PROFESIONAL PJOK
TUGAS M1 KB 3 : Keterampilan
Gerak
1. Tuliskan
pengertian gerak lokomotor dan berikan contohnya serta jelaskan!
2. Jelaskan
3 klasifikasi keterampilan gerak beserta pengelompokannya masing-masing.
3. Faktor
apa saja yang mempengaruhi keterampilan dalam proses belajar gerak? Sertakan
satu contohnya.
4. Tuliskan
karakteristik peserta didik sekolah menengah atas laki-laki dan perempuan.
JAWABAN
1.
Gerak
dasar lokomotor merupakan salah satu domain dari gerak dasar fundamental (fundamental
basic movement), di samping gerak dasar non-lokomotor dan gerak dasar
manipulatif. Gerak dasar lokomotor diartikan sebagai gerakan atau keterampilan
yang menyebabkan tubuh berpindah tempat, sehingga dibuktikan dengan adanya
perpindahan tubuh (traveling) dari satu titik ke titik lain.
Gerakan-gerakan tersebut merentang dari gerak yang sifatnya sangat alamiah
mendasar seperti merangkak, berjalan, berlari, dan melompat, hingga ke gerakan
yang sudah berupa keterampilan khusus seperti meroda, guling depan, hingga
handspring dan back-handspring. Berikut penjelasan salah satu contoh gerak
lokomotor berlari.
Gerak Dasar Berlari
Berlari adalah pergerakan kaki yang cepat secara bergantian,
pada saat yang sekejap, kedua kaki meninggalkan bumi sebelum salah satu kaki
segera bertumpu kembali. Berlari dibedakan dari yang cepat (sprint) hingga yang
pelan. Tubuh, walaupun berbeda tingkatnya sesuai kecepatan, harus sedikit
condong ke depan. Lutut dibengkokkan dan diangkat, kedua lengan berayun depan
dan belakang dari bahu, dan siku bengkok. Selama tahapan awal berlari (umur 2
tahun), seorang anak akan menghasilkan keseimbangan yang tidak stabil. Anak
membuat gerakan kaki yang berlebihan, khususnya lutut dari kaki yang mengayun
mengarah keluar kemudian berputar ke depan dalam persiapan untuk fase bertumpu.
Aksi lutut ini dibarengi oleh kaki yang jarinya mengarah keluar. Gerakan yang
berlebihan ini secara bertahap menghilang ketika tungkai anak menjadi lebih
panjang dan lebih kuat.
Sebagian besar anak sekolah dapat berlari pada kecepatan
relatif tinggi dan dengan mudah dapat mengubah arah larinya. Tahapan pola lari
yang sudah matang akan menunjukkan hal-hal esensial berikut ini:
a) Tubuh
memelihara sedikit kecondongan ke depan selama pola melangkah.
b) Kedua
lengan mengayun dengan sudut yang luas dan disinkronkan secara berlawanan
dengan ayunan kaki.
c) Kaki
yang menumpu kontak dengan tanah hampir rata dan dekat di bawah titik berat
tubuh.
d) Lutut
dari kaki yang bertumpu sedikit bengkok setelah kaki tersebut membuat kontak
dengan tanah.
e) Pelurusan
dari kaki yang bertumpu pada bagian panggul, lutut, dan pergelangan kaki
mendorong tubuh ke depan dan ke atas ke arah fase melayang.
f) Lutut
yang mengayun bergerak ke depan dengan cepat pada angkatan lutut tinggi, dan
secara bersamaan kaki yang lebih rendah membengkok, membawa tumit dekat ke
pantat.
2. Klasifikasi Keterampilan gerak
Pengklasifikasian keterampilan gerak dapat dibuat berdasarkan
beberapa sudut pandang, berikut ini disajikan beberapa klasifikasi keterampilan
gerak:
1)
Berdasarkan kecermatan gerak
2)
Perbedaan titik awal dan titik
akhir
3)
Stabilitas lingkungan
Uraian
mengenai tiap klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Klasifikasi berdasarkan
kecermatan gerakan
Ketererampilan gerak dapat
dikaji berdasarkan kecermatan pelaksanaannya. Kecermatan pelaksanaan gerakan
dapat ditentukan antara lain oleh jenis otot-otot yang terlibat. Ada gerakan
yang melibatkan otot-otot besar dan jenis otot-otot halus. Berdasarkan
kecermatan gerakan atau jenis otot-otot yang terlibat, keterampilan gerak dapat
dikategorikan menjadi 2 yaitu:
a)
Keterampilan gerak agal (gross
motor skills)
Keterampilan
gerak agal adalah gerakan yang dalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot besar
sebagai basis utama gerakan, contohnya antara lain keterampilan gerak loncat
tinggi dan lempar lembing. Pada keterampilan gerak
agal diperlukan keterlibatan bagian-bagian tubuh secara keseluruhan, sedang
pada keterampilan gerak halus hanya melibatkan sebagian dari anggota badan yang
digerakan oleh otot-otot halus.
b)
Keterampilan gerak halus (fine motor skills)
Keterampilan gerak halus adalah gerakan yang dalam pelaksanaannya
melibatkan otot-otot halus sebagai basis utama gerakan. contohnya antara lain
adalah keterampilan gerak menarik pelatuk senapan dan pelepasan busur dalam
memanah.
2)
Klasifikasi berdasarkan
perbedaan titik awal dan titik akhir
Apabila diperlukan, gerakan
keterampilan ada yang dengan mudah dapat diketahui bagian awal dan bagian akhir
dari gerakannya, tetapi ada juga yang susah diketahui. Dengan karakteristik
seperti itu, keterampilan gerak dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu:
a)
Keterampilan gerak
diskret (discrete motor skill)
Keterampilan gerak diskret adalah keterampilan gerak di mana dalam
pelaksanaannya dapat dibedakan secara jelas titik awal dan titik akhir dari
gerakan. Contohnya adalah gerakan berguling kedepan satu kali. titik awal
gerakan adalah pada saat pelaku berjongkok dan meletakan kedua telapak tangan
dan tengkuknya ke matras, sedangkan titik akhirnya adalah pada saat pelaku
sudah dalam keadaan jongkok kembali.
b) Keterampilan gerak serial (serial motor skill)
Keterampilan gerak serial adalah keterampilan gerak diskret yang
dilakukan beberapa kali secara berlanjut. Contohnya gerakan berguling ke depan
beberapa kali.
c)
Keterampilan gerak
kontinyu (continuous motor skill)
Keterampilan
gerak kontinyu adalah keterampilan gerak yang tidak dapat dengan mudah ditandai
titik awal dan akhir dari gerakannya. Contohnya adalah keterampilann gerak
bermain tenis atau permainan olahraga lainnya. Di sini titik awal dan akhir
tidak mudah untuk diketahui karena merupakan rangkaian dari bermacan-macam
rangkaian gerakan. Pada keterampilan gerak kontinyu,
untuk melaksanakannya lebih dipengaruhi oleh kemamuan sipelaku dan nstimulus
eksternal. dibandingkan dengan pengaruh bentuk gerakannya sendiri. Misalnya
pada saat menggiring bola, yang menentukan adalah keadaan bola dan maunya si
pelaku untuk menggiringnya, sedang bentuk gerakkannya sendiri dapat
berubah-ubah atau tidak berpaku pada bentuk gerakan tertentu yang baku.
3)
Klasifikasi berdasarkan
stabilitas lingkungan
Di dalam melakukan suatu
gerakan keterampilan, ada kalanya pelaku menghadapi kondisi lingkunagn yang
tidak berubah-ubah ada kalanya berubah-ubah. Berdasarkan keadaan kondisi
lingkungan seperti itu, gerakan nketerampilan dapat dikategorikan menjadi 2
yaitu:
a)
Ketrampilan tertutup (clossed
skill)
Keterampilan tertutup adalah keterampilan gerak dimana
pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah, dan stimulus
gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku sendiri. Contohnya adalah dalam
melakukan gerakan mengguling pada senam lantai, dalam gerakanj ini pelaku
memulainya setelah siap untuk melakukannya, adan bergerak berdasarkan apa yang
direncanakannya.
b)
Ketrampilan Terbuka (open
skill)
Keterampilan terbuka adalah keterampilan gerak dimana dalam
pelaksanaannya terjadai pada konsisi lingkungan yang berubah- ubah, dan pelaku
bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari lingkungannya. Perubahan
kondisi lingkungan dapat bersifat temporal dan bisa bersifat spesial. Contohnya
adalah dalam melakukan gerakan memukul bola yang dilambungkan. Dalam gerakan
ini pelaku memukul bola dengan menyesuaikan dengan kondisi bolanya agar
pukulanya mengena. Pelaku dipaksa untuk mengamati kecepatan, arah, an jarak
bola; kemudian menyesuaikan pukulanya.
3.
Faktor
yang mempengaruhi keterampilan dalam proses belajar gerak.
Keberhasilanan pencapaian suatu
keterampilan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut secara umum
dibedakan menjadi tiga hal utama, yaitu : (1) Proses Belajar Mengajar, (2)
Pribadi, dan (3) Faktor situasional (lingkungan). Ketiga faktor inilah yang
diyakini telah menjadi penentu utama mencapai keberhasilan dalam mempelajari
keterampilan.
1.
Faktor Proses Belajar (Learning Process)
Hakikat
dari proses belajar sebenarnya berkaitan langsung dengan isu sentral yang
menjadi perhatian atau hakikat pembelajaran. Proses belajar yang baik tentunya
harus mendukung upaya menjelmakan pembelajaran pada setiap pesertanya. Dengan
memahami berbagai teori belajar, akan memberi jalan kepada kita tentang
bagaimana pembelajaran bisa dijelmakan, yang intisari dari adanya kegiatan
pembelajaran adalah terjadinya perubahan dalam pengetahuan dan perilaku
individu peserta pembelajaran. Dalam hal pembelajaran gerak proses belajar yang
harus diciptakan adalah yang dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang
digariskan oleh teori belajar yang diyakini kebenarannya serta dipilih
berdasarkan nilai manfaatnya. Berbagai tanda serta langkah yang bias
menimbulkan perubahan dalam perilaku peserta didik ketika sedang belajar gerak
harus diupayakannya. Di pihak lain, teori-teori belajar mengarahkan kita pada pemahaman
tentang mode yang efektif ; apakah suatu materi pembelajaran cocok disampaikan
dengan menggunakan metode keseluruhan versus bagian mode, metode distribusi,
versus padat, metode drill versus problem sloving, atau metode pengajaran
terprogram, kesemuanya merupakan poin-poin yang akan mengarahkan pada
pencapaian keterampilan.
2.
Faktor Pribadi (Personal Faktor)
Setiap
orang (pribadi) merupakan individu yang berbeda-beda, baik dalam hal fisik,
mental emosional, maupun kemampuan-kemampuan. Ada ungkapan yang sering didengar
dlam kehidupan sehari-hari bahwa si A berbakat besar dalam tenis, si B berbakat
dalam olahraga individu, dsb. Demikia juga gika mendengar bahwa seorang anak
lebih cepat menguasai suatu keterampilan, sedangkan anak yang lain memrlukan
waktu yang lebih lama. Kesemua itu tidak lain merupakan individu-individu yang
memiliki ciri, kemampuan, minat, kecenderungan, serta bakat yang berbeda-beda.
Dengan mengakui adanya perbedaan-perbedaan tersebut di ata pada siswa yang mempelajari
gerak, maka kita mengherankan pula bahwa kesuksesan seseorang dalam menguasai
sebuah keterampilan gerak banyak juga ditentukan oleh ciri-ciri atau kemampuan
dan bakat dari orang yang bersangkutan. Semakin baik kemampuan san bakat anak
dalam keterampilan tertentu, maka akan semakin mudahlah ia untuk menguasai
keterampilan yang dimaksud. Ini semua membuktikan bahwa factor pribadi
merupakan sesuatu yang mempengaruhi penguasaan keterampilan. Pertanyaan berikut
yang harus dikemukakan dalam masalah prbadi ini adalah, faktor-faktor pribadi
apakah yang bias mempengaruhi penguasaan keterampilan? Singer mengidentifikasi
sekitar 12 faktor pribadi yang sangat berhubungan dengan upaya pencapaian
keterampilan, faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
a) Ketajaman
indra, yaitu kemampuan indra untuk mengenal tampilan rangsang secara akurat.
b) Persepsi,
yaitu kemampuan untuk membuat arti dari situasi yang berlangsung.
c) Intelegansi,
yaitu kemampuan untuk menganalisis dan memecahkan masalah serta membuat
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan penampilan gerak.
d) Ukuran
fisik, adanya tingkat yag ideal dari ukuran tubuh yang diperlukan untuk sukses
dalam cabng olahraga tertentu
e) Pengalaman
masa lalu, yaitu keluasan dan kualita pengalaman masa lalu yang berhubungan dengan
situasi dan tugas gerak yang dipelajari saat ini.
f) Kesanggupan,
terdiri dari kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang dikembangkan secara
memadai untuk menyelesaikan tugas dan situasi yang dipelajari saat ini.
g) Emosi,
yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mengontrol peraan secara tepat sebelum
dan pada saat melaksanakan tugas.
h) Motivasi,
merupakan semangat dalam tingkat optimal untuk menguasi keterampilan yang
dipelajari.
i) Sikap,
yaitu adanya minat dalam mempelajari dan memberi nilai pada kegiatan yang
sedang dilakukan.
j) Faktor-faktor
kepribadian lainnya, hadirnya sifat yang ektrim seperti agresivitas, kebutuhan
beravfilasi, atau prilaku lain yang dapat dimanfaatkan, tergantung situasi yang
terjadi
k) Jenis
kelamin, yaitu pengaruh komposisi tubuh, pengalaman, factor budaya pada
pelaksanaan kegiatan dan keinginan untuk beprestasi.
l) Usia,
yaitu pengaruh usia kronologis dan kematangan pada kesiapan dan kemampuan untuk
mempelajari dan menampilkan tugas tertentu.
3.
Faktor Situasional (Situational faktor)
Faktor
situasional sesungguhnya dapat mempengaruhi kondisi pembelajaran adalah lebih
tertuju pada keadaan lingkungan. Yang termasuk ke dalam hal ini seperti ; tipe
tugas yang diberikan, perlatan yang digunakan termasuk media belajar, serta
kondisi dimana pembelajaran itu dilaksanakan. Semua factor tersebut dapat
mempengaruhi proses pembelajaran serta pribadi anak serta salaing memberi
pengruh dan dukungan satu sama lainnya atau sebaliknya. Penggunaan peralatan
serta media belajar, baik secara langsung atau tidak langsung tentulah
berpengaruh pada minat dan kesungguhan peserta didik
dalam proses belajar. Sehingga pada akhirnya juga akan mempengaruhi
keberhasilan peserta didik dalam menguasai keterampilan yang sedang dipelajari.
4. Karakteristik peserta didik sekolah
menengah atas laki-laki dan perempuan.
Kemampuan fisik berkaitan
dengan keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan
yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otak. Pada masa remaja terjadi
perubahan fisik secara dramatis atau sering disebut dengan (growth spurt) yaitu percepatan
pertumbuhan, dimana terjadi perubahan dan percepatan pertumbuhan diseluruh
bagian dan dimensi fisik. Masa SMA yang memiliki rentan usia 15-18 tahun bisa
dikatakan merupakan masa peralihan seseorang dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa atau yang lebih sering kita kenal dengan istilah masa remaja. Masa
remaja merupakan suatu tahap transisi menuju ke status yang lebih tinggi yaitu
status sebagai orang dewasa. Berdasarkan teori perkembangan, masa remaja adalah
masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan
fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian.
Perkembangan
Karakteristik Seksual
Terdapat
perbedaan tanda-tanda dalam perkembangan seksual pada remaja. Tanda-tanda
perkembangan seksual pada anak laki-laki diantaranya alat reproduksi spermanya
mulai berproduksi, ia mengalami masa mimpi yang pertama, yang tanpa sadar
mengeluarkan sperma. Sedangkan pada anak perempuan, bila rahimnya sudah bisa
dibuahi karena ia sudah mendapatkan menstruasi yang pertama.
Terdapat ciri
lain pada anak laki-laki maupun perempuan. Pada laki-laki pada lehernya
menonjol buah jakun yang bisa membuat nada suaranya pecah; didaerah wajah,
ketiak, dan di sekitar kemaluannya mulai tumbuh bulu-bulu atau rambut; kulit
menjadi lebih kasar, tidak jernih, warnanya pucat dan pori-porinya meluas. Pada
anak perempuan, diwajahnya mulai tumbuh jerawat, hal ini dikarenakan produksi
hormon dalam tubuhnya meningkat. Pinggul membesar bertambah lebar dan bulat
akibat dari membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak bawah kulit.
Payudara membesar dan rambut tumbuh di daerah ketiak dan sekitar kemaluan.
Suara menjadi lebih penuh dan merdu. Pada saat seorang anak memasuki masa
pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri ataupun
perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang
sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan
untuk ber-reproduksi.
Anak
laki-laki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya
yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan
berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia
remaja.
Perkembangan
Karakteristik dalam Kehidupan Sosial
Salah satu pola hubungan sosial remaja
diwujudkan dengan membentuk satu kelompok. Remaja dalam kehidupan sosial sangat
tertarik pada kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orang tua dinomorduakan,
sedangkan kelompoknya dinomorsatukan. Contohnya, apabila seorang remaja
dihadapkan pada suatu pilihan untuk mengikuti acara keluarga dan berkumpul
dengan teman-teman, maka dia akan lebih memilih untuk pergi
dengan teman-teman.Pola hubungan sosial remaja lain adalah dimulainya
rasa tertarik pada lawan jenisnya dan mulai mengenal istilah pacaran. Jika
dalam hal ini orang tua kurang mengerti dan melarangnya maka akan menimbulkan
masalah sehingga remaja cenderung akan bersikap tertutup pada orang tua mereka.
Anak perempuan secara biologis dan karakter lebih cepat matang daripada anak
laki-laki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar