TUGAS
M4 KB 3 : Tinjauan Olahraga
pada Aspek Etika dan Isu Diskriminasi Gender
Lima aspek penting yang memunculkan
nilai etika dan moral dalam kegiatan olahraga: (1) justice
and aquality (keadilan dan persamaan), (2) self -respect (penghormatan
pada diri sendiri), (3) respect for others (penghormatan pada orang
lain), (4) respect for rulesand authority (penghormatan pada
peraturan dan atasan), dan (5) a sense of perspective or relative
values (kesadaran akan sudut pandang nilai atau nilai terkait).
·
Identifikasi lima aspek penting yang memunculkan
nilai etika dan moral dalam kegiatan olahraga yang berdampak pada
psikologis dan sosiologis masyarakat.
·
Identifikasi nilai etika dan moral dalam kegiatan
aktivitas olahraga yang muncul dan berdampak pada psikologis siswa.
·
Susun rencana kegiatan aktivitas jasmani dalam proses
pembelajaran untuk membantu menumbuhkan lima aspek nilai etika dam moral pada
siswa.
·
Susun minimal 2 aktivitas kegiatan yang dapat menerapkan nilai
etika dan moral bagi siswa yang melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler
disekolah.
Jawaban :
1. Lima aspek penting yang memunculkan
nilai etika dan moral dalam kegiatan olahraga:
1) Justice
and aquality (keadilan dan persamaan)
2) Self
- respect (penghormatan pada diri sendiri)
3) Respect
for others (penghormatan pada orang lain)
4) Respect
for rulesand authority (penghormatan pada peraturan dan atasan), dan
5) A
sense of perspective or relative values (kesadaran akan sudut pandang nilai
atau nilai terkait) (Freeman, 1982)
1) Perlakuan
yang sama dan adil dalam kegiatan olahraga di sekolah adalah keinginan setiap
siswa. Siswa diberi kesempatan yang sama untuk memperlihatkan apa yang telah
dipelajari mereka. Sering kejadian siswa yang rendah dalam keterampilan
tersingkir oleh siswa yang berbakat dalam perlakuan guru. Guru hanya
memperhatikan siswa yang berbakat. Perlakuan membedabedakan siswa tidaklah
bijaksana ditinjau dari sisi pendidikan moral. Seorang yang terbiasa
diperlakukan tidak adil membuat peluang sehingga siswa tersebut merasa bahwa
tindakan itu wajar dan ini akan tertanam dalam dirinya. Guru atau pelatih
seharusnya membantu siswa walaupun terdapat perbedaan dalam kemampuan dan
latarbelakang mereka.
2) Siswa
membutuhkan citra diri positif dan harga diri untuk meraih sukses. Ada kalanya
siswa kurang kemampuannya namun ini tidak boleh dijadikan guru sebagai alasan
untuk merendahkan atau menyinggung harga dirinya. Guru harus membantu siswa
memiliki self-respect dengan menumbuhkan kesan bahwa dirinya juga penting. Guru
tidak boleh menuntut kemampuan siswa secara berlebihan, tuntutlah atau
mintalahsiswa melakukan yang terbaik dari dirinya. Seorang pelari yang kalah
dalam perlombaan tetapi menunjukan waktu yang lebih baik dari sebelumnya harus
di nilai baik. Memuji siswa terhadap perolehan hasil dari kemampuannya akan
membuat siswa tersebut berkembang dan tumbuh citra diri yang positifnya.
3) Siswa
harus dibelajarkan untuk menghormati orang lain, hormat kepada teman, lawan
bertanding, guru, pelatih, atau siapa saja. Guru atau pelatih hendaklah
menyadari bahwa siswa asuhannya belajar menghormati dari tampilan prilaku yang
dipertunjukkan oleh guru bersangkutan. Seorang guru atau pelatih yang sering
berteriak memprotes setiap kali merasa tim-nya dirugikan berarti guru tersebut
telah menghancurkan kesempatan untuk mengajarkan penghormatan kepada para siswa
atau atlet asuhannya.
4) Siswa
dan atlet perlu belajar menghormati peraturan dan atasan, karena tanpa sikap
seperti itu masyarakat tak dapat berfungsi. Peraturan itu sendiri pada sisi
lain harus bersifat layak untuk dihormati. Peran peraturan dalam kegiatan olahraga
merupakan pedoman perilaku dalam melakukan aktivitas berolahraga. Tujuan
peraturan adalah sebagai penjamin kepada setiap orang untuk mendapatkan
keadilan dan kesempatan yang sama. Guru atau pelatih menjelaskan suatu
peraturan kemudian mengajarkan bagaimana cara melanggar peraturan tanpa
ketahuan hakekatnya pelanggaran etika dan tidak mendidik. Guru harus menjadikan
siswa memiliki rasa penghormatan kepada orang lain dan kepada peraturan. Jika
ini tidak ada, maka tatanan kehidupan berdampingan yang damai juga sebenarnya
tidak pernah ada, yang ada justru konflik, kedamaian terganggu, kacau, hingga
lebih jauh memungkinkan terjadinya anarki.
5) Kesadaran
akan sudut pandang tentang nilai olahraga harus diluruskan dalam posisi yang
tepat. Kurang bijak jika memandang olahraga secara berlebihan sehingga mirip
persoalan hidup atau mati. Guru atau pelatih harus menempatkan olahraga pada
perspektif yang wajar. Guru Penjas harus memiliki sudut pandang yang wajar
dalam menghubungkan aktivitas olahraga terhadap pengembangan aspek-aspek nilai
pendidikan, jangan berlebihan (overemphasized).
Guru harus bijak membawa kebermaknaan tentang nilai kemenangan pertandingan
olahraga kepada siswa. Konsep kemenangan nilainya harus dipandang sebagai alat pencapai
tujuan pendidikan, petunjuk standar etika dalam berolahraga. Karakter etis dan
belajar nilai-nilai adalah aspek-aspek Pendidikan yang penting, namun belum
dapat dipastikan seberapa besar sumbangan keterlibatan olahraga terhadap
aspek-aspek tersebut. Masih diperlakukan penelitian yang mendalam mengenai hal
ini, baik secara ampirik maupun logika. Tantangan bagi olahraga adalah
mengadakan penelitian dan uji klinis mengenai hubungan gerak dengan pengajaran
etika dan moral; dengan peningkatan status psikologis; dan dengan penanaman
sifat sosial dalam pergaulan bermasyarakat.
2. Nilai etika dan moral dalam kegiatan aktivitas olahraga
yang muncul dan berdampak pada psikologis siswa.
Dari
kelima nilai etika dan moral yang diketahui, nilai etika dan moral dalam
kegiatan aktivitas olahraga yang muncul dan berdampak pada psikologis siswa
yaitu Justice and aquality (keadilan
dan persamaan), Self - respect
(penghormatan pada diri sendiri) dan Respect
for others (penghormatan pada orang lain). Ketiga nilai tersebut memberikan
dampak pada psikologis siswa karena perlakuan yang sama dan adil dalam kegiatan
olahraga di sekolah adalah keinginan setiap siswa, guru tidak boleh melakukan
diskriminasi pada siswa yang akan berdampak pada psikologis anak/ siswa. Selain
itu sikap penghormatan pada diri sendiri dan sikap menghargai orang lain sangat
diperlukan dalam olahraga, siswa membutuhkan citra diri positif dan harga diri
untuk meraih kesuksesan sebagai bentuk menghargai diri sendiri dan siswa perlu
dibelajarkan agar dapat menghargai orang lain yang tentunya akan berdampak pada
psikologis anak/siswa.
3.
Rencana kegiatan
aktivitas jasmani dalam proses pembelajaran untuk membantu menumbuhkan lima
aspek nilai etika dam moral pada siswa.
Freeman
(2001: 210) dalam buku Physical Education and Sport in A Changing Society
menyarankan 5 area dasar dari etika dan moral yang harus diberikan yaitu :
1. Keadilan dan persamaan.
2. Respek terhadap diri sendiri.
3. Respek dan pertimbangan terhadap
yang lain,
4. Menghormati peraturan dan
kewenangan,
5. Rasa terhadap perspektif atau nilai
relatif.
Kelima aspek etika dan moral tersebut dapat di tuangkan
dalam proses pembelajaran PJOK secara tersirat.
1) Aspek
keadilan dan persamaan disini dapat kita terapkan dalam pemberian nilai kepada
setiap siswa. Dimana kita memang diharapkan memberikan nilai sesuai kriteria
yang telah ditetapkan. Jangan sampai kita memberikan ketiadilan yang berakibat
adanya siswa yang merasa dirugikan. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani keadilan
ini bisa lebih kompleks. Karena dalam pemberian ujian pendidikan jasmani kita
tidak bisa memberikan patokan ujian yang sama dalam setiap siswa. Contoh dalam
ujian lompat tinggi. Kita tidak bisa mematok ukuran lompatan yang dilalui
peserta didik itu sama. Karena setiap siswa berbeda. Jika ini diberlakukan maka
akan merugikan siswa yang mempunyai ukuran tubuh lebih pendek. Siswa pun akan
mengatakan jika gurunya tidak adil dalam pemberian nilai. Tapi jika sikap adil
ini dapat dirasakan oleh setiap peserta didik dan dirasakan manfaatnya maka
peserta didik juga akan berusaha bersikap demikian. Didalam pikiran mereka akan
tertanam bahwa bersikap adil terhadap sesama akan memberikan manfaat yang besar
dalam pergaulan. Dan sebaliknya bersikap tidak adil terhadap sesama akan
mengakibatkan kita dijauhi dan berkurangnya teman untuk bergaul.
2) Aspek
menghargai diri sendiri sangatlah penting bagi psikologis siswa. Ada kalanya
siswa kurang kemampuannya namun ini tidak boleh dijadikan guru sebagai alasan
untuk merendahkan atau menyinggung harga diri siswa. Guru harus membantu siswa
memiliki kepercayaan diri dengan menumbuhkan kesan bahwa dirinya juga penting.
Guru tidak boleh menuntut kemampuan siswa secara berlebihan, tuntutlah atau
mintalah siswa melakukan yang terbaik dari dirinya. Misalnya dalam proses
pembelajaran lari seorang siswa yang
kalah dalam perlombaan bersama teman sekelasnya, akan tetapi siswa tersebut menunjukan
waktu yang lebih baik dari sebelumnya dan hal ini harus di nilai baik oleh guru.
Memuji siswa terhadap perolehan hasil dari kemampuannya akan membuat siswa
tersebut berkembang dan tumbuh citra diri yang positifnya.
3) Mengajarkan
aspek menghormati orang lain dapat dilakukan saat diskusi dalam pelajaran PJOK.
Menghargai perbedaan pendapat antar siswa merupakan salah satu bentuk
menghormati orang lain. Misalnya dalam proses diskusi terjadi perbedaan
pendapat antar siswa A dengan siswa B maka siswa A dan siswa B tidak boleh
ngotot dengan pendapatnya masing-masing adalah yang paling benar dan harus
diterima. Maka disinilah peran guru memediasi/ menengahi perbedaan pendapat dan
memberikan kesempatan kepada siswa lainnya untuk menyampaikan argumentasinya
terkait perbedaan pendapat siswa A dan siswa B.
4) Menghormati
peraturan dan kewenangan. Peraturan harus bersifat layak untuk dihormati. Peran
peraturan dalam kegiatan olahraga merupakan pedoman perilaku dalam melakukan
aktivitas berolahraga. Tujuan peraturan adalah sebagai penjamin kepada setiap
orang untuk mendapatkan keadilan dan kesempatan yang sama. Misalnya dalam
permainan bola kasti guru menekankan aturan untuk mematikan lawan yaitu hanya
boleh membedut siswa pada areal pinggul hingga kaki, apabila ada siswa yang
melanggar maka siswa tersebut di keluarkan dari permaian. Hal ini efektif
karena apabila guru tidak menekankan peraturan itu maka siswa akan sembarangan
membedut siswa lainnya dan akibat terburuk bisa menyebabkan cedera dan trauma
pada siswa lain.
5) Kesadaran
akan sudut pandang tentang nilai olahraga harus diluruskan dalam posisi yang
tepat. Kurang bijak jika memandang olahraga secara berlebihan sehingga mirip
persoalan hidup atau mati. Guru atau pelatih harus menempatkan olahraga pada
perspektif yang wajar. Guru Penjas harus memiliki sudut pandang yang wajar
dalam menghubungkan aktivitas olahraga terhadap pengembangan aspek-aspek nilai
pendidikan, jangan berlebihan (overemphasized).
Dalam proses pembelajaran PJOK kesadaran akan sudut pandang ini harus
ditanamkan pada siswa dengan cara memberikan pemahaman pada siswa bahwa dalam proses
pembelajaran PJOK berorientasi pada aktivitas jasmani dan proses aktivitas itu
sendiri bukan semata-mata mencapai nilai/skor yang tinggi dan mengabaikan
aspek-aspek lainnya.
4.
Aktivitas kegiatan yang dapat menerapkan
nilai etika dan moral bagi siswa yang melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler
disekolah.
Kegiatan 1
Mengikuti
kegiatan ektrakulikuler pramuka. Dengan mengikuti kegiatan ektrakulikuler
pramuka siswa dapat menerapkan nilai etika dan moral dalam proses belajar
pramuka. Selain diajarkan disiplin dalam pramuka juga diajarkan tentang cinta
tanah air, saling menghormati, menghargai persamaan dan tanggungjawab.
Kegiatan-kegiatan dalam pramuka juga beraneka ragam misalnya berkemah, mencari
jejak, Rigem (riang gembira), penjelajahan, latihan kepemimpinan dan lain-lain.
Semua kegiatan tersebut memiliki maksud dan tujuan yang berbeda-beda dan dapat
membentuk etika dan moral siswa.
Kegiatan 2
Mengikuti
ektrakulikuler cabang olahraga sesuai minat dan bakatnya. Melalui kegiatan
ektrakulikuler olahraga siswa dapat sekaligus melatih etika dan moral melalui
proses pelatihan yang dilakukan. Misalnya siswa dalam latihan diajarkan untuk
datang tepat waktu/on time oleh pelatih. Maka pelatih juga harus bisa
memberikan contoh kepada atlet-atletnya untuk disiplin terhadap waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar