TUGAS M6 KB 2 : Aktivitas
Olahraga Aquatik
1.
Identifikasi
kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan penolong pada saat terjadi proses pertolongan sesuai
dengan ilustrasi kejadian yang biasa terjadi (bobot 30 %),
2.
Identifikasi peluang-peluang
dan hambatan-hambatan yang ada dalam situasi pertolongan tersebut (bobot
20 %)
3.
Strategi yang tepat sesuai
dengan kondisi yang ada untuk memberikan pertolongan yang efektif dan
efisien dengan meminimalkan resiko (bobot 30%)
4.
Susunlah tahapan-tahapan
pertolongan setelah korban berada di tempat yang aman (bobot 20 %)
1.
Kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan penolong pada saat
terjadi proses pertolongan/ penyelamatan air.
Untuk usaha penyalamatan di air terdapat berbagai
perlengkapan penolongan yang dibutuhkan oleh setiap orang yang melakukan
aktivitas ini. Perlengkapan-perlengkapan tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Tali Lintasan
Tali
lintasan adalah tali yang berdiri dari rangkaian pelampung untuk pemisah antara
daerah-daerah atau tempat yang dalam dan dangkal sehingga orang bisa
membedakannya. Atau pemisah antara kolam yang digunakan untuk loncat indah dengan
tempat yang untuk orang berenang.
b.
Ring Pelampung
(Ring Buouy)
Alat ini
adalah standar bagi perlengkapan pertolongan yang berada disetiap kolam atau
tempat-temapt rekreasi yang sering dikunjungi.
c.
Penjangkau
(Shepherd's Crock)
Penjangkau
adalah salah satu alat pertolongan di air yang paling tua. Dengan lengkungan
alumunium disalah satu ujungnya, bisa menjangkau tubuh seseorang yang menjadi
korbn tenggelam. Di samping itu, penoong cukup berada diatas kolam sehingga
penolong lebih mudah menghindarkan diri dari kemungkinan diraih korban.
d.
Tali Penolong
(Heaving Line)
Tali
penolong panjangnya berkisar antara 30-40 kaki. Salah satu ujungnya digulung
benda yang berbeban melalui ikatan yang kuat membentuk bulatan dngan bahan yang
cukup sehingga kalau dilempar kearah kolam yang memerlukan bisa dilakukan
dengan mudah.
e.
Pos
Penyelamatan (Safety Post)
Pos
penyelamatan cukup menyediakan sebuah tonggak kayu ataupun bambu setinggi 1-1,5
meter ditempatkan sekitar pantai atau danau yang sering dikunjungi.
f.
Tempat/Tangga
Duduk Penolong (Lifeguard Stands)
Tempat/tangga
penolong hendaknya berada 5-6 kaki dipinggir kolam renang. Jarak tersebut dapat
memudahkan penolong mengawasi lingkungan sekitarnya dalam menjaga kemungkinan
terjadinya kecelakaan.
g.
Papan Penolong
(Backboards)
Papan
penolong dibuat tidak dengan bahan yang mahal. Namun, manfaatnya terhadap
pertolongan cukup besar. Bahannya cukup dari Plywood dengan
lebar 18 inch, panjang 6,5 kaki dan tebal 0,75 inch.
h.
Ban Pengaman
(Rescue Tube)
Ban
pengaman diperlukan dalam memberi pertolongan, terutama untuk mengangkut korban
dari tengah kolam yang agak jauh dari jangkauan tepi. Alat tersebuat paling
efektif digunakan apabila terjadi kecelakaan tenggelam, namun jauh dari tepi
sehingga memaksa penolong untuk menggunakan alat tersebut dalam membawa korban.
i.
Bed Pengangkut
(Folding Canvas Stretchers)
Usungan
pengangkut adalah perlengkapan untuk mengusung korban kecelakaan yang harus
disediakan disetiap kolam renang atau pemandian yang banyak dikunjungi umum.
Alat ini diperlukan sebagai usaha pertama jika terjadi kecelakaan dikolam atau
tempat pemandian lainnya.
j.
Motorboat
(Poerboat/Lifeboat)
Meskipun
motorboat ini tidak begitu penting digunakan dikolam renang. Di danau/pantai,
motorboat sangat diperlukan sekali. Terutama untuk menjangkau kemungkinan
adanya kecelakaan dilaut seperti perahu karam dan lain-lain.
k.
Peluit
Peluit pada dasarnya, sangat diperlukan para petuga penyelamatan sebagai pelengkap. Terutama mereka yang bertugas diarena yang sangat luas, sehingga sulit untuk memberikan peringatan dengan teriak-teriak.
Peluit pada dasarnya, sangat diperlukan para petuga penyelamatan sebagai pelengkap. Terutama mereka yang bertugas diarena yang sangat luas, sehingga sulit untuk memberikan peringatan dengan teriak-teriak.
l.
Masker Selam (
Face Masks)
Masker
selam digunakan hendaknya mempunyai konstruksi lunak, terbuat dari bahan karet
yang cukup fleksibel. Aman untuk dipakai, tidak mudah remuk (terutama pada
bagian kacanya)
m.
Kaki Katak
atau Sirip ikan (Fins Swim)
Kaki
katak merupakan rangkaian kelengkapan seorang penyelam.. Beberapa bahan yang
sering digunakan adalah plastikatau karet. Kaki katak yang baik dan memenuhi
syarat adalah bahannya mempunyai daya lentuk yangmaksimal sehingga dengan lecutannya
itu diharapkan mempunyai daya dorong yang lebih baik.
n.
Jaket
Pelampung
Perangkat yang
dirancang untuk membantu pemakai, baik secara sadar atau di
bawah sadar, untuk tetap mengapung dengan mulut dan hidung berada di atas permukaan air atau
pada saat berada dalam air. Ini sangat penting digunakan jika ingin
menyelamatkan korban yang sedang tenggelam agar tubuh penolong tetap
mengambang.
2. Peluang-peluang
dan hambatan-hambatan yang ada dalam situasi pertolongan/ penyelamatan
air.
a. Peluang-Peluang
dalam pertolongan/ penyelamatan air
·
Langsung/ sesegera
mencari pertolongan, dengan berteriak untuk menarik perhatian orang yang berada
disekitar untuk dapat bergabung menolong korban.
·
Jika ada orang di
sekitar, kita bisa berbagi tugas, Anda sebagai orang mengetahui yang memberi
pertolongan pertama. Kemudian beri tugas seorang untuk menghubungi layanan
darurat, terutama jika Anda melihat korban sudah keadaan posisi tengkurap atau
mengambang.
·
Tidak harus mendekati korban akan tetapi
dapat melemparkan benda/ tali yang dapat membantu korban mencapai daratan,
apabila korban dalam keadaan sadar.
·
Setelah korban bisa dibawa ke tempat yang
aman periksa jalan pernapasan korban dan segera berikan pertolongan pertama.
·
Apabila setelah usaha pertolongan pertama
tidak berhasil segera hubungi dokter/ pusat kesehatan terdekat.
b.
Hambatan-hambatan dalam
pertolongan/ penyelamatan air.
·
Dalam menolong korban
tenggelam dengan cara mendekati si korban, yang perlu diperhatikan Anda
memiliki kemampuan berenang yang baik atau pun cukup. namun berahati-hati
mendekati korban tenggelam karena reaksi alami korban adalah menekan ataupun
menaiki apapun yang ada disekitar korban, termasuk Anda. Jangan sampai karena
kepanikan korban, penolongpun ikut tenggelam.
·
Kepanikan dan ketakutan penolong/ korban
dapat menghambat proses penyelamatan. Perlu ketenangan dan kehati-hatian dalam
proses penyelamatan.
·
Tidak adanya alat atau benda yang dapat
digunakan untuk menolong korban tenggelam.
·
Jauhnya posisi korban tenggelam dengan
daratan menyulitkan memberikan bantuan dengan cepat.
3.
Strategi yang efektif
dan efesien dalam penyelamatan air.
Untuk menolong korban kecelakaan di air, perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
·
Lakukan pertolongan secepat mungkin, usahakan untuk melepas
perlengkapan yang mungkin akan menghambatjaergerakan di air.
·
Yakinlah bahwa dapat menguasai situasi di air. Jika masih ragu
dengan kondisi kedalaman air, melompatlah ke air dengan posisi kaki lebih
dahulu.
·
Siap dengan kemungkinan korban akan untuk meraih dan menarik
penyelamat karena panik. Korban yang hampir tenggelam dapat menjadi sumber
bahaya terbesar bagi penyelamat.
·
Jika korban telah tenggelam, penyelamat harus menyelam untuk
mencari dan mengangkatnya ke atas air.
Usaha Penyelamatan Diri di air
Kita
perlu menguasai usaha penyelamatan diri di air agar dapat mengantisipasi
terjadinya kecelakaan di air.
·
Menguasai kemampuan renang dengan baik.
·
Kalau belum pandai berenang jangan berenang sendirian.
·
Berenang sesuai aturan yang ada pada kolam renang tersebut.
·
Belajar cara mengatasi pertolongan pada diri sendiri bila terjadi
kecelakaan. Mengetahui cara pemberian pernapasan buatan.
·
Bisa mengukur kemampuan diri sendiri.
·
Berusaha meminta pertolongan jika memang sangat memerlukan.
Pertolongan Kecelakaan di Air
Untuk
menolong korban kecelakaan di air memerlukan kehati-hatian dan perhitungan
secara cepat, matang, dan tepat. Dengan kesigapan dan kecepatan kita maka jiwa
korban akan terselamatkan. Strategi yang efektif dan efesien dalam memberi
pertolongan kepada korban sebagai berikut.
a. Pertolongan dengan
Jangkauan
Pertolongan dengan cara
ini dapat kita berikan pada saat korban dapat kita jangkau dengan anggota tubuh
kita. Cara pertolongan dengan jangkauan sebagai berikut.
§ Pertolongan dengan
jangkauan dari dek.
§ Pertolongan dengan
jangkauan turun tangga.
§ Pertolongan dengan
jangkauan kaki.
§ Pertolongan korban jauh
dari jangkauan.
§ Pertolongan dengan
menggunakan ban.
§ Pertolongan dengan
menggunakan ring pelambung.
b. Teknik-Teknik
Pertolongan.
Teknik pertolongan masuk
kb dalam air sebagai berikut.
§ Melompat dengan kaki
terlebih dahulu (stride jump).
§ Lari kemudian masuk ke
air (run and plunge drive).
§ Terjun dekat jangkauan
jauh (long shallow drive).
§ Cara mendekati korban
(approach stroking), meliputi: menggunakan gaya bebas atau menggunakan gaya
dada.
c. Teknik Membawa Korban
Kecelakaan di Air.
Dalam praktiknya membawa
korban kecelakaan di air dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
§ Melakukan renang
pertolongan dengan baik.
§ Memegang lengan dari
depan.
§ Memegang lengan dari
belakang.
§ Memegang lengan korban
dua orang penolong.
§ Penyelamatan dengan satu
tangan.
§ Penyelamatan dengan dua
tangan.
Pernapasan Buatan
a.
Teknik Pemberian Napas Buatan
Apabila kita menemukan
seseorang mengalami pingsan atau sulit bernapas, hal yang dapat kita lakukan
sebagai berikut.
§ Bersihkan saluran
pernapasan.
§ Hidung jangan ada yang
menghalangi.
§ Mulut jangan ada lumpur
atau makanan.
§ Kemudian lakukan
pernapasan buatan.
§ Lakukan pernapasan
buatan dengan segera karena jika terlambat jiwa orang tidak akan tertolong.
§ Lakukan pernapasan
buatan sampai korban bernapas teratur.
§ Lakukan cara pernapasan
buatan yang kita ketahui betul dan sesuaikan dengan keadaan korban
b.
Macam-Macam pernapasan buatan.
Cara memberikan napas
buatan pada korban dapat dilakukan dengan berbagai macam cara sebagai berikut.
§ Pernapasan dari mulut ke
mulut.
§ Pernapasan dari mulut
melalui tube dengan masker muka.
§ Pernapasan dengan
menggunakan resuscitator ataupun otomatis.
4.
Tahapan-tahapan pertolongan setelah korban berada di tempat
yang aman.
1.
Cek tanda vital
a) Baringkan
korban di tempat aman dan mendatar dalam posisi telentang. Lepas pakaian basah
dan sesegera mungkin tutupi korban dengan baju atau selimut hangat.
b) Angkat
sedikit kepalanya ke atas, namun jika Anda mencurigai adanya cedera leher
dan/atau kepala, hanya buka rahangnya dan jangan angkat kepalanya.
c) Dekatkan
telinga Anda dekat mulut dan hidung korban. Apakah Anda merasakan adanya
hembusan udara? Perhatikan pula apakah dadanya bergerak naik turun untuk
menandakan korban masih bernapas. Jika orang tersebut tidak bernapas, cek
nadinya selama 10 detik.
d) Berikan
mereka lima kali napas buatan sebelum memulai CPR, dengan caranya:
§ Jepit
hidung orang tersebut dan tempatkan bibir Anda, dalam posisi terkatup, di atas
mulutnya.
§ Ambil
napas seperti biasa dan tiupkan udara secara perlahan (1-2 detik tiap kalinya)
ke dalam mulutnya. Jika mengatasi korban anak di bawah satu tahun, cukup
katupkan bibir dan hembuskan napas buatan tanpa perlu menjepit hidungnya.
§ Cek
apakah dada korban naik-turun, sebelum mulai memberikan napas buatan
selanjutnya.
§ Jika
korban muntah, miringkan kepalanya dan buang isi mulutnya untuk mencegah ia
tersedak.
2. Mulai
CPR (Resusitasi Jantung)
Jika saat diangkat ke daratan, orang
tersebut sudah tidak responsif dan tidak bernapas, segera mulai tindakan CPR. CPR untuk
korban dewasa dan anak-anak di atas 1 tahun:
§ Tempatkan
bagian bawah pergelangan salah satu tangan Anda di tengah dada
korban, di antara garis puting. Anda juga bisa tempatkan tangan Anda yang satu
lagi di atasnya.
§ Tekan
ke bawah sekitar 5 centimeter. Pastikan untuk tidak menekan tulang rusuk.
§ Lakukan
30 kali kompresi dada, dengan laju 100 kali kompresi per menit atau lebih.
Biarkan dada untuk naik seutuhnya di antara tekanan.
§ Periksa
apakah orang tersebut telah mulai bernapas.
CPR
untuk anak di bawah 1 tahun:
§ Tempatkan
dua jari pada tulang dada.
§ Tekan
ke bawah sedalam 1-2 centimeter. Pastikan untuk tidak menekan ujung tulang
dada.
§ Lakukan
30 kali kompresi dada, dengan laju 100 kali kompresi per menit atau lebih.
Biarkan dada untuk naik seutuhnya di antara tekanan.
§ Periksa
apakah anak tersebut telah mulai bernapas.
Setelah mendapatkan CPR, korban harus secepatnya
mendapatkan bantuan medis lanjutan untuk memeriksa adanya komplikasi kerusakan
organ. Jika korban masih tidak bernapas, lakukan dua kali napas buatan pendek
dan dilanjutkan dengan 30 kali kompresi dada. Ulangi terus siklus ini sampai
orang tersebut mulai bernapas atau bantuan medis datang.
3. Jangan
tinggalkan korban
Saat korban sadar dan kondisi
memungkinkan, bopong ia ke tempat kering dan hangat. Anda bisa berikan ia
minuman hangat atau makanan berenergi, misalnya minuman cokelat atau sereal
panas saat ia sudah bisa menelan. Namun, jangan rendam korban dalam air
hangat atau memijatnya jika
ia menggigil. Cukup jaga tubuhnya tetap hangat dan kering dengan menambahkan
selimut atau baju hangat. Terus temani dan periksa tanda-tanda vital,
pernapasan, dan seberapa baik respons korban tenggelam sampai bantuan medis
datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar