Senin, 27 Agustus 2018

Tinjauan Olahraga pada Aspek Etika dan Isu Diskriminasi Gender


TUGAS M4 KB 3 : Tinjauan Olahraga pada Aspek Etika dan Isu Diskriminasi Gender
Lima aspek penting yang memunculkan nilai etika dan moral dalam kegiatan olahraga: (1) justice and aquality (keadilan dan persamaan), (2) self -respect (penghormatan pada diri sendiri), (3) respect for others (penghormatan pada orang lain), (4) respect for rulesand authority (penghormatan pada peraturan dan atasan), dan (5) a sense of perspective or relative values (kesadaran akan sudut pandang nilai atau nilai terkait).
·         Identifikasi lima aspek penting yang memunculkan nilai etika dan moral dalam kegiatan olahraga yang berdampak pada psikologis dan sosiologis masyarakat.
·         Identifikasi nilai etika dan moral dalam kegiatan aktivitas olahraga yang muncul dan berdampak pada psikologis siswa.
·         Susun rencana kegiatan  aktivitas jasmani dalam proses pembelajaran untuk membantu menumbuhkan lima aspek nilai etika dam moral pada siswa.
·         Susun minimal 2 aktivitas kegiatan yang dapat menerapkan nilai etika dan moral bagi siswa yang melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler disekolah. 
Jawaban :
1.      Lima aspek penting yang memunculkan nilai etika dan moral dalam kegiatan olahraga:
1)      Justice and aquality (keadilan dan persamaan)
2)      Self - respect (penghormatan pada diri sendiri)
3)      Respect for others (penghormatan pada orang lain)
4)      Respect for rulesand authority (penghormatan pada peraturan dan atasan), dan
5)      A sense of perspective or relative values (kesadaran akan sudut pandang nilai atau nilai terkait) (Freeman, 1982)

1)      Perlakuan yang sama dan adil dalam kegiatan olahraga di sekolah adalah keinginan setiap siswa. Siswa diberi kesempatan yang sama untuk memperlihatkan apa yang telah dipelajari mereka. Sering kejadian siswa yang rendah dalam keterampilan tersingkir oleh siswa yang berbakat dalam perlakuan guru. Guru hanya memperhatikan siswa yang berbakat. Perlakuan membedabedakan siswa tidaklah bijaksana ditinjau dari sisi pendidikan moral. Seorang yang terbiasa diperlakukan tidak adil membuat peluang sehingga siswa tersebut merasa bahwa tindakan itu wajar dan ini akan tertanam dalam dirinya. Guru atau pelatih seharusnya membantu siswa walaupun terdapat perbedaan dalam kemampuan dan latarbelakang mereka.
2)      Siswa membutuhkan citra diri positif dan harga diri untuk meraih sukses. Ada kalanya siswa kurang kemampuannya namun ini tidak boleh dijadikan guru sebagai alasan untuk merendahkan atau menyinggung harga dirinya. Guru harus membantu siswa memiliki self-respect dengan menumbuhkan kesan bahwa dirinya juga penting. Guru tidak boleh menuntut kemampuan siswa secara berlebihan, tuntutlah atau mintalahsiswa melakukan yang terbaik dari dirinya. Seorang pelari yang kalah dalam perlombaan tetapi menunjukan waktu yang lebih baik dari sebelumnya harus di nilai baik. Memuji siswa terhadap perolehan hasil dari kemampuannya akan membuat siswa tersebut berkembang dan tumbuh citra diri yang positifnya.
3)      Siswa harus dibelajarkan untuk menghormati orang lain, hormat kepada teman, lawan bertanding, guru, pelatih, atau siapa saja. Guru atau pelatih hendaklah menyadari bahwa siswa asuhannya belajar menghormati dari tampilan prilaku yang dipertunjukkan oleh guru bersangkutan. Seorang guru atau pelatih yang sering berteriak memprotes setiap kali merasa tim-nya dirugikan berarti guru tersebut telah menghancurkan kesempatan untuk mengajarkan penghormatan kepada para siswa atau atlet asuhannya.
4)      Siswa dan atlet perlu belajar menghormati peraturan dan atasan, karena tanpa sikap seperti itu masyarakat tak dapat berfungsi. Peraturan itu sendiri pada sisi lain harus bersifat layak untuk dihormati. Peran peraturan dalam kegiatan olahraga merupakan pedoman perilaku dalam melakukan aktivitas berolahraga. Tujuan peraturan adalah sebagai penjamin kepada setiap orang untuk mendapatkan keadilan dan kesempatan yang sama. Guru atau pelatih menjelaskan suatu peraturan kemudian mengajarkan bagaimana cara melanggar peraturan tanpa ketahuan hakekatnya pelanggaran etika dan tidak mendidik. Guru harus menjadikan siswa memiliki rasa penghormatan kepada orang lain dan kepada peraturan. Jika ini tidak ada, maka tatanan kehidupan berdampingan yang damai juga sebenarnya tidak pernah ada, yang ada justru konflik, kedamaian terganggu, kacau, hingga lebih jauh memungkinkan terjadinya anarki.
5)      Kesadaran akan sudut pandang tentang nilai olahraga harus diluruskan dalam posisi yang tepat. Kurang bijak jika memandang olahraga secara berlebihan sehingga mirip persoalan hidup atau mati. Guru atau pelatih harus menempatkan olahraga pada perspektif yang wajar. Guru Penjas harus memiliki sudut pandang yang wajar dalam menghubungkan aktivitas olahraga terhadap pengembangan aspek-aspek nilai pendidikan, jangan berlebihan (overemphasized). Guru harus bijak membawa kebermaknaan tentang nilai kemenangan pertandingan olahraga kepada siswa. Konsep kemenangan nilainya harus dipandang sebagai alat pencapai tujuan pendidikan, petunjuk standar etika dalam berolahraga. Karakter etis dan belajar nilai-nilai adalah aspek-aspek Pendidikan yang penting, namun belum dapat dipastikan seberapa besar sumbangan keterlibatan olahraga terhadap aspek-aspek tersebut. Masih diperlakukan penelitian yang mendalam mengenai hal ini, baik secara ampirik maupun logika. Tantangan bagi olahraga adalah mengadakan penelitian dan uji klinis mengenai hubungan gerak dengan pengajaran etika dan moral; dengan peningkatan status psikologis; dan dengan penanaman sifat sosial dalam pergaulan bermasyarakat.

2.      Nilai etika dan moral dalam kegiatan aktivitas olahraga yang muncul dan berdampak pada psikologis siswa.
Dari kelima nilai etika dan moral yang diketahui, nilai etika dan moral dalam kegiatan aktivitas olahraga yang muncul dan berdampak pada psikologis siswa yaitu Justice and aquality (keadilan dan persamaan), Self - respect (penghormatan pada diri sendiri) dan Respect for others (penghormatan pada orang lain). Ketiga nilai tersebut memberikan dampak pada psikologis siswa karena perlakuan yang sama dan adil dalam kegiatan olahraga di sekolah adalah keinginan setiap siswa, guru tidak boleh melakukan diskriminasi pada siswa yang akan berdampak pada psikologis anak/ siswa. Selain itu sikap penghormatan pada diri sendiri dan sikap menghargai orang lain sangat diperlukan dalam olahraga, siswa membutuhkan citra diri positif dan harga diri untuk meraih kesuksesan sebagai bentuk menghargai diri sendiri dan siswa perlu dibelajarkan agar dapat menghargai orang lain yang tentunya akan berdampak pada psikologis anak/siswa.

3.      Rencana kegiatan  aktivitas jasmani dalam proses pembelajaran untuk membantu menumbuhkan lima aspek nilai etika dam moral pada siswa.
Freeman (2001: 210) dalam buku Physical Education and Sport in A Changing Society menyarankan 5 area dasar dari etika dan moral yang harus diberikan yaitu :
1.      Keadilan dan persamaan.
2.      Respek terhadap diri sendiri.
3.      Respek dan pertimbangan terhadap yang lain,
4.      Menghormati peraturan dan kewenangan,
5.      Rasa terhadap perspektif atau nilai relatif.
Kelima aspek etika dan moral tersebut dapat di tuangkan dalam proses pembelajaran PJOK secara tersirat.
1)     Aspek keadilan dan persamaan disini dapat kita terapkan dalam pemberian nilai kepada setiap siswa. Dimana kita memang diharapkan memberikan nilai sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Jangan sampai kita memberikan ketiadilan yang berakibat adanya siswa yang merasa dirugikan. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani keadilan ini bisa lebih kompleks. Karena dalam pemberian ujian pendidikan jasmani kita tidak bisa memberikan patokan ujian yang sama dalam setiap siswa. Contoh dalam ujian lompat tinggi. Kita tidak bisa mematok ukuran lompatan yang dilalui peserta didik itu sama. Karena setiap siswa berbeda. Jika ini diberlakukan maka akan merugikan siswa yang mempunyai ukuran tubuh lebih pendek. Siswa pun akan mengatakan jika gurunya tidak adil dalam pemberian nilai. Tapi jika sikap adil ini dapat dirasakan oleh setiap peserta didik dan dirasakan manfaatnya maka peserta didik juga akan berusaha bersikap demikian. Didalam pikiran mereka akan tertanam bahwa bersikap adil terhadap sesama akan memberikan manfaat yang besar dalam pergaulan. Dan sebaliknya bersikap tidak adil terhadap sesama akan mengakibatkan kita dijauhi dan berkurangnya teman untuk bergaul.
2)      Aspek menghargai diri sendiri sangatlah penting bagi psikologis siswa. Ada kalanya siswa kurang kemampuannya namun ini tidak boleh dijadikan guru sebagai alasan untuk merendahkan atau menyinggung harga diri siswa. Guru harus membantu siswa memiliki kepercayaan diri dengan menumbuhkan kesan bahwa dirinya juga penting. Guru tidak boleh menuntut kemampuan siswa secara berlebihan, tuntutlah atau mintalah siswa melakukan yang terbaik dari dirinya. Misalnya dalam proses pembelajaran lari seorang  siswa yang kalah dalam perlombaan bersama teman sekelasnya, akan tetapi siswa tersebut menunjukan waktu yang lebih baik dari sebelumnya dan hal ini harus di nilai baik oleh guru. Memuji siswa terhadap perolehan hasil dari kemampuannya akan membuat siswa tersebut berkembang dan tumbuh citra diri yang positifnya.
3)      Mengajarkan aspek menghormati orang lain dapat dilakukan saat diskusi dalam pelajaran PJOK. Menghargai perbedaan pendapat antar siswa merupakan salah satu bentuk menghormati orang lain. Misalnya dalam proses diskusi terjadi perbedaan pendapat antar siswa A dengan siswa B maka siswa A dan siswa B tidak boleh ngotot dengan pendapatnya masing-masing adalah yang paling benar dan harus diterima. Maka disinilah peran guru memediasi/ menengahi perbedaan pendapat dan memberikan kesempatan kepada siswa lainnya untuk menyampaikan argumentasinya terkait perbedaan pendapat siswa A dan siswa B.
4)     Menghormati peraturan dan kewenangan. Peraturan harus bersifat layak untuk dihormati. Peran peraturan dalam kegiatan olahraga merupakan pedoman perilaku dalam melakukan aktivitas berolahraga. Tujuan peraturan adalah sebagai penjamin kepada setiap orang untuk mendapatkan keadilan dan kesempatan yang sama. Misalnya dalam permainan bola kasti guru menekankan aturan untuk mematikan lawan yaitu hanya boleh membedut siswa pada areal pinggul hingga kaki, apabila ada siswa yang melanggar maka siswa tersebut di keluarkan dari permaian. Hal ini efektif karena apabila guru tidak menekankan peraturan itu maka siswa akan sembarangan membedut siswa lainnya dan akibat terburuk bisa menyebabkan cedera dan trauma pada siswa lain.
5)      Kesadaran akan sudut pandang tentang nilai olahraga harus diluruskan dalam posisi yang tepat. Kurang bijak jika memandang olahraga secara berlebihan sehingga mirip persoalan hidup atau mati. Guru atau pelatih harus menempatkan olahraga pada perspektif yang wajar. Guru Penjas harus memiliki sudut pandang yang wajar dalam menghubungkan aktivitas olahraga terhadap pengembangan aspek-aspek nilai pendidikan, jangan berlebihan (overemphasized). Dalam proses pembelajaran PJOK kesadaran akan sudut pandang ini harus ditanamkan pada siswa dengan cara memberikan pemahaman pada siswa bahwa dalam proses pembelajaran PJOK berorientasi pada aktivitas jasmani dan proses aktivitas itu sendiri bukan semata-mata mencapai nilai/skor yang tinggi dan mengabaikan aspek-aspek lainnya.

4.      Aktivitas kegiatan yang dapat menerapkan nilai etika dan moral bagi siswa yang melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler disekolah. 

Kegiatan 1
Mengikuti kegiatan ektrakulikuler pramuka. Dengan mengikuti kegiatan ektrakulikuler pramuka siswa dapat menerapkan nilai etika dan moral dalam proses belajar pramuka. Selain diajarkan disiplin dalam pramuka juga diajarkan tentang cinta tanah air, saling menghormati, menghargai persamaan dan tanggungjawab. Kegiatan-kegiatan dalam pramuka juga beraneka ragam misalnya berkemah, mencari jejak, Rigem (riang gembira), penjelajahan, latihan kepemimpinan dan lain-lain. Semua kegiatan tersebut memiliki maksud dan tujuan yang berbeda-beda dan dapat membentuk etika dan moral siswa.

Kegiatan 2
Mengikuti ektrakulikuler cabang olahraga sesuai minat dan bakatnya. Melalui kegiatan ektrakulikuler olahraga siswa dapat sekaligus melatih etika dan moral melalui proses pelatihan yang dilakukan. Misalnya siswa dalam latihan diajarkan untuk datang tepat waktu/on time oleh pelatih. Maka pelatih juga harus bisa memberikan contoh kepada atlet-atletnya untuk disiplin terhadap waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Olahraga Senam, Akuatik, Beladiri dan Pendidikan Kesehatan

TUGAS AKHIR M6 : Aktivitas Olahraga Senam, Akuatik, Beladiri dan Pendidikan Kesehatan Tugas 1 Senam 1.       Buatlah uraian 3 gerakan ...