya. Apalagi ia mengalami bahwa tulisannya tidak banyak mendapat sambutan dari orang, ia kadang-kadang dihinggapi oleh cramp pada jari-jarinya waktu menulis. Tapi untuk mengerjakan pekerjaan lain jari-jarinya masih dapat digunakan. Cramp hysteria banyak pula terjadi pada pemain biola, juru tik, tukang jam, pegawai kantor telephone. Penyakit  ini terjadi karena kegelisahan dan kecemasan yang dirasakannya akibat kebosanan menghadapi pekerjaan-pekerjaan itu.

3.      Kejang
Seluruh badan terasa kaku, tidak sadar akan diri, kadang-kadang sangat keras, disertai dengan teriakan-teriakan dan keluhan-keluhan, tapi tidak mengeluarkan air mata. Kejang-kejang ini biasa terjadi pada siang hari selama beberapa menit saja, tapi mungkin juga sampai beberapa hari lamanya. Diantara tanda-tanda kejang hysteria adalah dalam pandangan matanya terlihat kebingungan. Setelah kejadian itu biasanya penderita kebingungan, tidak mau berbicara atau menjawab pertanyaan-pertanyaan. Biasanya serangan ini terjadi karena serangan emosi yang sangat menekan, seperti rasa tersinggung, tertekan perasaan, penyesalan, sedih dan sebagainya. Orang yang terserang biasanya memegang atau menarik apa yang dapat ia capai. Sebaiknya orang yang diserang kejang hysteria itu ditinggalkan saja sebagaiamana adanya. 
Contoh :
Seorang calon mahasiswi berusia 20 tahun sedang menjalakan masa prabakti. Ketika apel tengah hari dengan kawan-kawannya tiba-tiba ia jatuh pingsan. Teman-teman bingung dan berusaha menolongnya, tetapi tak berhasil. Setelah  akhirnya dia sadar, si gadis memandang sekelilingnya dengan mata kebingungan, dan ia minta gado-gado. Kawan-kawannya semakin bingung. Setelah penelitian, terbukti bahwa si gadis dengan ibu tirinya yang sangat membatasi kebebasan dan belanjanya. Waktu masa prabakti ia merasa sangat sedih, karena memerlukan uang jajan lebih banyak, tetapi takut memintanya pada orang tuanya. Ketika ia merasa lapar ia teringat akan kesusahan sehari-hari yang selalu dialaminya di rumah dan terlihatlah gejala-gejala itu.
Banyak ditemukan contoh-contoh seperti itu yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Orang tiba-tiba pingsan, tegang dan kaku badannya, yang disangkanya sakit ayan,sawan atau kena guna-guna. Padahal gejala ini adalah akibat dari rasa tertekan dan kegelisahan yang terlalu hebat.

4.      Suara kecil atau tidak dapat bersuara
Mutism  itu ada dua macam, pertama tak sanggup berbicara dengan keras dan kedua tak mampu berbicara sama sekali. Hilangnya kemampuan untuk berbicara itu bukan disebabkan oleh kerusakan pada alat-alat percakapan seperti lidah, kerongkongan, pernapasan dan sebagainya. Alat-alat itu masih dapat melakukan fungsinya, tetapi orang tidak dapat berbicara. Biasanya  gejala ini terjadi akibat tekanan perasaan, kecemasan, putus asa, merasa hina, gagal dan sebagainya. Demikian besarnya pertentangan batin sehingga menyebabkan lidah menjadi lumpuh.

2.2 Psikosomatisme
Gangguan psikosomatik adalah gangguan jiwa yang dimanifestasikan pada gangguan susunan saraf vegetatif yang sebagian besar disebabkan oleh permusuhan,depresi, dan kecemasan dalam berbagai proporsi. Gangguan ini menggambarkan interaksi yang erat antara jiwa (psycho) dan badan (soma). Ada istilah lain yang digunakan untuk menjelaskan gangguan psikosomatik, yaitu gangguan psikofisiologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi medis (yaitu gangguan psikosomatik ), menyatakan bahwa factor psikologis secara merugikan mempengaruhi kondisi medis seseorang dalam salah satu dari bermacam –macam cara. Factor – factor tersebut mempengaruhi perjalanan kondisi medis umum, dimana ditunjukkan oleh hubungan temporal yang erat antara faktor psikologis dengan perkembangan atau eksaserbasi dari atau pemulihan yang lambat dari kondisi umum.
B.  Penyebab Gangguan Psikosomatik
 Pada umumnya pasien dengan gangguan psikosomatik sangat meyakini bahwa sumber sakitnya benar-benar berasal dari organ-organ dalam tubuh. Pada praktik klinik sehari-hari, pemberi pelayanan kesehatan seringkali dihadapkan pada permintaan pasien dan keluarganya untuk melakukan pemeriksaan laboratorium dan pencitraan (rontgen). Biasanya penderita datang kepada dokter dengan keluhan-keluhan, tetapi tidak didapatkan penyakit atau diagnosis tertentu, namun selalu disertai dengan keluhan dan masalah. Pada 239 penderita dengan gangguan psikogenik Streckter telah menganalisis gejala yang paling sering didapati yaitu 89% terlalu memperhatikan gejala-gejala pada badannya dan 45% merasa kecemasan, oleh karena itu pada pasien psikosomatis perlu ditanyakan beberapa faktor yaitu:
-  Faktor sosial dan ekonomi, kepuasan dalam pekerjaan, kesukaran ekonomi, pekerjaan yang tidak tentu, hubungan dengan dengan keluarga dan orang lain, minatnya, pekerjaan yang terburu-buru, kurang istirahat.
-  Faktor perkawinan, perselisihan, perceraian dan kekecewaan dalam hubungan seksual, anak-anak yang nakal dan menyusahkan.
-  Faktor kesehatan, penyakit-penyakit yang menahun, pernah masuk rumah sakit, pernah dioperasi, adiksi terhadap obat-obatan, tembakau.
-  Faktor psikologik, stres psikologik, keadaan jiwa waktu dioperasi, waktu penyakit berat, status didalam keluarga dan stres yang timbul.
Permusuhan, depresi, dan kecemasan dalam berbagai proporsi adalah akar dari sebagian besar gangguan psikosomatik, factor predisposisi yang menyebabkan terjadinya gangguan psikosomatik berdasarkan teori – teori utama psikosomatik adalah sebagai berikut :
1. Teori Psikososial
Individu – individu memperlihatkan respon – respon psikologis spesifik untuk emosi – emosi tertentu. Sebagai contoh, dalam berespon terhadap emosi marah, seorang individu mungkin mengalami vasokontriksi perifer, yang menghasilkan suatu peningkatan tekanan darah. Dengan emosi yang sama, pada individu yang lain mungkin menimbulkan respon vasodilatasi serebral yang dimanifestasikan dengan suatu sakit kepala migraine.
2. Teori Biologis
Kelainan psikofisiologis terjadi saat tubuh terpajan pada stress yang berkepanjangan, sehingga menghasilkan sejumlah pengaruh fisiologis di bawah control langsung dari aksis hipofisis adrenal. Kecenderungan genetic mempengaruhi system organic yang akan dipengaruhi dan menentukan jenis kelainan psikosomatik yang akan berkembang dalam diri seorang individu.
3. Teori Dinamika Keluarga
Kecenderungan dari individu – individu yang merupakan anggota keluarga dari suatu system keluarga yang disfungsional, dimana menggunakan masalah – masalah psikofisiologis untuk menutupi konflik – konflik interpersonal. Ansietas dalam suatu situasi keluarga disfungsional dipindahkan dari konflik yang terjadi terhadap individu yang sakit.
Ansietas menurun, konflik dihindari dan individu tersebut menerima penghargaan
yang positif untuk gejala – gejala yang dialaminya. Situasi tersebut tampaknya lebih nyaman, tapi masalah yang sesungguhnya tetap belum terpecahkan. penyebab timbulnya gangguan psikosomatik yaitu karena : 
Penyakit organik dahulu
Penyakit organi yang dulu pernah di derita dapat menimbulkan predisposisi untuk timbulnya gangguan psikosomatik pada bagian tubuh yang pernah sakit itu. Misalnya pernah ada trauma kepala sehingga menderita sakit kepala sesudahnya, lalu kelak bila terjadi suatu konflik, maka mungkin timbul lagi sakit kepala; dulu menderita disentri, lalu kemudian dalam emosi tertentu timbullah keluhan pada saluran pencernaan.
Identifikasi dengan seseorang yang sakit
Penderita itu sangat merasakan penyakit orang lain yang secara tidak sadar di identifikasinya. Misalnya sering sakit perut sesudah usus buntu anaknya dioperasi ; istri mengeluh tentang pernafasan sesudah suaminya meninggal dunia karena TBC paru – paru ; sering sakit kepala waktu saudaranya di rawat di rumah sakit karena meningo – ensefalitis
Tradisi dan adat istiadat
Tradisi keluarga dapat mengarahkan emosi kepada fungsi tertentu. Misalnya, bila menu diet terlalu diperhatikan maka mungkin nanti sering mengeluh tentang lambung; bila sering ditaku takuti tentang hal – hal seksual, dan konflik tidak dapat diselesaikan dengan baik, maka timbul impotensi, ejakulasi, prekok atau dismenore
Emosi yang menjelma secara simbolik elementer
Suatu emosi menjelma secara simbolik elementer menjadi sustu gangguan fisik tertentu. Misalnya bila seseorang cemas, maka timbul keluhan pada jantung; rasa benci menimbulkan rasa ingin muntah; emosi atau afek yang salah terhadap kesucian dapat menimbulkan impotensi atau frigiditas
Kepercayaan dan anggapan masyarakat
Dapat ditentukan juga oleh kebiasaan, anggapan dan kepercayaan masyarakat disekitarnya. Misalnya, anggapan bahwa klimakterium menyebabkan wanita yang mengalaminya sakit, maka seorang wanita yang mengalami klimakterium dan berada disekitar masyarakat dengan anggapan seperti itu akan mengeluh sakit. Mudah atau sukarnya suatu gangguan psikosomatik tergantung sebagian besar pada kematangan kepribadian individu, berat dan lamanya konflik pada kejiwaan. Konflik pada kejiwaan yang berlangsung lama, terus menerus dan tanpa penyelesaian akan menimbulkan ketegangan pada jiwa serta perasaan tidak nyaman
C.  Pengelompokan Gangguan Psikosomatik
penderita di dalam kelompok gangguan psikosomatik menderita gangguan psikosomatik klasik seperti ulkus peptikum dan colitis ulseratif. Dalam proses penyakit tersebut, ditemukan faktor emosional tertentu.
Penderita gangguan psikosomatik secara umum dibagi menjadi 3 golongan, yakni :
1. Mengeluh tentang badannya, tetapi tidak terdapat penyakit badaniyah yang dapat menyebabkan keluhan – keluhan atau tidak di temukan kelainan organic
2. Terdapat kelainan organic, tetapi yang utama menyebabkannya ialah factor psikologik
3. Terdapat kelainan organic, tetapi terdapat juga gejala – gejala lain yang timbul bukan sebeb penyakit organic tersebut, akan tetapi karena factor psikologik ; factor psikologik ini mungkin timbul disebabkan penyakit organic tadi, misalnya kecemasan. Gangguan psikosomatik dapat timbul bukan saja pada orang yang berkepribadian atau emosi labil, tapi juga pada orang dengan emosi stabil, ataupun pada orang dengan gangguan kepribadian dan pada orang dengan psikosa.
D. Gejala – gejala gangguan psikosomatik
Gejala – gejala gangguan psikosomatik merupakan gejala – gejala yang biasa dkenal dengan fungsi faaliah, hanya saja secara berlebihan.gejala – gejala ini biasanya hanya dirasakan pada satu organ tubuh saja, tetapi kadang – kadang juga berturut – turut atau serentak beberapa organtubuh terganggu. Keluhan yang disampaikan penderita gangguan psikosomatik biasanya keluhan fisik, sangat jarang yang mengeluh tentang kecemasan, depresi dan ketegangannya. Para penderita psikosomatik, umumnya mengeluhkan gangguan yang berkaitan dengan sistem organ, seperti :
1.      Kardio-vaskuler: keluhan jantung berdebar-debar, cepat lelah
2.      Gastro-intestinal: keluhan ulu hati nyeri, mencret kronis
3.      Respiratorlus: keluhan sesak napas, asma
4.      Dermatologi: keluhan gatal, eksim
5.      Muskulo-skeletal: keluhan encok, pegal, kejang
6.      Endokrinologl: keluhan hipertiroidi, hipotiroidi, dismenorea
7.      Urogenital: kehuhan masih ngompoh, gangguan gairah seks
8.      Serebro vaskuler: keluhan pusing, sering lupa, sukar konsentrasi, kejang epilepsi.

Selain itu, masalah kejiwaan yang menyertainya yaitu gejala anxietas dan gejala depresi.
Ciri-ciri Psikosomatis ditandai dengan adanya keluhan fisik yang beragam, antara lain seperti :
 1.      Pegal-pegal
2.      Nyeri di bagian tubuh tertentu
3.      Mual,muntah, kembung dan perut tidak enak
4.       Sendawa
5.       Kulit gatal, kesemutan, mati rasa
6.       Sakit kepala
7.       Nyeri bagian dada,punggung dan tulang belakang
       Keluhan itu biasanya sering terjadi dan terus berulang serta berganti-ganti atau berpindah-pindah tempat, dirasa sangat menganggu dan tidak wajar sehingga harus sering periksa ke dokter.

D. PENANGANAN PSIKOSOMATIS
     Pengobatan gangguan psikosomatik pada dasarnya harus dilakukan dengan beberapa cara dengan mempertimbangkan pengobatan somatis (berorientasi pada organ tubuh yang mengalami gangguan), pengobatan secara psikologis (psikoterapi dan sosioterapi) serta psikofarmakoterapi (penggunaan obat-obatan yang berhubungan dengan psikologi). Metode mana yang kemudian dipilih oleh dokter sangat tergantung pada jenis kasus dan faktor-faktor yang terkait dengannya.
          Pada kasus tahap awal, biasanya pengobatan hanya ditujukan kepada faktor somatis (fisik). Hal ini dapat menyebabkan penyakit timbul kembali dan yang lebih parah akan menurunkan kepercayaan pasien akan kemungkinan penyakitnya sembuh yang sebenarnya akan memperparah kelainan psikosomatiknya sendiri. Akan tetapi memang agak sulit untuk membedakannya dengan gangguan psikosomatis sehingga baru dapat dibedakan bila kejadiannya telah berulang. Disinilah perlunya psikoterapi sebagai pendamping terapi somatik. Perlu dipertimbangkan penggunaan psikofarmaka (obat-obat yang biasa digunakan dalam bidang psikologi) karena mungkin gangguan psikologis yang diderita berhubungan dengan kondisi kimiawi di otak yang mengalami ketidakseimbangan. Dewasa ini therapy dengan menggunakan metode Hipnosis sudah mulai dapat diterima di beberapa kalangan medis. HIPNOSIS dan hipnoterapi dari hari ke hari kian banyak “penggemarnya”. Bahkan, tak hanya orang dewasa yang menjalani terapi tersebut untuk membantu penyembuhan berbagai penyakit, tetapi juga anak-anak yang mempunyai kesulitan belajar di sekolahnya. Hipnoterapi memang merupakan salah satu cara yang sangat mudah, cepat, efektif, dan efisien dalam menjangkau pikiran bawah sadar, melakukan reedukasi, dan menyembuhkan pikiran yang sakit.

E. Pencegahan Gangguan Psikosomatik 
     Pencegahan adalah suatu bentuk pelayanan yang akan membantu pasien dankeluarga untuk menurunkan factor resiko terhadap penyakit. ada beberapastrategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi stress, yakni :
1. Membangun kebiasaan baru. Misalnya, seorang ibu yang memutuskanberhenti bekerja untuk mengurus anaknya, yang akhirnya merasa bosan tidakada kegiatan ketika anak – anaknya dewasa
2. Menghindari perubahan yaitu upaya yang dilakukan untuk tidak melakukanperubahan yang tidak perlu atau dapat ditunda
3. Menyediakan waktu yaitu menyediakan waktu tertentu atau membatasi waktuuntuk memfokuskan diri beradaptasi dengan stressor.
4. Pengelolaan waktu. Hal ini berguna untuk seseorang yang tidak dapatmengerjakan berbagai hal dalam waktu yang bersamaan
5. Modifikasi lingkungan
6. Katakan ‘tidak’. Hal ini merupakan salah satu cara lain mengurangikecemasan, atau perasaan tidak menyenangkan.
7. Mengurangi respon fisiologis terhadap stress seperti latihan teratur,
memperbaiki nutrisi dan diet, istirahat, meningkatkan respon perilaku danemosi terhadap stress, memanfaatkan system pendukung (keluarga danteman), meningkatkan harga diri.

2.3  Perbedaan antara obsesi dan kompulasi
Obsesi merupakan gejala neuroso jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
Contoh :
Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat terpikir olehnya ada kawan yang ingin menjatuhkannya. Pikiran itu tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi. Apalagi setelah ia merugi.
Kompulasi Ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali
Contoh :
keinginan untuk mengambil barang (mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat baginya, dan andaikata ingin membeli, mampu juga dia (kleptomania)
keinginan minum-minuman keras, orang itu bukan pemabuk, tetapi bila dilanda pikiran atau perasaan kecewa keinginan minumnya tak dapat dibendung

2.4 Fobia
Phobia adalah istilah klinis yang digunakan untuk menggambarkan rasa takut yang irasional dan terus-menerus dari benda-benda tertentu, situasi, kegiatan, atau orang-orang. Ketakutan ini di luar kendali seseorang dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Fobia milik kelompok besar masalah mental yang dikenal sebagai gangguan kecemasan, kondisi lain yang termasuk dalam kelompok ini adalah obsesif kompulsif, gangguan panik, dan pasca gangguan stres traumatis. Ada banyak bentuk fobia, dan mereka bisa menjadi takut pada sesuatu tertentu seperti terbang atau ketakutan sosial yang dapat menyebabkan individu-individu tertentu merasa cemas dalam situasi sosial. Contoh lain dari gangguan ini mungkin melibatkan takut hewan-hewan kecil, ruang tertutup, dan ular. Ini biasanya dimulai di rumah dan terus berlanjut menjadi dewasa. Beberapa dari kondisi ini jika tidak diobati dapat menghambat perkembangan seseorang. Peneliti kesehatan percaya bahwa bentuk-bentuk umum dari fobia mungkin termasuk yang berikut: Arachnofobia-takut laba-laba. Ophidiophobia-ketakutan ular Acrophobia-takut ketinggian Agoraphobia-ketakutan jika keadaan di mana melarikan diri sulit. Ini mungkin termasuk daerah ramai atau ruang terbuka. Cynophobia-takut anjingAstraphobia-ketakutan guntur dan petir Trypanophobia-ketakutan suntikan Sosial fobia-takut situasi sosial Pteromerhanophobia-takut terbang Mysophobia-ketakutan kuman atau kotoran Penyebab fobia belum ditentukan oleh para ahli kesehatan, tetapi penelitian menunjukkan bahwa terjadinya kondisi ini bisa menjadi interaksi yang kompleks dari gen dan lingkungan. Beberapa menyarankan bahwa hal itu disebabkan oleh sebuah peristiwa traumatis awal seperti gigitan anjing, terjebak dalam ruang tertutup, atau dipermalukan di depan umum. Hipersensitif individu dapat merespon secara berbeda terhadap stres karena reaksi kimia yang unik di otak. Orang-orang ini mungkin juga sensitif terhadap kafein karena zat ini memicu respon otak kimia tertentu. Gejala fobia mungkin termasuk yang berikut: Takut objek tertentu, situasi, atau kegiatan. Sering merasa stres atau ketika dekat objek, aktivitas situasi, atau.Serangan panic Menghindari objek, situasi, atau aktivitas yang sering dilakukan. Ketakutan dan stres sering menghambat aktivitas normal seperti belajar atau bekerja. Pengobatan untuk fobia mungkin berbeda dari satu orang ke orang lain. Bahkan, kondisi ini dianggap sebagai salah satu masalah yang paling dapat diobati kesehatan mental. Kebanyakan pasien diobati dapat terus hidup normal. Individu yang memiliki fobia tertentu yang mudah untuk menghindari dan tidak mengganggu kegiatan sehari-hari mereka tidak mungkin memerlukan bantuan profesional. Namun ketika kondisi ini mengganggu aktivitas seseorang atau rutinitas sehari-hari, spesialis kesehatan biasanya akan mendorong orang fobia untuk menjalani kombinasi psikoterapi dan pengobatan. Antidepresan juga dapat mengurangi rasa takut dan panik dan terbukti efektif dalam banyak kasus. Obat anti-kecemasan juga dapat membantu tetapi pasien dapat mengembangkan ketergantungan pada obat-obat ini. Sebuah hubungan yang mendukung dengan profesional kesehatan, anggota keluarga, dan teman-teman sangat penting dalam mengobati fobia. Dalam banyak jenis fobia, beberapa gejala mungkin lega dengan mengambil diet sehat dan aktivitas fisik, termasuk dalam gaya hidup seseorang. Menghilangkan kafein, mengurangi alkohol, olahraga teratur, dan mengurangi stres sangat penting dalam mengurangi gejala fobia tertentu

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Yang dimaksud dengan kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala - gejala gangguan jiwa serta mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain maupun dengan masyarakat dimana seseorang itu berada dan bisa mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin untuk mewujudkan suatu keharmonisan yang sungguh - sungguh antara fungsi - fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem - problem biasa yang terjadi, dan merasakan secara positif kebahagian dan kemampuan dirinya sendiri

3.2 SARAN
Kesehatan mental merupakan faktor terpenting untuk menjalankan kehidupan manusia secara normal. Psikis manusia jika tidak dijaga akan menimbulkan suatu gangguan jiwa yang lambat laun dibiarkan akan menjadi suatu beban yang berat bagi penderitanya. Di antara gangguan jiwa meliputi Somatofarm, kelainan kepribadian, Psikoseksual, gangguan penggunaan zat-zat dan gangguan kecemasan dan sebagainya, yang dari gangguan jiwa itu disebabkan karena ada faktor yang mempengaruhinya meliputi factor internal dan eksternal, juga dapat disebabkan karena pengalaman awal, proses pembelajaran, dan kebutuhan. Dengan adanya gangguan jiwa karena pengaruh tersebut dibutuhkan terapi penyembuhan sampai manusia dinyatakan benar-benar sehat baik jasmani maupun psikisnya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Olahraga Senam, Akuatik, Beladiri dan Pendidikan Kesehatan

TUGAS AKHIR M6 : Aktivitas Olahraga Senam, Akuatik, Beladiri dan Pendidikan Kesehatan Tugas 1 Senam 1.       Buatlah uraian 3 gerakan ...