Senin, 27 Agustus 2018

Peran dan Fungsi Olahraga Sebagai Budaya Pranata Sosial Masyarakat


TUGAS M4 KB 1 : Peran dan Fungsi Olahraga Sebagai Budaya Pranata Sosial Masyarakat
Olahraga menjadi bagian budaya pranata sosial masyarakat berdasarkan kajian telusuran sejarah beberapa diantaranya berperan dan berfungsi sebagai, (1) mekanisme peradilan, (2) wahana inisiasi dan ritus pubertas, (3)  wahana untuk memilih jodoh, (4) wahana untuk mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan, (5) wahana ritual kepercayaan, (6) cara menunjukan prestise, (7) wahana pendidikan.
Tugas:
§  Identifikasikan peran dan fungsi olahraga dalam budaya dan pranata sosial yang terjadi dimasyarakat saat ini yang masih tumbuh dan berkembang berdampak pada psikologis masyarakat.
§  Susun langkah-langkah agar olahraga dan  aktivitas jasmani dapat menjadi budaya dimasyarakat dan sebagai alat pendidikan.
§  Susun minimal 2 bentuk kegiatan  aktivitas jasmani sebagai katharsis untuk membantu mengurangi tingkah laku agresif yang di lakukan oleh para pelajar/remaja.

Jawaban :
1.      Peran dan fungsi olahraga dalam budaya dan pranata sosial yang terjadi dimasyarakat saat ini yang masih tumbuh dan berkembang berdampak pada psikologis masyarakat yaitu :
·         Olahraga sebagai wahana ritual kepercayaan juga merupakan bagian budaya yang menjadi tradisi dari beberapa kelompok masyarakat. Penelitian yang ditemukan Salter bahwa kehidupan orang Indian Amerika yang bermukim di daerah sekitar sungai Saint Lawrence sampai Louisiana pada masa awal pendudukan orang kulit putih memiliki ritual terhadap kepercayaan gaib dengan cara melakukan pemujaan ritual melalui kontes-kontes yang bentuk nuansanya merupakan aktivitas gerak atau Olahraga. Pemujaan dilakukan dengan mengadakan pesta tari, panahan, panjat tiang, lomba lari, gulat, bola tangan, sepak bola, lacrosse (permainan yang memakai bola yang dimainkan dengan raket bertangkai panjang), main dadu,main tebakan, main sembunyi-sembunyian dan tarik tambang. Tiap permainan ini merupakan pertandingan yang melambangkan perjuangan antara tenaga-tenaga elemental: cuaca baik dan buruk, kesuburan dan kelaparan , penyakit dan sehat ,atau hidup dan mati. Keberhasilan dalam memainkan pertandingkan dianggap sebagai memenangkan dukungan atau bantuan kepada tenaga-tenaga ghaib untuk melindungi manusia.
Olimpiade kuno juga merupakan fakta sejarah yang membuktikan bahwa olahraga mempunyai peran dan fungsi sebagai wahana ritual kepercayaan atau keagamaan. Festival olimpiade masa itu tujuan vertikalnya adalah menunjukkan penghormatan kepada dewa Zeus. Nuansa ritual olimpiade kuno masa lalu bahkan sebenarnya masih kental terasa pada penyelenggaraan olympiade modern saat ini, antara lain dalam acara janji atlit (Olympic Qath) dan pemasangan obor olympiade yang di biarkan terus menyala sampai upacara penutupan.

·         Peran atau fungsi olahraga sebagai cara untuk menunjukkan prestise dalam budaya masyarakat modern sekarang merupakan fenomena yang kental dan sangat lazim dianut saat ini. Nafsu bersaing untuk menjadi yang terbaik merupakan suatu faktor yang sangat essensial dalam perkembangan peradaban manusia. Intensif yang paling kuat untuk mencapai kesempurnaan baik secara individu maupun sosial adalah nafsu untuk di puji dan di hormati sebagai yang terbaik. Melakukan yang terbaik itu berarti melakukan sesuatu melebihi orang lain. Karena itu timbulah kompetisi untuk mencapai sportivitas (Huizinga 1964). Fenomena lain tentang hal ini juga, bahwa jenis atau cabang olahraga menciptakan strata sosial dalam masyarakat. Olahraga Golf hampir dipastikan pelakunya dari lapisan masyarakat yang memiliki penghasilan yang cukup tinggi,  beda halnya dengan Tinju atau atletik, strata sosial pelakunya tidak sama dengan pelaku olahraga Golf.
Sumber inspirasi olahraga yang dikenal masyarakat modern saat ini tidak terlepas pada tradisi agonistik zaman Yunani kuno. Agon (kontes) adalah tradisi hidup masyarakat Yunani. Budaya masyarakat Yunani menggelar kontes apa saja yang memungkinkan terjadinya pertarungan. Setiap orang yang terlibat dalam kontes mengekspresikan arete (keistimewaannya), suatu konsep yang berhubungan dengan aristos (superioritas). Masyarakat Yunani 1000 tahun sebelum masehi menganut budaya yang mendambakan kehormatan untuk meyakinkan dirinya akan keberhargaan dan kualitas diri. Mereka sangat menginginkan dihormati orang lain karena kehebatan mereka. Anutan budaya yang demikian menjadikan atlet (olahragawan) merupakan tokoh yang paling dikagumi di Yunani. Atlet berasal dari kata athlos dalam bahasa Yunani maknanya merupakan perpaduan dari konsep kontes, perjuangan, latihan, kegiatan fisik dan daya tahan dan penderitaan.
·         Olahraga memiliki peran dan fungsi sebagai wahana Pendidikan sebenarnya sudah cukup lama berada dalam budaya masyarakat masa lalu. Athena misalnya, menjadikan olahraga sebagai alat pendidikan untuk mencapai tujuan Ephebe Athena. Ephebe Athena adalah selogan tujuan pendidikan waktu itu untuk menjadikan masyarakat Athena harmonis/selaras, sehat, kuat, cerdas dan memiliki budi pekerti yang luhur.

2.      Langkah-langkah agar olahraga dan  aktivitas jasmani dapat menjadi budaya dimasyarakat dan sebagai alat Pendidikan :
1.      Olah raga harus dibudayakan dalam semua aktivitas kehidupan serta dapat diperkenalkan kepada anak dan remaja sejak usia dini. Seperti yang kita ketahui pada usia kanak-kanak dan remaja, di mana tubuh sedang berada dalarn tahap pertumbuhan. Maka tubuh membutuhkan olahraga untuk memastikan otot-otot, tulang, jantung, paru¬paru dan setiap organ vital lainnya tumbuh secara normal dan sehat, di samping berguna untuk pembinaan kepribadian yang baik. Dengan memperkenalkan olah raga bagi anak sejak usia dini, sehingga anak menjadi terbiasa dengan aktivitas tersebut, sebab seperti yang kita ketahui sebuah sifat anak pada masa dewasa semuanya terbawa dari kebiasaan mereka pada masa anak-anak. Maka disinilah perlu pengenalanan olah raga sejak dini bagi anak, sehingga aktifitas olah raga menjadi suatu kebiasaan dan kegiatan disamping aktifitas yang lain dan anak tidak terasing dengan yang namanya olah raga, sehingga dikala memasuki usia tua orang tidak lagi membutuhkan tenaga yang besar untuk melalukan olah raga sebab sudah terbiasa dilakukan sejak anak-anak.
2.      Melaksnakan kegiatan olahraga bersama di semua jenjang pendidikan/sekolah dan kantor-kantor pemerintahan/swasta seminggu 1x. Misalnya dilaksanakan pada hari jumat untuk melakukan olahraga bersama.
3.      Melaksanakan kegiatan pekan olahraga mulai dari tingkat desa, kecamatan dan kabupaten di masing-masing daerah. Selain itu kegiatan PORDA, PON dan Event olahraga lainnya perlu terus di lanjutkan.
4.      Pemerintah/swasta rutin melaksanakan kegiatan/event yang melibatkan seluruh kalangan masyarakat untuk ikut serta berolahraga. Misalnya membuat event gerakan jalan sehat, bersepeda, lari marathon 5K sampai 10K, color run, dan night run yang dikombinasikan dengan pegelaran konser musik.
5.      Menempatkan sarana dan prasarana olahraga di ruang terbuka publik agar muncul keinginan masyarakat untuk berolahraga. Serta mengembangkan dan menempatkan alat-alat olahraga di tempat-tempat publik agar dapat dinikmati oleh semua warga.
6.      Melakukan promosi olahraga. Ada dua cara yang dapat dilakukan yaitu: mempromosikan olahraga dan melakukan promosi melalui olahraga.
§  Mempromosikan olahraga adalah promosi yang ditujukan untuk perkembangan olahraga itu sendiri, artinya agar membuat olahraga bukan hanya sekedar menjadi populer, tapi juga agar menjadi penting dan menjadi kebutuhan di masyarakat.
§  Promosi melalui acara olahraga adalah sesuatu yang paling ideal untuk masyarakat. Acara olahraga bukan hanya memberikan keuntungan ekonomi, sosial, dan budaya kepada sebuah wilayah, kota, atau negara, tetapi juga berefek pada peninggalan atau warisan (legacy) dari acara tersebut. Contohnya sebagai tuan rumah piala dunia atau olimpiade.

3.      Bentuk kegiatan  aktivitas jasmani sebagai katharsis untuk membantu mengurangi tingkah laku agresif yang di lakukan oleh para pelajar/remaja.
Aktivitas jasmani sebagai katharsis adalah suatu pengurangan ketegangan yang diperoleh dengan cara menyatakan permusuhan dan agresivitas secara tidak langsung yaitu menyalurkan permusuhan melalui suatu bentuk yang ekuivalen dengan tingkah laku agresif. Perasaan marah dapat di kurangi dengan melalui pengungkapan agresif atau disebut katarsis. Inti gagasan katarsis adalah bahwa bila orang merasa agresif, tindakan agresif yang dilakukannya akan mengurangi intensitas perasaannya sehingga pada gilirannya akan mengurangi kemungkinan untuk bertindak agresif.
Kegiatan 1
Kegiatan pertandingan sepak bola dapat membantu mengurangi tingkah laku agresif pelajar/remaja. Melalui kegiatan pertandingan sepak bola pelajar/remaja dapat melatih kedisipinan, konsentrasi, kerjasama, kesadaran untuk bermain sportif dan tidak memihak sehingga dapat mengesampingkan tingkah laku agresifnya.

Kegiatan 2
Kegiatan pertandingan dan perlombaan atletik dapat membantu mengurangi tingkah laku agresif siswa karena melalui kegiatan perlombaan dan kompetisi dapat membuat siswa lebih mempersiapkan diri untuk mengikuti perlombaan sehingga sifat agresif siswa dapat di kesampingkan dan diarahkan kearah kompetisi yang akan dilakukan.

Kegiatan 3
Dalam proses pembelajaran guru dapat menerapakan cara pencegahan prilaku agresif siswa,  ada beberapa cara yang antara lain :
  1. Penanaman moral
Nurani atau moral yang diinternalisasikan dan diintegrasikan ke dalam kepribadian individu merupakan rem yang paling kuat dan paling efektif bagi kemunculan tingkah laku destruktif termasuk perilaku agresif. Oleh karena  itu, penanaman moral merupakan tingkah laku yang paling tepat guna mencegah timbulnya perilaku agresif.
  1. Pengembangan perilaku non agresif
Mengembangkan nilai yang mendukung perkembangan non agresif dan sebaliknya, menghapus atau setidaknya mengurangi nilai-nilai yang mendorong perkembangan perilaku agresif. Nilai merupakan daya pendorong dalam hidup yang memberi makna dan pengabsahan tindakan seseorang. Adapun nilai-nilai yang dapat menurunkan perilaku agresif antara lain nilai yang mendorong masyarakat untuk saling mengasihi dan menghormati sesama manusia, bersikap sabar dan pemaaf, maupun sikap pro sosial lain.
  1. Pengembangan kemampuan memberikan empati
Pencegahan perilaku agresif bisa dan perlu menyertakan pengembangan kemampuan mencintai pada individu. Dengan kata lain pengembangan kemampuan memberikan empati merupakan langkah yang perlu diambil dalam rangka mencegah berkembangnya perilaku agresif.
Kegiatan 4
Menyelenggarakan pertandingan olahraga/permaianan tradisonal antar kelas pada intern sekolah seperti pada kegiatan jeda semester, perayaan ulang tahun sekolah, perayaan hari kemerdekaan republik Indonesia, perayaan hari Pendidikan Nasional dan hari olahraga nasional. Hal ini dapat memupuk semangat dan kerjasama di kelas sehingga apabila ada siswa yang memiliki sikaf agresif dapat menyalurkannya melalui pertandingan/perlombaan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Olahraga Senam, Akuatik, Beladiri dan Pendidikan Kesehatan

TUGAS AKHIR M6 : Aktivitas Olahraga Senam, Akuatik, Beladiri dan Pendidikan Kesehatan Tugas 1 Senam 1.       Buatlah uraian 3 gerakan ...