TUGAS AKHIR M5:
1.
Menurut saudara, apa yang menjadi latar belakang perlunya modifikasi
media pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan jasmani!
2.
Susunlah bentuk variasi latihan kekuatan dalam pembelajaran
pendidikan jasmani!
3.
Menurut saudara, manfaat apa yang dapat diperoleh dari
pembelajaran atletik terhadap pertumbuhan perkembangan siswa di sekolah!
4.
Jelaskan langkah-langkah pengajaran materi passing atas
permainan bola voli sesuai karakteristik siswa sekolah!
5.
Tuliskan 1 (satu) permainan tradisional yang ada didaerahmu, serta
jelaskan manfaat dari permainan tradisional tersebut yang dapat diperoleh
terkait pengembangan sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan
jasmani dan kesehatan!
Jawaban :
1. Menurut
saya yang melatarbelakangi perlunya modifikasi media pembelajaran PJOK yaitu minimnya
sarana dan prasarana PJOK yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut seorang guru
pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan
penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Selain itu guru dituntut untuk
menciptakan media pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu
menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi
disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa
senang mengikuti pelajaran PJOK yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang
dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani untuk kelancaran jalannya
pendidikan jasmani. Seperti halnya
halaman sekolah, taman, ruangan kosong, parit, selokan dan sebagainya yang ada
dilingkungan sekolah, sebenarnya dapat direkayasa dan dimanfaatkan untuk
kegiatan pembelajaran PJOK. Dengan melakukan modifikasi sarana maupun
prasarana, tidak akan mengurangi aktivitas siswa dalam melaksanakan pelajaran
pendidikan jasmani. Bahkan sebaliknya, karena siswa bisa difasilitasi untuk
lebih banyak bergerak dan aktif, melalui pendekatan bermain dalam suasana riang
gembira. Jangan lupa bahwa kata kunci pendidikan jasmani adalah “Bermain, bergerak
dan ceria”.
Lutan
(1988) menyatakan : modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani
diperlukan, dengan tujuan agar :
a) Siswa
memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran.
b) Meningkatkan
kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi
c) Siswa
dapat melakukan pola gerak secara benar.
Pendekatan
modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum dapat disajikan
sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik
anak. Menurut Aussie (1996), pengembangan modifikasi di Australia
dilakukan dengan pertimbangan :
a. Anak-anak
belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa;
b. Berolahraga
dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan mengurangi
cedera pada anak;
cedera pada anak;
c. Olahraga
yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan anak lebih
cepat dibanding dengan peralatan standar untuk orang dewasa, dan
d. Olahraga
yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada
anak-anak dalam situasi kompetitif.
Dari
pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pendekatan modifikasi dapat digunakan
sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran PJOK, oleh karenanya pendekatan ini
mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak, sehingga anak
akan mengikuti pelajaran PJOK dengan senang dan gembira.
2.
Bentuk variasi latihan kekuatan
dalam pembelajaran pendidikan jasmani
3. Latihan Kekuatan Otot Meliputi
4. 1. Latihan Squatjump
Latihan kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam
program latihan atlet/ siswa di sekolah. Istilah latihan kondisi fisik mengacu
pada suatu program latihan yang dilakukan secara sistematis, bencana dan progresif, yang tujuannya ialah untuk meningkatkan
kemampuan fungsional dari seluruh sistem tubuh agar dengan demikian prestasi
atlet/siswa semakin meningkat. Salah satu faktor yang mendukung kondisi fisik
adalah kekuatan yaitu kemampuan untuk
melakukan kontraksi guna melakukan tegangan terhadap suatu
tahanan. Sesuai dengan batasan kekuatan (yaitu kemampuan otot untuk membangkitakan
tegangan terhadap suatu tahanan), maka latihan-latihan yang cocok untuk
perkembangan kekuatan adalah latihan- latihan tahanan, dimana kita harus
mengangkat, mendorong atau menarik suatu beban. Adapun bentuk latihan kekuatan
yaitu :
1.
Latihan Squatjump. Latihan squatjump yaitu suatu latihan kekuatan power tungkai dengan
posisi jongkok dan melompat berulang-ulang. Squatjump disamping pelaksanaannya juga
dikatagorikan cara latihan yang murah dan efektif, sebab latihan bentuk ini
tidak memerlukan alat yang berarti, cukup tubuh kita sebagai beban. Apabila
latihan ini kita lakukan dengan teratur dengan prinsip-prinsip latihan, kita akan bisa
merasakan peningkatan otot kaki terutama otot paha dan betis.
2. Latihan lompat dada (Jump Chest)
Lompat dada adalah suatu
gerakan untuk melatih kekuatan power tungkai dengan gerakan melompat, posisi
kaki diangkat setinggi- tingginya sampai lutut menempel pada dada. Latihan
cocok untuk segala macam olahraga yang
menggunakan kekuatan power tungkai.
3.
Latihan lompat tangga ( Jump
Leeder)
Lompat tangga adalah suatu gerakan melompat pada tangga dengan
interval dan ketinggian tertentu sesuai dengan kebutuhan. Suharsono menyatakan
“kekuatan otot dalam kemampuan otot untuk mengatasi tekanan atau beban dalam
menjalankan aktifitas untuk mencapai prestasi maksimal”. (Suharsono,HP,
1975:78) Hal ini berarti bahwa kekuatan otot menentukan keberhasilan sebuah
aktifitas. Semakin besar otot akan semakin ringan kerja otot dalam mengatasi
tahanan dan beban, semakin kecil kemampuan otot akan semakin berat dalam
mengatasi tahanan dan beban.
4.
Latihan Sprint 50 m
Sprint 50 m adalah
gerakan lari sepanjang 50m dengan kecepatan semaksimal mungkin. Latihan ini
biasnya digunakan untuk melatih ketahanan dan kekuatan otot kaki.
Sistematika Latihan
Dalam pelaksanaan
latihan untuk setiap pertemuan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1.
Pendahuluan: Pada program
latihan pendahuluan dilakukan kegiatan pemanasan (warming-up), agar otot-otot yang semula tegang menjadi lemas sehingga
dapat melakukan gerakan dengan leluasa dan tidak kaku. Pemanasan dilakukan agar
seluruh organ tubuh dapat rangsangan, sehingga koordinasi secara berangsur- angsur
dapat memulai fungsinya dengan baik. Disamping itu untuk menghindari kemungkinan cedera pada waktu latihan inti. Isi pendahuluan meliputi dari kelentukan secara statis dan secara dinamis.
2.
Latihan inti.
Dalam latihan inti
diberikan latihan peningkatan kekuatan otot tungkai yang meliputi latihan
squatjump, lompat dada, lompat tangga, dan sprint 50m. Pada prinsipnya beban
latihan yang diberikan pada atlet/ siswa ditambah dengan intesitas yang
meningkat, sehingga siswa/ atlet dipaksa untuk mengeluarkan tenaga secara maksimal.
3. Pendinginan (stretching)
Penutupan. Latihan penutupan
(pendinginan) diisi dengan gerakan pelemasan,
koreksi secara keseluruhan (evaluasi), pemberian motivasi dengan cara memberitahukan
kemajuan-kemajuan hasil latihan agar pada kegiatan latihan berikutnya bisa melakukan latihan gerakan tersebut bisa
lebih baik.
3.
Manfaat
dari pembelajaran Atletik.
Atletik
merupakan salah satu unsur Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga
merupakan aktivitas jasmani serta pembinan hidup sehat dan pengembangan
jasmani, mental, sosial, emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Atletik
terdiri dari nomor-nomor yang dilakukan di lintasan lari (track) dan di
lapangan (field). Nomor-nomor yang dilakukan di lintasan terdiri dari nomor jalan
dan lari. Nomor-nomor lapangan terdiri dari nomor lempar dan tolak, nomor
lempar terdiri dari nomor lempar lembing, lempar cakram, lontar martil dan
tolak peluru. Nomor lompat terdiri dari lompat jauh, lompat jangkit, lompat
galah dan lompat tinggi.
Pendidikan
atletik pada jenjang sekolah dasar adalah mengutamakan aktivitas jasmani serta
mengutamakan kebiasaaan hidup sehat, sehingga pendidikan atletik disekolah
berbeda dengan atletik yang dilakukan oleh orang dewasa untuk tujuan prestasi.
Prinsipnya adalah pembinaan proses dan kebenaran gerak. Sehingga lebih bermanfaat
dan bertujuan untuk: a) pemenuhan minat untuk bergerak, b) pengenalan
dasar-dasar gerak atletik dalam bentuk permainan, c) merangsang pertumbuhan dan
perkembangan jasmani (bertambahnya tinggi dan berat badan yang harmonis) serta
perkembangan gerak, d) memelihara dan meningkatkan kesehatan serta kesegaran
jasmani, e) membantu merehabilitasi kelainan gerak pada usia dini, f)
menghindari rasa kebosanan, g) membantu menanamkan rasa disiplin, kerjasama,
kejujuran, mengenal akan peraturan dan norma-norma lainnya, h) menangkal
pengaruh buruk yang datangnya dari luar.
1. Pembelajaran
atletik memberikan manfaat pada pertumbuhan siswa.
Pada usianya siswa siswa sekolah merupakan usia dimana siswa
mulai aktif dalam pertumbuhan, aktifitas atletik dengan berbagai macam gerak
olahraga yang dilakukan dengan benar, baik dan rutin akan membantu hormon
merangsang tubuh dan meningkatkan daya pertumbuhan yang sehat. Sehingga dengan
tumbuh tubuh yang sehat anak akan lebih mudah untuk menggapai potensi yang
dimilikinya, karena aktivitas olahraga atletik yang cukup dan rutin tidak hanya
mempengharui kesehatan tubuh saja, tetapi juga kesehatan psikologis dan daya
nalar anak.
2. Pembelajaran
atletik memberikan manfaat pada perkembangan siswa.
Pembelajaran atletik pada usia ini memberikan perkembangan
secara psikis siswa, sehingga anak akan belajar mengembangkan fungsi panca
indranya, karena dalam atletik anak akan terdapat perintah, aturan main dan
juga kerja sama, ada pula mencari solusi dan bagaimana mencapai tujuan. Atletik
pun mampu untuk membuat koordinasi kerja otak sehingga berkembang semakin
bagus, dengan rajin melakukan aktivitas atletik anak akan lebih mudah menyerap
informasi yang diberikan.
4.
Langkah-langkah
pengajaran materi passing atas
permainan bola voli sesuai karakteristik siswa SDN 2 Antiga Kelod di sajikan
dalam bentuk RPP sebagai berikut.
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah
|
: SDN 2 Antiga Kelod
|
Mata Pelajaran
|
: Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
|
Kelas/ Semester
|
: 5 ( lima)/ 1 (satu )
|
Pertemuan ke
|
: 1
|
Alokasi Waktu
|
: 8
x 35 Menit ( 2x Pertemuan)
|
A. Kompetensi Inti :
1.
Menerima,
menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diridalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah
air.
3.
Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati, dan mencoba menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa
yang jelas, sistematis dan logis, dan kritis dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
B.
Kompetensi
Dasar
1.1. Menghargai tubuh dengan seluruh perangkat
gerak dan kemampuannya sebagai anugrah Tuhan
2.1. Berperilaku sportif dalam bermain
3.1. Memahami
konsep variasi dan kombinasi pola gerak dasar dalam berbagai permainan bola
besar dan atau olahraga tradisional serta nilai kerjasama
tim, sportifitas dan kejujuran
4.1 Mempraktikkan variasi dan kombinasi pola gerak
dasar yang dilandasi konsep gerak dalam berbagai permainan bola besar dan atau
olahraga tradisional serta nilai kerjasama tim, sportifitas dan
kejujuran.
C.
Indikator
a.
Siswa
mampu melakukan teknik dasar passing
bawah dengan benar.
b.
Siswa
mampu melakukan teknik dasar passing
atas dengan benar.
c.
Siswa
mampu melakukan permainan bola voli dengan peraturan yang dimodifikasi.
D.
Tujuan Pembelajaran
a.
Siswa
mampu melakukan teknik dasar passing
bawah dengan benar.
b.
Siswa
mampu melakukan teknik dasar passing
atas dengan benar.
c.
Siswa
mampu melakukan permainan bola voli dengan peraturan yang dimodifikasi.
E.
Materi
Pembelajaran
a. Teknik
Dasar Passing Atas
i.
Sikap permulaan; berdiri dengan kedua kaki
dibuka selebar bahu, kedua lutut ditekuk dan tangan diangkat ke depan atas
kepala, jari-jari dibuka serta ibu jari bersilangan, hingga membentuk mengkuk
dan kedua siku ditekuk menghadap kemuka.
ii.
Saat perkenaan ; perkenaan bola pada sat
bola datang di terima pada bagian jari-jari, dorong bola ke atas dengan
jari-jari diikuti gerakan mengangkat tangan dan meluruskan badan serta lutut
secara berurutan.
iii.
Sikap akhir ; setelah memantulakan bola
segera kembali ke posisi siap.
Gambar
01. Teknik Dasar Passing Atas
F. Model
pembelajaran : Kooperatif STAD (Student Team Acidment
Division)
Pendekatan : Saintifik
Metode/ Strategi : - Metode Demontrasi
- Metode Tanya jawab
- Metode Latihan
- Metode Presentasi
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1
No
|
Fase
|
Langkah-Langkah
Pembelajaran
|
Waktu
|
1.
|
Persiapan
|
Kegiatan Persiapan Pembelajaran
1.
Guru memperisapkan media pembelajaran di kelas
seperti laptop dan LCD.
2.
Guru
mempersiapkan bahan belajar dan sarana prasarana belajar seperti bola, kun,
dan pluit
|
|
2.
|
Pembelajaran
pendahuluan
Fase 1:
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
|
Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
1. Peserta didik menyampaikan salam dan guru merespon salam
dari peserta didik.
2. Guru memfasilitasi peserta didik untuk memperhatikan
kebersihan lingkungan di sekitar tempat duduknya atau di sekitar ruang
kelasnya.
3. Guru mengecek kehadiran serta kesiapan peserta didik
untuk memulai pembelajaran.
4. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai.
5. Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu Indonesia
Raya.
6. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab untuk mengingatkan
siswa terkait materi pada pertemuan sebelumnya.
7. Guru memotivasi siswa dengan cara memberikan gambaran tentang pentingnya
memahami tentang pentingnya berolahraga dan macam-macam gerak yang dilakukan
sehari-hari
8. Peserta didik
menerima informasi tentang kompetensi, ruang lingkup materi, tujuan, langkah
pembelajaran, metode, serta teknik penilaian yang akan dilaksanakan.
9. Guru
mengelompokkan peserta didik, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang.
Ø Pemanasan (dilakukan saat
dilapangan)
a.
Siswa disuruh
membuka barisan dan melakukan kegiatan pemanasan dalam kelompok, dimana pemanasan dilakukan dengan tujuan menyiapkan
fisik dan mental untuk mengikuti kegiatan pembelajaran inti. Pemanasan bisa
ditambahkan dengan permaianan tradisonal Hijau-Hitam
b.
Setelah melakukan
pemanasan semua siswa kembali berbaris dengan membentuk barisan empat bersap.
|
10 menit
|
3.
|
Inti Pembelajaran
Fase 2: Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
Fase 3:
Mengorganisasikan
dalam kelompok-kelompok belajar.
Fase 4 : Membimbing
kelompok bekerja dan belajar.
Nilai Karakter
Bangsa
|
Kegitan Pembelajaran Inti
1.
Guru memberikan materi pembelajaran kepada masing
masing kelompok untuk dibahas dalam kelompok dan guru menayangkan video dan
power point tentang teknik passing atas bola voli (Mengamati)
2.
Siswa
mencermati gerakan yang diberikan sambil memikirkan konsep gerakan passing atas bola voli
yang terdiri dari sikap awalan, sikap pelaksanaan dan sikap akhir/lanjutan. (Mengamati)
3.
Menyampaikan pendapat dan
menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan video yang disajikan oleh guru. (Menanya)
4.
Guru memanggil tim ahli pada setiap
kelompok untuk membahas teknis gerakan tersebut.
5.
Guru memberikan Tugas gerak lanjutan, melakukan gerakan
passing atas bola voli. (Mengumpulkan
Informasi/ Eksperimen)
6.
Guru Memonitor
dan evaluasi tugas gerak passing atas ditiap-tiap kelompok yang dilakukan
oleh siswa (Mengasosiasikan/mengolah informasi).
7.
Memberikan Feedback (kebenaran gerakan passing atas dan kesesuaiannya
dengan tujuan pembelajaran). (Mengasosiasikan/mengolah
informasi)
8.
Konstruksi nilai-nilai Olahraga bekerjasama dengan teman dalam
menyelesaikan tugas gerak).
9.
Siswa mempresentasikan
hasil diskusinya di depan kelas dan mempraktekannya. (Mengkomunikasikan)
10. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bermain voli dengan peraturan yang dimodifikasi
Religius,
Disiplin, Semangat, Kerja Keras, Jujur dan Tanggung Jawab.
|
20 menit
|
4.
|
Pembelajaran
Penutup
Fase 5:
Memberikan Penghargaan
|
Kegiatan Pembelajaran Penutup
1.
Peserta didik merefleksi penguasaan materi yang
telah dipelajari dengan membuat kesimpulan. (Mengkomunikasikan)
2.
Peserta didik saling memberikan umpan balik hasil
evaluasi pembelajaran yang telah dicapai.
3.
Guru memimpin pendinginan/cooling down
4.
Peserta didik mengerjakan kuis yang diberikan oleh
guru.
5.
Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk
memperhatikan materi selanjutnya dan memotivasi siswa untuk mempelajarinya di
rumah masing-masing.
6.
Guru meminta ketua kelas memimpin doa sebelum
mengakhiri pembelajaran.
7.
Guru memberi salam penutup.
|
10
enit
|
H.
Alat,
Bahan, dan Sumber Belajar
Alat :
Peluit, stopwatch dan bola voli
Bahan :
Ruang terbuka yang datar dan aman, lapangan sekolah
Sumber Belajar :
1. Lilik
Kasmari dkk. Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan. Viva Pakarindo. Kelaten (Buku Paket Kelas V)
I. Penilaian
1.
Penilaian Aspek Kognitif (N1)
Penilaian aspek kognitif dilaksanakan
dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk isian sesuai dengan
materi pembelajaran. Setiap pertanyaan mempunyai bobot 5.
Bobot
penilaian aspek kognitif adalah 10
Skor
maksimal adalah 5 setiap jawaban yang
benar.
Daftar
pertanyaan:
1.
Sebutkan
teknik
dasar dalam permainan bola
voli? (1- 5)
2.
Jelaskan
tahapan-tahapan teknik dasar passing atas bola voli? (1- 5)
2.
Penilaian Aspek Afektif (N2)
Penilaian aspek afektif yang dilakukan
oleh guru dan siswa didasarkan pada perilaku yang ditunjukkan siswa selama
proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan.
Skor
maksimal adalah 16.
Bobot
penilaian afektif adalah 30
Lembar
Pengamatan Aspek Afektif/ perilaku Siswa selama Pembelajaran.
Petunjuk: Berilah angka 1 – 4*) pada kolom sikap yang diamati skor
sesuai dengan sikap yang ditunjukkan oleh siswa selama proses pembelajaran.
No
|
Nama Siswa
|
Sikap Yang
Diamati
|
Jml
Skor
|
Jml Nilai
|
|||
Percaya diri
|
Kerjasama
|
Tanggung Jawab
|
Menghargai Teman
|
||||
1.
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
|
|
1=
kurang, 2= cukup, 3= baik, 4= sangat baik
|
3. Penilaian Aspek Psikomotor (N3)
Penilaian aspek psikomotor yang dilakukan oleh guru
dan siswa didasarkan pada unjuk kerja/ gerak yang ditunjukkan siswa selama
proses pembelajaran sesuai dengan rubrik penilaian. Penilaian aspek psikomotor
dilaksanakan pada setiap pertemuan.
Skor maksimal
pertemuan adalah 9.
Bobot
penilaian psikomotor adalah 50
Format
Asesmen Penilaian Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli
No
|
Nama
|
Aspek yang dinilai
|
Skor
|
Nilai akhir
|
||||||||
Sikap Awal
|
Sikap Pelaksanaan
|
Sikap akhir
|
||||||||||
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengetahui,
Kepala SDN 2 Antiga Kelod
Ni Komang Suasti, S.Pd
NIP. 196212311983042113
|
|
Yehmalet, Agustus 2018
Guru Mapel PJOK
Kadek Hendra Dwi Adi Nata, S.Pd
NIP. 199201112015031005
|
5.
Permaian Tradisonal “Megoak-goakan”
Sejarah Magoak-Goakan
Megoak-goakan
merupakan permainan tradisional dari Bali Utara. Permainan ini konon sangat
digemari oleh Ki Panji Sakti, Raja Buleleng yang dikenal sebagai seorang
kesatria yang gagah perkasa. Megoak-Goakan
merupakan permainan tradisional rakyat khususnya khas Desa Panji yang biasanya
dipentaskan menjelang Hari Raya Nyepi tiba. Nama Megoak-Goakan
sendiri diambil dari nama Burung Gagak (Goak yang gagah) yang terilhami ketika
melihat burung ini tengah mengincar mangsanya. Kegiatan Megoak-goakan sendiri
merupakan pementasan ulang dari sejarah kepahlawanan Ki Barak Panji Sakti yang
dikenal sebagai Pahlawan Buleleng Bali ketika menaklukan Kerajaan Blambangan di
Jawa Timur. Secara turun-temurun
Megoak-Goakan konsisten terus dilaksanakan dan dijaga kelestariannya sampai
kini. Ketika merayakan acara Megoak-Goakan ini suasana kekeluargaan dan
kegembiraan warga yang merayakannya akan sangat terasa sekali. Meskipun tak
jarang para peserta yang melakukannya harus jungkir-balik karena memang arena
yang dipakainya miring, namun sama sekali tak mengendurkan semangat dan
antusiasme warga yang mengikutinya.
Bagi warga yang
sudah ikut, bisa langsung pulang atau menonton rekannya bermain. Dalam
permainan tradisi ini, satu regu terdiri dari 11 peserta yang melawan kelompok
yang lainnya dengan jumlah yang sama. Supaya tertib, maka dalam arena permainan
diatur oleh pecalang. Disebutkan filosofi permainan ini, sebagai wujud purusa
pradana (laki-laki melawan perempuan). Disebutkan, dalam satu kelompok goak
terdiri dari sebelas orang. Sementara penentuan kemenangan adalah kelompok Goak-goakan
yang pertama kali mampu menangkap ekor (orang paling belakang) dalam kelompok
lawannya. Maka dialah pemenangnya.
Lokasi
Perayaan Tarian
Megoak-Goakan dirayakan di Desa Panji, Kecamatan Sukasada sekitar 6 km ke
selatan Kota Singaraja. Oleh masyarakat Buleleng (Bali utara)
permainan-ini benar-benar mempunyai nilai heroik, karena berkat taktik inilah
raja Panji Sakti dapat mengobarkan semangat juang yang spontan dari pada rakyatnya.
Permainan ini tetap disukai oleh masyarakat Buleleng, bahkan meluas ke seluruh
Bali. Memang daerah-daerah diluar Kabupaten Buleleng menganggap permainan ini
tidaklah sekhidmad daerah Buleleng. Daerah-daerah diluar Buleleng menganggap
permainan ini dipakai sebagai permainan yang baik, karena disamping bernilai
hiburan, olahraga, juga ada unsur seninya.
Oleh karena itu permainan ini dari
sejarah kelahirannya sekitar abad ke 16, dan sekarang akan diangkat untuk
dijadikan seni pertunjukan. Sebenamya kalau diangkat menjadi tari masih banyak
sekali memerlukan persyaratan. Tetapi untuk diangkat sebagai "media
pertunjukan" tidaklah terlalu sulit, karena ia sudah memenuhi syarat bagi
sebuah permainan rakyat, bahkan yang paling menonjol unsur kompetitifnya, karena
itu benar-benar bernilai olahraga.
Cara Bermain dan Peraturan Permaianan Megoak-Goakan
Megoak-Goakan merupakan permainan
yang diikuti oleh banyak peserta maksimal sepuluh orang. Satu orang menjadi
goak dan sembilan orang sisanya menjadi ular dengan bentuk berjejer/berbaris
seperti ular. Kemudian setelah pesiapan siap dan permainan dimulai, si Goak
langsung mengejar ekor ular (orang yang paling belakang) dari barisan ular
tersebut. Dengan arah berhadap-hadapan antara ular dan goak, kepala ular (orang
yang pertama di barisan ular) menghalang-halangi goak untuk mengejar ekor si
ular dan yang menjadi ekor ular akan terus berusaha menghindar dari dekapan si
goak. Seandainya dalam permainan ini ekor ular tersebut di dapatkan oleh si
goak, maka yang menjadi ekor ular tersebut berganti menjadi goak dan yang
menjadi goak sebelumnya menjadi kepala ular yang akan menjaga seluruh badan
ular, begitu pula seterusnya.
Adapun Peraturan Permainan megoak- goakan yaitu kepala ular tidak boleh
memegang goak, barisan/ular tidak boleh terputus, dan pada saat kepala ular
menggalangi goak, tidak boleh memukul/menampar yang menjadi goak.
Sarana dan Prasarana Permaianan
Dalam permainan megoak-goakan memerlukan lapangan yang luas
dan datar agar dapat memudahkan pemain untuk bergerak. Pada dasarnya permainan
ini dapat dilakukan dimana saja tanpa menggunakan alat asalkan ada halaman/
lapangan yang sedikit luas.
Manfaat dan Nilai-nilai yang Terkandung dalam
Permainan Megoak-Goakan
Permainan Megoak-goakan memberikan manfaat positif terhadap
sumber daya manusia. Selain untuk sebagai hiburan dan tradisi, permainan
megoak-goakan juga bermanfaat untuk melatih kerjasama antara semua orang dalam barisan
ular dan melatih kegigihan seseorang yang menjadi goak untuk mendapatkan ekor
si ular.
Khususnya dalam pembelajaran PJOK, permainan megoak-goakan
juga memberikan manfaat terkait pengembangan sumber daya manusia. Pengembangan tersebut bisa terjadi karena
permainan megoak-goakan memiliki nilai afektif, kognitif dan psikomotor bagi siswa yang bermain. Lebih
terperinci akan
dijelaskan sebagai berikut.
a.
Nilai afektif
Nilai afektif
adalah nilai sikap dalam
melaksanakan permainan ini. Nilai afektif yang
terkandung adalah saat anggota serius dan sportif dalam bermain, melaksanakan
tugas dengan baik dan mentaati
peraturan bermain. Permainan
Megoak-goakan juga mengajarkan nilai-nilai karakter bangsa seperti kejasama. kebersamaan/kekompakan,
nilai kegigihan, semangat, sportifitas dan heroik para pemain. Kita juga diajak
untuk melestarikan permainan tradisional yang memiliki nilai sejarah sangat
tinggi.
b.
Nilai kognitif
Nilai
kognitif yaitu nilai
tertulis berdasarkan penguasaan materi atau pengetahuan pemain. Peserta pemain Megoak-goakan dinilai baik
apabila anggota mengerti aturan main dan memahami perannya sebagai goak, kepala ular dan seekor
ular. Disini pemain yang manjadi
goak akan diasah kemampuan kognitifnya dalam mengolah taktik atau strategi agar
ia dengan cepat dapat menangkap ekor ular dengan halangan dari kepala ular yang
berada di depan. Kelapa ular juga mengasah kemampuan taktik dan strateginya
dalam mempertahankan agar ekor ular tidak cepat tertangkap oleh goak. Serta
pamain pada badan ular hingga ekor harus mampu mengikuti taktik dan strategi
dari kepala ular (pemimpin) dan mempertahankan ular agar tidak mudah terputus.
c.
Nilai psikomotor
Nilai
psikomotor adalah nilai keaktifan
gerak dalam permainan. Nilai ini berupa keikut sertaan siswa dalam permainan dan keaktifan gerak
siswa. Pemain memiliki psikomotor yang
baik harus melaksanakan permainan
sesuai peraturan permainan.
Pemain Megoak-Goakan harus sportif dalam upaya menangkap ekor ular.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar