Kamis, 16 Agustus 2018

KETERAMPILAN GERAK


PROFESIONAL PJOK
TUGAS M1 KB 3 : Keterampilan Gerak
1.      Tuliskan pengertian gerak lokomotor dan berikan contohnya serta jelaskan!
2.      Jelaskan 3 klasifikasi keterampilan gerak beserta pengelompokannya masing-masing.
3.      Faktor apa saja yang mempengaruhi keterampilan dalam proses belajar gerak? Sertakan satu contohnya.
4.      Tuliskan karakteristik peserta didik sekolah menengah atas laki-laki dan perempuan.

JAWABAN

1.       Gerak dasar lokomotor merupakan salah satu domain dari gerak dasar fundamental (fundamental basic movement), di samping gerak dasar non-lokomotor dan gerak dasar manipulatif. Gerak dasar lokomotor diartikan sebagai gerakan atau keterampilan yang menyebabkan tubuh berpindah tempat, sehingga dibuktikan dengan adanya perpindahan tubuh (traveling) dari satu titik ke titik lain. Gerakan-gerakan tersebut merentang dari gerak yang sifatnya sangat alamiah mendasar seperti merangkak, berjalan, berlari, dan melompat, hingga ke gerakan yang sudah berupa keterampilan khusus seperti meroda, guling depan, hingga handspring dan back-handspring. Berikut penjelasan salah satu contoh gerak lokomotor berlari.
Gerak Dasar Berlari
Berlari adalah pergerakan kaki yang cepat secara bergantian, pada saat yang sekejap, kedua kaki meninggalkan bumi sebelum salah satu kaki segera bertumpu kembali. Berlari dibedakan dari yang cepat (sprint) hingga yang pelan. Tubuh, walaupun berbeda tingkatnya sesuai kecepatan, harus sedikit condong ke depan. Lutut dibengkokkan dan diangkat, kedua lengan berayun depan dan belakang dari bahu, dan siku bengkok. Selama tahapan awal berlari (umur 2 tahun), seorang anak akan menghasilkan keseimbangan yang tidak stabil. Anak membuat gerakan kaki yang berlebihan, khususnya lutut dari kaki yang mengayun mengarah keluar kemudian berputar ke depan dalam persiapan untuk fase bertumpu. Aksi lutut ini dibarengi oleh kaki yang jarinya mengarah keluar. Gerakan yang berlebihan ini secara bertahap menghilang ketika tungkai anak menjadi lebih panjang dan lebih kuat.  
Sebagian besar anak sekolah dapat berlari pada kecepatan relatif tinggi dan dengan mudah dapat mengubah arah larinya. Tahapan pola lari yang sudah matang akan menunjukkan hal-hal esensial berikut ini:
a)      Tubuh memelihara sedikit kecondongan ke depan selama pola melangkah.
b)      Kedua lengan mengayun dengan sudut yang luas dan disinkronkan secara berlawanan dengan ayunan kaki.
c)      Kaki yang menumpu kontak dengan tanah hampir rata dan dekat di bawah titik berat tubuh.
d)      Lutut dari kaki yang bertumpu sedikit bengkok setelah kaki tersebut membuat kontak dengan tanah.
e)      Pelurusan dari kaki yang bertumpu pada bagian panggul, lutut, dan pergelangan kaki mendorong tubuh ke depan dan ke atas ke arah fase melayang.
f)       Lutut yang mengayun bergerak ke depan dengan cepat pada angkatan lutut tinggi, dan secara bersamaan kaki yang lebih rendah membengkok, membawa tumit dekat ke pantat.

2.      Klasifikasi Keterampilan gerak
Pengklasifikasian keterampilan gerak dapat dibuat berdasarkan beberapa sudut pandang, berikut ini disajikan beberapa klasifikasi keterampilan gerak:
1)      Berdasarkan kecermatan gerak
2)      Perbedaan titik awal dan titik akhir
3)      Stabilitas lingkungan
Uraian mengenai tiap klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:  
1)      Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerakan
Ketererampilan gerak dapat dikaji berdasarkan kecermatan pelaksanaannya. Kecermatan pelaksanaan gerakan dapat ditentukan antara lain oleh jenis otot-otot yang terlibat. Ada gerakan yang melibatkan otot-otot besar dan jenis otot-otot halus. Berdasarkan kecermatan gerakan atau jenis otot-otot yang terlibat, keterampilan gerak dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu:
a)      Keterampilan gerak agal (gross motor skills)
Keterampilan gerak agal adalah gerakan yang dalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot besar sebagai basis utama gerakan, contohnya antara lain keterampilan gerak loncat tinggi dan lempar lembing. Pada keterampilan gerak agal diperlukan keterlibatan bagian-bagian tubuh secara keseluruhan, sedang pada keterampilan gerak halus hanya melibatkan sebagian dari anggota badan yang digerakan oleh otot-otot halus.
b)      Keterampilan gerak halus (fine motor skills)
Keterampilan gerak halus adalah gerakan yang dalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot halus sebagai basis utama gerakan. contohnya antara lain adalah keterampilan gerak menarik pelatuk senapan dan pelepasan busur dalam memanah.

2)      Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal dan titik akhir
Apabila diperlukan, gerakan keterampilan ada yang dengan mudah dapat diketahui bagian awal dan bagian akhir dari gerakannya, tetapi ada juga yang susah diketahui. Dengan karakteristik seperti itu, keterampilan gerak dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu:
a)      Keterampilan gerak diskret (discrete motor skill)
Keterampilan gerak diskret adalah keterampilan gerak di mana dalam pelaksanaannya dapat dibedakan secara jelas titik awal dan titik akhir dari gerakan. Contohnya adalah gerakan berguling kedepan satu kali. titik awal gerakan adalah pada saat pelaku berjongkok dan meletakan kedua telapak tangan dan tengkuknya ke matras, sedangkan titik akhirnya adalah pada saat pelaku sudah dalam keadaan jongkok kembali.
b)     Keterampilan gerak serial (serial motor skill)
Keterampilan gerak serial adalah keterampilan gerak diskret yang dilakukan beberapa kali secara berlanjut. Contohnya gerakan berguling ke depan beberapa kali.
c)      Keterampilan gerak kontinyu (continuous motor skill)
Keterampilan gerak kontinyu adalah keterampilan gerak yang tidak dapat dengan mudah ditandai titik awal dan akhir dari gerakannya. Contohnya adalah keterampilann gerak bermain tenis atau permainan olahraga lainnya. Di sini titik awal dan akhir tidak mudah untuk diketahui karena merupakan rangkaian dari bermacan-macam rangkaian gerakan. Pada keterampilan gerak kontinyu, untuk melaksanakannya lebih dipengaruhi oleh kemamuan sipelaku dan nstimulus eksternal. dibandingkan dengan pengaruh bentuk gerakannya sendiri. Misalnya pada saat menggiring bola, yang menentukan adalah keadaan bola dan maunya si pelaku untuk menggiringnya, sedang bentuk gerakkannya sendiri dapat berubah-ubah atau tidak berpaku pada bentuk gerakan tertentu yang baku.

3)      Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan
Di dalam melakukan suatu gerakan keterampilan, ada kalanya pelaku menghadapi kondisi lingkunagn yang tidak berubah-ubah ada kalanya berubah-ubah. Berdasarkan keadaan kondisi lingkungan seperti itu, gerakan nketerampilan dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu:
a)      Ketrampilan tertutup (clossed skill)
Keterampilan tertutup adalah keterampilan gerak dimana pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah, dan stimulus gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku sendiri. Contohnya adalah dalam melakukan gerakan mengguling pada senam lantai, dalam gerakanj ini pelaku memulainya setelah siap untuk melakukannya, adan bergerak berdasarkan apa yang direncanakannya.
b)     Ketrampilan Terbuka (open skill)
Keterampilan terbuka adalah keterampilan gerak dimana dalam pelaksanaannya terjadai pada konsisi lingkungan yang berubah- ubah, dan pelaku bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari lingkungannya. Perubahan kondisi lingkungan dapat bersifat temporal dan bisa bersifat spesial. Contohnya adalah dalam melakukan gerakan memukul bola yang dilambungkan. Dalam gerakan ini pelaku memukul bola dengan menyesuaikan dengan kondisi bolanya agar pukulanya mengena. Pelaku dipaksa untuk mengamati kecepatan, arah, an jarak bola; kemudian menyesuaikan pukulanya.

3.      Faktor yang mempengaruhi keterampilan dalam proses belajar gerak.
Keberhasilanan pencapaian suatu keterampilan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut secara umum dibedakan menjadi tiga hal utama, yaitu : (1) Proses Belajar Mengajar, (2) Pribadi, dan (3) Faktor situasional (lingkungan). Ketiga faktor inilah yang diyakini telah menjadi penentu utama mencapai keberhasilan dalam mempelajari keterampilan.
1.      Faktor Proses Belajar (Learning Process)
Hakikat dari proses belajar sebenarnya berkaitan langsung dengan isu sentral yang menjadi perhatian atau hakikat pembelajaran. Proses belajar yang baik tentunya harus mendukung upaya menjelmakan pembelajaran pada setiap pesertanya. Dengan memahami berbagai teori belajar, akan memberi jalan kepada kita tentang bagaimana pembelajaran bisa dijelmakan, yang intisari dari adanya kegiatan pembelajaran adalah terjadinya perubahan dalam pengetahuan dan perilaku individu peserta pembelajaran. Dalam hal pembelajaran gerak proses belajar yang harus diciptakan adalah yang dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang digariskan oleh teori belajar yang diyakini kebenarannya serta dipilih berdasarkan nilai manfaatnya. Berbagai tanda serta langkah yang bias menimbulkan perubahan dalam perilaku peserta didik ketika sedang belajar gerak harus diupayakannya. Di pihak lain, teori-teori belajar mengarahkan kita pada pemahaman tentang mode yang efektif ; apakah suatu materi pembelajaran cocok disampaikan dengan menggunakan metode keseluruhan versus bagian mode, metode distribusi, versus padat, metode drill versus problem sloving, atau metode pengajaran terprogram, kesemuanya merupakan poin-poin yang akan mengarahkan pada pencapaian keterampilan.
2.      Faktor Pribadi (Personal Faktor)
Setiap orang (pribadi) merupakan individu yang berbeda-beda, baik dalam hal fisik, mental emosional, maupun kemampuan-kemampuan. Ada ungkapan yang sering didengar dlam kehidupan sehari-hari bahwa si A berbakat besar dalam tenis, si B berbakat dalam olahraga individu, dsb. Demikia juga gika mendengar bahwa seorang anak lebih cepat menguasai suatu keterampilan, sedangkan anak yang lain memrlukan waktu yang lebih lama. Kesemua itu tidak lain merupakan individu-individu yang memiliki ciri, kemampuan, minat, kecenderungan, serta bakat yang berbeda-beda. Dengan mengakui adanya perbedaan-perbedaan tersebut di ata pada siswa yang mempelajari gerak, maka kita mengherankan pula bahwa kesuksesan seseorang dalam menguasai sebuah keterampilan gerak banyak juga ditentukan oleh ciri-ciri atau kemampuan dan bakat dari orang yang bersangkutan. Semakin baik kemampuan san bakat anak dalam keterampilan tertentu, maka akan semakin mudahlah ia untuk menguasai keterampilan yang dimaksud. Ini semua membuktikan bahwa factor pribadi merupakan sesuatu yang mempengaruhi penguasaan keterampilan. Pertanyaan berikut yang harus dikemukakan dalam masalah prbadi ini adalah, faktor-faktor pribadi apakah yang bias mempengaruhi penguasaan keterampilan? Singer mengidentifikasi sekitar 12 faktor pribadi yang sangat berhubungan dengan upaya pencapaian keterampilan, faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
a)      Ketajaman indra, yaitu kemampuan indra untuk mengenal tampilan rangsang secara akurat.
b)      Persepsi, yaitu kemampuan untuk membuat arti dari situasi yang berlangsung.
c)      Intelegansi, yaitu kemampuan untuk menganalisis dan memecahkan masalah serta membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan penampilan gerak.
d)      Ukuran fisik, adanya tingkat yag ideal dari ukuran tubuh yang diperlukan untuk sukses dalam cabng olahraga tertentu
e)      Pengalaman masa lalu, yaitu keluasan dan kualita pengalaman masa lalu yang berhubungan dengan situasi dan tugas gerak yang dipelajari saat ini.
f)       Kesanggupan, terdiri dari kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang dikembangkan secara memadai untuk menyelesaikan tugas dan situasi yang dipelajari saat ini.
g)      Emosi, yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mengontrol peraan secara tepat sebelum dan pada saat melaksanakan tugas.
h)      Motivasi, merupakan semangat dalam tingkat optimal untuk menguasi keterampilan yang dipelajari.
i)       Sikap, yaitu adanya minat dalam mempelajari dan memberi nilai pada kegiatan yang sedang dilakukan.
j)       Faktor-faktor kepribadian lainnya, hadirnya sifat yang ektrim seperti agresivitas, kebutuhan beravfilasi, atau prilaku lain yang dapat dimanfaatkan, tergantung situasi yang terjadi
k)      Jenis kelamin, yaitu pengaruh komposisi tubuh, pengalaman, factor budaya pada pelaksanaan kegiatan dan keinginan untuk beprestasi.
l)       Usia, yaitu pengaruh usia kronologis dan kematangan pada kesiapan dan kemampuan untuk mempelajari dan menampilkan tugas tertentu.
3.      Faktor Situasional (Situational faktor)
Faktor situasional sesungguhnya dapat mempengaruhi kondisi pembelajaran adalah lebih tertuju pada keadaan lingkungan. Yang termasuk ke dalam hal ini seperti ; tipe tugas yang diberikan, perlatan yang digunakan termasuk media belajar, serta kondisi dimana pembelajaran itu dilaksanakan. Semua factor tersebut dapat mempengaruhi proses pembelajaran serta pribadi anak serta salaing memberi pengruh dan dukungan satu sama lainnya atau sebaliknya. Penggunaan peralatan serta media belajar, baik secara langsung atau tidak langsung tentulah berpengaruh pada minat dan kesungguhan peserta didik dalam proses belajar. Sehingga pada akhirnya juga akan mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam menguasai keterampilan yang sedang dipelajari.


4.      Karakteristik peserta didik sekolah menengah atas laki-laki dan perempuan.
Kemampuan fisik berkaitan dengan keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otak. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik secara dramatis atau sering disebut dengan (growth spurt) yaitu percepatan pertumbuhan, dimana terjadi perubahan dan percepatan pertumbuhan diseluruh bagian dan dimensi fisik. Masa SMA yang memiliki rentan usia 15-18 tahun bisa dikatakan merupakan masa peralihan seseorang dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa atau yang lebih sering kita kenal dengan istilah masa remaja. Masa remaja merupakan suatu tahap transisi menuju ke status yang lebih tinggi yaitu status sebagai orang dewasa. Berdasarkan teori perkembangan, masa remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian.
Perkembangan Karakteristik Seksual
Terdapat perbedaan tanda-tanda dalam perkembangan seksual pada remaja. Tanda-tanda perkembangan seksual pada anak laki-laki diantaranya alat reproduksi spermanya mulai berproduksi, ia mengalami masa mimpi yang pertama, yang tanpa sadar mengeluarkan sperma. Sedangkan pada anak perempuan, bila rahimnya sudah bisa dibuahi karena ia sudah mendapatkan menstruasi yang pertama.
Terdapat ciri lain pada anak laki-laki maupun perempuan. Pada laki-laki pada lehernya menonjol buah jakun yang bisa membuat nada suaranya pecah; didaerah wajah, ketiak, dan di sekitar kemaluannya mulai tumbuh bulu-bulu atau rambut; kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, warnanya pucat dan pori-porinya meluas. Pada anak perempuan, diwajahnya mulai tumbuh jerawat, hal ini dikarenakan produksi hormon dalam tubuhnya meningkat. Pinggul membesar bertambah lebar dan bulat akibat dari membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak bawah kulit. Payudara membesar dan rambut tumbuh di daerah ketiak dan sekitar kemaluan. Suara menjadi lebih penuh dan merdu. Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri ataupun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi.
Anak laki-laki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.


Perkembangan Karakteristik dalam Kehidupan Sosial
Salah satu pola hubungan sosial remaja diwujudkan dengan membentuk satu kelompok. Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik pada kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orang tua dinomorduakan, sedangkan kelompoknya dinomorsatukan. Contohnya, apabila seorang remaja dihadapkan pada suatu pilihan untuk mengikuti acara keluarga dan berkumpul dengan teman-teman, maka dia akan lebih memilih untuk pergi dengan teman-teman.Pola hubungan sosial remaja lain adalah dimulainya rasa tertarik pada lawan jenisnya dan mulai mengenal istilah pacaran. Jika dalam hal ini orang tua kurang mengerti dan melarangnya maka akan menimbulkan masalah sehingga remaja cenderung akan bersikap tertutup pada orang tua mereka. Anak perempuan secara biologis dan karakter lebih cepat matang daripada anak laki-laki.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Olahraga Senam, Akuatik, Beladiri dan Pendidikan Kesehatan

TUGAS AKHIR M6 : Aktivitas Olahraga Senam, Akuatik, Beladiri dan Pendidikan Kesehatan Tugas 1 Senam 1.       Buatlah uraian 3 gerakan ...