Senin, 27 Agustus 2018

Aktivitas Olahraga Aquatik


TUGAS M6 KB 2 : Aktivitas Olahraga Aquatik
1.      Identifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan penolong pada saat terjadi proses pertolongan sesuai dengan ilustrasi kejadian yang biasa terjadi (bobot 30 %),
2.      Identifikasi peluang-peluang dan hambatan-hambatan yang ada dalam situasi pertolongan tersebut (bobot 20 %)
3.      Strategi yang tepat sesuai dengan kondisi yang ada untuk memberikan pertolongan yang efektif dan efisien dengan meminimalkan resiko (bobot 30%)
4.      Susunlah tahapan-tahapan pertolongan setelah korban berada di tempat yang aman (bobot 20 %)

1.      Kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan penolong pada saat terjadi proses pertolongan/ penyelamatan air.
Untuk usaha penyalamatan di air terdapat berbagai perlengkapan penolongan yang dibutuhkan oleh setiap orang yang melakukan aktivitas ini. Perlengkapan-perlengkapan tersebut adalah sebagai berikut :
a.      Tali Lintasan
Tali lintasan adalah tali yang berdiri dari rangkaian pelampung untuk pemisah antara daerah-daerah atau tempat yang dalam dan dangkal sehingga orang bisa membedakannya. Atau pemisah antara kolam yang digunakan untuk loncat indah dengan tempat yang untuk orang berenang.
b.      Ring Pelampung (Ring Buouy)
Alat ini adalah standar bagi perlengkapan pertolongan yang berada disetiap kolam atau tempat-temapt rekreasi yang sering dikunjungi.
c.       Penjangkau (Shepherd's Crock)
Penjangkau adalah salah satu alat pertolongan di air yang paling tua. Dengan lengkungan alumunium disalah satu ujungnya, bisa menjangkau tubuh seseorang yang menjadi korbn tenggelam. Di samping itu, penoong cukup berada diatas kolam sehingga penolong lebih mudah menghindarkan diri dari kemungkinan diraih korban.
d.      Tali Penolong (Heaving Line)
Tali penolong panjangnya berkisar antara 30-40 kaki. Salah satu ujungnya digulung benda yang berbeban melalui ikatan yang kuat membentuk bulatan dngan bahan yang cukup sehingga kalau dilempar kearah kolam yang memerlukan bisa dilakukan dengan mudah.
e.       Pos Penyelamatan (Safety Post)
Pos penyelamatan cukup menyediakan sebuah tonggak kayu ataupun bambu setinggi 1-1,5 meter ditempatkan sekitar pantai atau danau yang sering dikunjungi.
f.        Tempat/Tangga Duduk Penolong (Lifeguard Stands)
Tempat/tangga penolong hendaknya berada 5-6 kaki dipinggir kolam renang. Jarak tersebut dapat memudahkan penolong mengawasi lingkungan sekitarnya dalam menjaga kemungkinan terjadinya kecelakaan.
g.      Papan Penolong (Backboards)
Papan penolong dibuat tidak dengan bahan yang mahal. Namun, manfaatnya terhadap pertolongan cukup besar. Bahannya cukup dari Plywood dengan lebar 18 inch, panjang 6,5 kaki dan tebal 0,75 inch.
h.      Ban Pengaman (Rescue Tube)
Ban pengaman diperlukan dalam memberi pertolongan, terutama untuk mengangkut korban dari tengah kolam yang agak jauh dari jangkauan tepi. Alat tersebuat paling efektif digunakan apabila terjadi kecelakaan tenggelam, namun jauh dari tepi sehingga memaksa penolong untuk menggunakan alat tersebut dalam membawa korban.
i.        Bed Pengangkut (Folding Canvas Stretchers)
Usungan pengangkut adalah perlengkapan untuk mengusung korban kecelakaan yang harus disediakan disetiap kolam renang atau pemandian yang banyak dikunjungi umum. Alat ini diperlukan sebagai usaha pertama jika terjadi kecelakaan dikolam atau tempat pemandian lainnya.
j.        Motorboat (Poerboat/Lifeboat)
Meskipun motorboat ini tidak begitu penting digunakan dikolam renang. Di danau/pantai, motorboat sangat diperlukan sekali. Terutama untuk menjangkau kemungkinan adanya kecelakaan dilaut seperti perahu karam dan lain-lain.
k.      Peluit
Peluit pada dasarnya, sangat diperlukan para petuga penyelamatan sebagai pelengkap. Terutama mereka yang bertugas diarena yang sangat luas, sehingga sulit untuk memberikan peringatan dengan teriak-teriak.
l.        Masker Selam ( Face Masks)
Masker selam digunakan hendaknya mempunyai konstruksi lunak, terbuat dari bahan karet yang cukup fleksibel. Aman untuk dipakai, tidak mudah remuk (terutama pada bagian kacanya)
m.    Kaki Katak atau Sirip ikan (Fins Swim)
Kaki katak merupakan rangkaian kelengkapan seorang penyelam.. Beberapa bahan yang sering digunakan adalah plastikatau karet. Kaki katak yang baik dan memenuhi syarat adalah bahannya mempunyai daya lentuk yangmaksimal sehingga dengan lecutannya itu diharapkan mempunyai daya dorong yang lebih baik.
n.      Jaket Pelampung
Perangkat yang dirancang untuk membantu pemakai, baik secara sadar atau di bawah sadar, untuk tetap mengapung dengan mulut dan hidung berada di atas permukaan air atau pada saat berada dalam air. Ini sangat penting digunakan jika ingin menyelamatkan korban yang sedang tenggelam agar tubuh penolong tetap mengambang.
2.      Peluang-peluang dan hambatan-hambatan yang ada dalam situasi pertolongan/ penyelamatan air.
a.       Peluang-Peluang dalam pertolongan/ penyelamatan air
·         Langsung/ sesegera mencari pertolongan, dengan berteriak untuk menarik perhatian orang yang berada disekitar untuk dapat bergabung menolong korban. 
·         Jika ada orang di sekitar, kita bisa berbagi tugas, Anda sebagai orang mengetahui yang memberi pertolongan pertama. Kemudian beri tugas seorang untuk menghubungi layanan darurat, terutama jika Anda melihat korban sudah keadaan posisi tengkurap atau mengambang.
·         Tidak harus mendekati korban akan tetapi dapat melemparkan benda/ tali yang dapat membantu korban mencapai daratan, apabila korban dalam keadaan sadar.
·         Setelah korban bisa dibawa ke tempat yang aman periksa jalan pernapasan korban dan segera berikan pertolongan pertama.
·         Apabila setelah usaha pertolongan pertama tidak berhasil segera hubungi dokter/ pusat kesehatan terdekat.
b.      Hambatan-hambatan dalam pertolongan/ penyelamatan air.
·         Dalam menolong korban tenggelam dengan cara mendekati si korban, yang perlu diperhatikan Anda memiliki kemampuan berenang yang baik atau pun cukup. namun berahati-hati mendekati korban tenggelam karena reaksi alami korban adalah menekan ataupun menaiki apapun yang ada disekitar korban, termasuk Anda. Jangan sampai karena kepanikan korban, penolongpun ikut tenggelam.
·         Kepanikan dan ketakutan penolong/ korban dapat menghambat proses penyelamatan. Perlu ketenangan dan kehati-hatian dalam proses penyelamatan.
·         Tidak adanya alat atau benda yang dapat digunakan untuk menolong korban tenggelam.
·         Jauhnya posisi korban tenggelam dengan daratan menyulitkan memberikan bantuan dengan cepat.

3.      Strategi yang efektif dan efesien dalam penyelamatan air.
Untuk menolong korban kecelakaan di air, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
·         Lakukan pertolongan secepat mungkin, usahakan untuk melepas perlengkapan yang mungkin akan menghambatjaergerakan di air. 
·         Yakinlah bahwa dapat menguasai situasi di air. Jika masih ragu dengan kondisi kedalaman air, melompatlah ke air dengan posisi kaki lebih dahulu. 
·         Siap dengan kemungkinan korban akan untuk meraih dan menarik penyelamat karena panik. Korban yang hampir tenggelam dapat menjadi sumber bahaya terbesar bagi penyelamat. 
·         Jika korban telah tenggelam, penyelamat harus menyelam untuk mencari dan mengangkatnya ke atas air.

Usaha Penyelamatan Diri di air 
Kita perlu menguasai usaha penyelamatan diri di air agar dapat mengantisipasi terjadinya kecelakaan di air.
·         Menguasai kemampuan renang dengan baik. 
·         Kalau belum pandai berenang jangan berenang sendirian. 
·         Berenang sesuai aturan yang ada pada kolam renang tersebut. 
·         Belajar cara mengatasi pertolongan pada diri sendiri bila terjadi kecelakaan. Mengetahui cara pemberian pernapasan buatan. 
·         Bisa mengukur kemampuan diri sendiri. 
·         Berusaha meminta pertolongan jika memang sangat memerlukan.
Pertolongan Kecelakaan di Air
Untuk menolong korban kecelakaan di air memerlukan kehati-hatian dan perhitungan secara cepat, matang, dan tepat. Dengan kesigapan dan kecepatan kita maka jiwa korban akan terselamatkan. Strategi yang efektif dan efesien dalam memberi pertolongan kepada korban sebagai berikut.
a.    Pertolongan dengan Jangkauan
Pertolongan dengan cara ini dapat kita berikan pada saat korban dapat kita jangkau dengan anggota tubuh kita. Cara pertolongan dengan jangkauan sebagai berikut.
§  Pertolongan dengan jangkauan dari dek.
§  Pertolongan dengan jangkauan turun tangga.
§  Pertolongan dengan jangkauan kaki.
§  Pertolongan korban jauh dari jangkauan.
§  Pertolongan dengan menggunakan ban.
§  Pertolongan dengan menggunakan ring pelambung.
b.    Teknik-Teknik Pertolongan.
Teknik pertolongan masuk kb dalam air sebagai berikut.
§  Melompat dengan kaki terlebih dahulu (stride jump).
§  Lari kemudian masuk ke air (run and plunge drive).
§  Terjun dekat jangkauan jauh (long shallow drive).
§  Cara mendekati korban (approach stroking), meliputi: menggunakan gaya bebas atau menggunakan gaya dada.
c.     Teknik Membawa Korban Kecelakaan di Air.
Dalam praktiknya membawa korban kecelakaan di air dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
§  Melakukan renang pertolongan dengan baik.
§  Memegang lengan dari depan.
§  Memegang lengan dari belakang.
§  Memegang lengan korban dua orang penolong.
§  Penyelamatan dengan satu tangan.
§  Penyelamatan dengan dua tangan.
Pernapasan Buatan
a.       Teknik Pemberian Napas Buatan
Apabila kita menemukan seseorang mengalami pingsan atau sulit bernapas, hal yang dapat kita lakukan sebagai berikut.
§  Bersihkan saluran pernapasan.
§  Hidung jangan ada yang menghalangi.
§  Mulut jangan ada lumpur atau makanan.
§  Kemudian lakukan pernapasan buatan.
§  Lakukan pernapasan buatan dengan segera karena jika terlambat jiwa orang tidak akan tertolong.
§  Lakukan pernapasan buatan sampai korban bernapas teratur.
§  Lakukan cara pernapasan buatan yang kita ketahui betul dan sesuaikan dengan keadaan korban
b.      Macam-Macam pernapasan buatan.
Cara memberikan napas buatan pada korban dapat dilakukan dengan berbagai macam cara sebagai berikut.
§  Pernapasan dari mulut ke mulut.
§  Pernapasan dari mulut melalui tube dengan masker muka.
§  Pernapasan dengan menggunakan resuscitator ataupun otomatis.

4.      Tahapan-tahapan pertolongan setelah korban berada di tempat yang aman.
1.      Cek tanda vital
a)      Baringkan korban di tempat aman dan mendatar dalam posisi telentang. Lepas pakaian basah dan sesegera mungkin tutupi korban dengan baju atau selimut hangat.
b)      Angkat sedikit kepalanya ke atas, namun jika Anda mencurigai adanya cedera leher dan/atau kepala, hanya buka rahangnya dan jangan angkat kepalanya.
c)      Dekatkan telinga Anda dekat mulut dan hidung korban. Apakah Anda merasakan adanya hembusan udara? Perhatikan pula apakah dadanya bergerak naik turun untuk menandakan korban masih bernapas. Jika orang tersebut tidak bernapas, cek nadinya selama 10 detik.
d)      Berikan mereka lima kali napas buatan sebelum memulai CPR, dengan caranya:
§  Jepit hidung orang tersebut dan tempatkan bibir Anda, dalam posisi terkatup, di atas mulutnya.
§  Ambil napas seperti biasa dan tiupkan udara secara perlahan (1-2 detik tiap kalinya) ke dalam mulutnya. Jika mengatasi korban anak di bawah satu tahun, cukup katupkan bibir dan hembuskan napas buatan tanpa perlu menjepit hidungnya.
§  Cek apakah dada korban naik-turun, sebelum mulai memberikan napas buatan selanjutnya.
§  Jika korban muntah, miringkan kepalanya dan buang isi mulutnya untuk mencegah ia tersedak.

2.      Mulai CPR (Resusitasi Jantung)
Jika saat diangkat ke daratan, orang tersebut sudah tidak responsif dan tidak bernapas, segera mulai tindakan CPR. CPR untuk korban dewasa dan anak-anak di atas 1 tahun:
§  Tempatkan bagian bawah pergelangan salah satu tangan Anda di tengah dada korban, di antara garis puting. Anda juga bisa tempatkan tangan Anda yang satu lagi di atasnya.
§  Tekan ke bawah sekitar 5 centimeter. Pastikan untuk tidak menekan tulang rusuk.
§  Lakukan 30 kali kompresi dada, dengan laju 100 kali kompresi per menit atau lebih. Biarkan dada untuk naik seutuhnya di antara tekanan.
§  Periksa apakah orang tersebut telah mulai bernapas.

CPR untuk anak di bawah 1 tahun:
§  Tempatkan dua jari pada tulang dada.
§  Tekan ke bawah sedalam 1-2 centimeter. Pastikan untuk tidak menekan ujung tulang dada.
§  Lakukan 30 kali kompresi dada, dengan laju 100 kali kompresi per menit atau lebih. Biarkan dada untuk naik seutuhnya di antara tekanan.
§  Periksa apakah anak tersebut telah mulai bernapas.
Setelah mendapatkan CPR, korban harus secepatnya mendapatkan bantuan medis lanjutan untuk memeriksa adanya komplikasi kerusakan organ. Jika korban masih tidak bernapas, lakukan dua kali napas buatan pendek dan dilanjutkan dengan 30 kali kompresi dada. Ulangi terus siklus ini sampai orang tersebut mulai bernapas atau bantuan medis datang.

3.      Jangan tinggalkan korban
Saat korban sadar dan kondisi memungkinkan, bopong ia ke tempat kering dan hangat. Anda bisa berikan ia minuman hangat atau makanan berenergi, misalnya minuman cokelat atau sereal panas saat ia sudah bisa menelan. Namun, jangan rendam korban dalam air hangat atau memijatnya jika ia menggigil. Cukup jaga tubuhnya tetap hangat dan kering dengan menambahkan selimut atau baju hangat. Terus temani dan periksa tanda-tanda vital, pernapasan, dan seberapa baik respons korban tenggelam sampai bantuan medis datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Olahraga Senam, Akuatik, Beladiri dan Pendidikan Kesehatan

TUGAS AKHIR M6 : Aktivitas Olahraga Senam, Akuatik, Beladiri dan Pendidikan Kesehatan Tugas 1 Senam 1.       Buatlah uraian 3 gerakan ...