PROFESIONAL
TUGAS M1 KB 2 : Belajar
Motorik
1.
Sebutkan ada
berapa macam gerak dasar, jelaskan dan berikan contohnya.
2.
Jelaskan apakah yang dimaksud dengan klasifikasi
gerak berdasarkan kecermatan gerak.
3.
Bagaimana langkah-langkah dalam menyusun sebuah
program permbelajaran gerak?
JAWABAN
1. Macam-macam pola gerak dasar yaitu
1) Keterampilan Lokomotor (Locomotor skills)
Keterampilan lokomotor
didefinisikan sebagai keterampilan berpindahnya individu dari satu empat ke
tempat yang lain. Sebagian besar keterampilan lokomotor berkembang dari hasil
dari tingkat kematangan tertentu, namun latihan dan pengalaman juga penting
untuk mencapai kecakapan yang matang. Keterampilan lokomotor misalnya berlari
cepat, mencongklang, meluncur, dan melompat lebih sulit dilakukan karena
merupakan kombinasi dari pola-pola gerak dasar yang lain. Keterampilan
lokomotor membentuk dasar atau landasan koordinasi gerak kasar (gross skill)
dan melibatkan gerak otot besar.
2) Keterampilan Non-lokomotor (Non Locomotor skills)
Keterampilan non-lokomotor
disebut juga keterampilan stabilitas (stability skill), didefinisikan
sebagai gerakan-gerakan yang dilakukan dengan gerakan yang memerlukan
dasar-dasar penyangga yang minimal atau tidak memerlukan penyangga sama sekali
atau gerak tidak berpindah tempat, misalnya gerakan berbelok-belok, menekuk,
mengayun, bergoyang. Kemampuan melaksanakan keterampilan ini paralel dengan
penguasaan keterampilan lokomotor.
3) Keterampilan Manipulaif (Manipulative skills)
Keterampilan manipulatif merupakan
keterampilan yang melibatkan pengendalian atau kontrol terhadap objek tertentu,
terutama dengan menggunakan tangan atau kaki. Ada dua klasifikasi keterampilan
manipulatif, yaitu (1) keterampilan reseptif (receptive skil); dan (2)
keterampilan propulsif (propulsive skill). Keterampilan reseptif
melibatkan gerakan menerima objek, misalnya menangkap, menjerat, sedangkan
keterampilan propulsif bercirikan dengan suatu kegiatan yang membutuhkan gaya
atau tenaga pada objek tertentu, misalnya melempar, memukul, menendang.
Walaupun sebagian
besar keterampilan manipulatif menggunakan tangan dan kaki, tetapi
bagian-bagian tubuh yang lain juga dapat digunakan. Manipulasi terhadap objek
tertentu mengarah pada koordinasi mata-tangan dan mata-kaki yang lebih baik,
terutama penting untuk gerakan-gerakan yang mengikuti jalan atau alur (tracking)
pada tempat terentu. Keterampilan
manipulatif merupakan dasar-dasar dari berbagai keterampilan permainan (game
skill). Gerakan yang memerlukan tenaga, seperti melempar, memukul, dan
menendang dan gerakan menerima objek, seperti menangkap merupakan keterampilan
yang penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan berbagai jenis bola.
Gerakan melambungkan atau mengarahkan objek yang melayang, seperti bola voli
merupakan bentuk keterampilan manipulatif lain yang sangat penting. Kontrol
terhadap suatu objek yang dilakukan secara terus menerus, seperti menggunakan
tongkat juga merupakan aktivitas manipulatif.
2. Ketererampilan
gerak dapat dikaji berdasarkan kecermatan pelaksanaannya. Kecermatan
pelaksanaan gerakan dapat ditentukan antara lain oleh jenis otot-otot yang
terlibat. Ada gerakan yang melibatkan otot-otot besar dan jenis otot-otot
halus. Keterampilan gerak ini dapat dikategorikan
menjadi 2 yaitu:
a. Keterampilan gerak agal (gross motor skills).
Keterampilan
gerak agal adalah gerakan yang dalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot besar
sebagai basis utama gerakan. Di perlukan keterlibatan bagian-bagian tubuh
secara keseluruhan. Contohnya adalah keterampilan gerak loncat tinggi dan
lempar lembing.
b. Keterampilan gerak halus (fine motor skills).
Keterampilan
gerak halus adalah gerakan yang dalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot halus
sebagai basis utama gerakan. Melibatkan sebagian dari anggota badan yang
digerakan oleh otot-otot halus. Contohnya adalah keterampilan gerak menarik
pelatuk senapan dalam menembak dan pelepasan busur dalam memanah.
Perbedaan gerak agal dengan gerak halus yaitu keterampilan gerak
agal diperlukan keterlibatan bagian-bagian tubuh secara keseluruhan, sedang
pada keterampilan gerak halus hanya melibatkan sebagian dari anggota badan yang
digerakan oleh otot-otot halus.
3.
Dalam menyusun program
latihan fisik atau pengembangan gerak harus mempertimbangkan komponen-komponen,
yaitu (1) tujuan; (2) tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak (kemampuan
gerak); (3) komponen fisik; dan (4) disesuaikan dengan dunia anak (metode).
a.
Penentuan Tujuan
Pembelajaran pendidikan jasmani tidak hanya bertujuan
mengembangkan aspek psikomotor atau fisik, tetapi juga aspek kognitif dan
afektif. Menentukan tujuan yang dimaksud adalah menentukan hasil atau sasaran
yang ingin dicapai atau ingin ditingkatkan. Ada dua tujuan yang dapat
dirumuskan, yaiu (1) tujuan utama (main effect); dan (2) tujuan penyerta
(nurturant effect). Tujuan utama berkaitan dengan aspek psikomotor atau
fisik, yaitu keterampilan gerak dan unsur-unsur fisik (kecepatan, kekuatan,
daya tahan, kelincahan dan unsur fisik lainya). Tujuan penyerta berkaitan
dengan dampak atau pengaruh yang diakibatkan karena melakukan aktivitas fisik,
seperti unsur-unsur kerjasama, menghargai orang lain, mengendalikan diri,
sportif, pemecahan masalah, dan lain-lain.
b.
Penyusunan program
Dilihat dari sudut tingkat pertumbuhan dan perkembangan, anak usia
antara 6-12 tahun memiliki tingkat kemampuan gerak dasar dan dilanjutkan usia
13-15 serta usia 16-18 dalam rangka pembentukan pada Pendidikan jasmani. Oleh
karena itu, penyusunan program aktivitas fisik anak harus disesuaikan dengan
tingkat perkembangan tersebut. Secara umum gambaran perbedaan antar peserta
didik harus dijadikan landasan untuk penyusunan program pengembangan pola gerak
dasar. Setiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda-beda untuk
mempelajarai gerakan keterampilan. Perbedaan
kemampuan terjadi terutama karena kualitas fisik yang berbeda beda, dan
perbedaan kualitas fisik terjadi karena pengalaman yang berbeda-beda. Setiap
peserts didik tidak ada yang makan makanan yang sama, tidak ada yang melakukan
aktivitas dengan kondisi yang sama, tidak ada yang beristirahat dengan kondisi
yang sama, tidak ada yang mengalami sakit dengan derajat yang sama, dan
sebagainya. Kondisi yang unik pada setiap peserta didik mengakibatkan
terjadinya kemampuan yang berbeda-beda. Perbedaan individu bukan hanya yang
berkaitan dengan unsur fisik, tetapi juga dalam aspek psikologis. Tidak ada
satupun peserta didik yang mempunyai watak atau sifat kepribadian dan tingkat
kecerdasan yang sama dengan peserta didik lain, termasuk anank kembar
sekalipun. Yang ada hanya kemirip-miripan dan bukan sama persis satu dengan
yang lainnya. Dengan kenyataan bahwa tidak seorangpun peserta didik yang sama
satu dengan yang lainya baik dalam aspek fisik ataupun aspek psikologis, maka
pada dasarnya setiap orang memerlukan perlakuan yang berbeda-beda didalam
proses pembelajaran agar masing-masing dapat mencapai hasil yang optimal sesuai
dengan potensi yang dimiliki, prinsip ini berlaku juga dalam proses belajar
gerak. Di dalam proses belajar mengajar gerak penjasorkes di sekolah, di mana
pada umumnya seorang guru harus mengajar peserta didik yang jumlahnya
kadang-kadang 40 bahkan lebih, tentunya tidak memungkinkan bagi guru untuk memberikan
perlakuan kepada peserta didik dengan program yang berbeda-beda. Pada umumnya,
dalam kondisi seperti itu guru memberikan perlakuan atau kondisi belajar
berdasarkan kemampuan. rata-rata peserta didik. Bagi yang
mempunyai kemampuan di atas rata-rata materi pelajaran yang kurang memberikan
beban atau tantangan sesuai tujuan pembelajaran maka materi ajar dapat dikuasai
dengan mudah, juga sebaliknya, bagi peserta didik dengan kemampuan dibawah
rata-rata, matei ajar yang diberikan dapat terasa berat sehingga menjadi sulit
untuk dikuasai atau sulit untuk mencapai kemajuan.
c.
Analisis Kemampuan Gerak
Kemampuan fisik dapat tercermin dalam komponen fisik yang terdiri
dari daya tahan, kecepatan, kekuatan, kelincahan, Kelentukan, keseimbangan,
komposisi tubuh dan kordinasi. Kemampuan gerak dasar meliputi, kemampuan gerak
lokomotor, stabilitas dan gerak manipulasi. Masing-masing kemampuan gerak ini
memiliki unsur-unsur yang berbeda, dari komponen kemampuan gerak tersebut,
kemudian diidentifikasi, dianalisis, dan dipilih yang disesuaikan dengan tujuan
yang ingin dicapai. Demikian juga untuk komponen fisik perlu diidentifikasi,
dianalisis, dan dipilih yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Setelah komponen kemampuan gerak dan kemampuan fisik diidentifikasi,
dianalisis, dan dipilih, maka langkah selanjutnya dikembangkan dalam bentuk
program pelajaran yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Program
yang paling mudah adalah metode sirkuit training, karena metode ini menantang
anak melalui aktivitas sirkuit keterampilan merupakan cara yang sangat baik
untuk mendorong dan meningkatkan keterlibatan di dalam rentang keterampilan dan
aktivitas yang luas. Sirkuit keterampilan dikarakteristikkan dengan (1)
berbagai pos yang terpisah; (2) tiap pos memerlukan keterampilan yang berbeda
untuk anak; dan (3) menyiapkan sebuah tempat, tempat bermain atau di dalam
ruangan atau gedung. Pos-pos tersebut dirancang untuk mendorong partisipasi
maksimum dan peningkatan individu. Sebanyak pos yang diperlukan dapat
disiapkan, dengan 12 pos sebagai jumlah maksimum yang disarankan. Anak harus
bekerja di dalam kelompok yang berisi 2 atau 3 anak agar supaya tiap anak
memperoleh tingkat keterlibatan yang tinggi dalam keterampilan tertentu. Dalam
aktivitas-aktivitas tertentu memerlukan pasangan, agar kelompok yang berisi 3
anak, memastikan bahwa tiap anak memiliki giliran dengan pasangannya. Rentang
waktu yang disarankan untuk tiap pos 50 detik, diikuti dengan
istirahat atau interval 10 detik. Salah satu cara yang efektif untuk mengatur
pelaksanaan sirkuit ini adalah dengan menyusun, misalnya sebuah tape musik,
yaitu 50 detik dengan musik ....., 10 detik tanpa musik ....., 50 detik dengan
musik ....., 10 detik tanpa musik ...., dan seterusnya. Dengan cara ini anak
akan mengetahui kapan bergerak dan kapan bersiap-siap untuk melakukan pada pos
selanjutnya. Anak harus diberi penjelasan secukupnya mengenai cara
pelaksanaan. Sirkuit
keterampilan merupakan bentuk aktivitas yang dapat dilakukan kapan saja dan
untuk cabang olahraga apa saja. Konsep sirkuit bukan merupakan hal yang baru.
Guru dapat menggunakan sirkuit ini dalam mengajar/melatih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar