PERMASALAHAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Pendidikan Jasmani adalah
proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang
terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Definisi tersebut, mengukuhkan bahwa
pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan umum. Tujuannya
adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya.
Jadi, pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas
jasmani atau olahraga. Inti pengertiannya adalah mendidik anak. Yang
membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan adalah
gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar. Tujuan pendidikan jasmani
sudah tercakup dalam pemaparan tersebut yaitu memberikan kesempatan kepada anak
untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan
potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral.
Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan potensi setiap anak
setinggi-tingginya. Dalam bentuk bagan, secara sederhana tujuan penjas meliputi
tiga ranah (domain) sebagai satu kesatuan, sebagai berikut:
Tujuan tersebut merupakan pedoman bagi
guru penjas dalam melaksanakan tugasnya. Untuk disadari oleh guru penjas adalah
bahwa ia harus menganggap dirinya sendiri sebagai pendidik, bukan hanya sebagai
pelatih atau pengatur kegiatan. Misi pendidikan jasmani tercakup dalam tujuan
pembelajaran yang meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotor.
Perkembangan pengetahuan atau sifat-sifat sosial bukan sekedar dampak pengiring
yang menyertai keterampilan gerak. Tujuan itu harus masuk dalam perencanaan dan
skenario pembelajaran. Kedudukannya sama dengan tujuan pembelajaran
pengembangan domain psikomotor. Dalam hal ini, untuk mencapai tujuan tersebut ,
guru perlu membiasakan diri untuk mengajar anak tentang apa yang akan
dipelajari berlandaskan pemahaman tentang prinsip-prinsip yang mendasarinya.
Permasalahan Guru Penjas di
Sekolah dan Solusinya
Pendahuluan
Manusia terdiri dari 2 unsur yang sangat
penting yang apabila salah satu unsurnya hilang atau tidak ada, maka tidak akan
terwujud manusia demikian pula apabila salahsatu atau keduanya cacat/rusak maka
tidak bisa pula dikatakan manusia yang utuh. Kedua unsur yang diceritakan tadi
adalah Jasmani dan Rohani. Kedua unsur tadi dapat dikembangkan atau dilatih
dengan berbagai cara atau pelatihan sesuai kebutuhan unsurnya. seperti
kebutuhan rohani yang meliputi pendidikan agama, pendidikan morat dan etika,
itu semua merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi guna untuk
mengembangkan/memanfaatkan unsur rohani.
Unsur yang satu lagi yaitu unsur jasmani
yang kebutuhannya dapat dicapai melalui pendidikan jasmani yang ada di sekolah.
Sebetulnya kebutuhan jasmani itu sangat banyak sekali, karena mencakup semua
kegiatan/aktivitas dalam kehidupannya oleh karena itu seharusnya mata pelajaran
pendidikan jasmani itu menjadi mata pelajaran yang sangat diprioritaskan jika
perlu ditambah jam pelajarannya. Tetapi kebanykan orang
menilai mengenai pendidikan jasmani itu hanya berupa olahraga saja karena
memang begitu yang diterapkan di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Mungkin
kalau ditanya salah siapa atau salah dimana, maka jawaban saya adalah
"salah semua dan salah di mana-mana". Maka tidak heran kalau
kebanyakan orang beranggapan bahwa penjas itu "ya gitu-gitu aja"
seperti olahraga., padahal olahraga (sport) merupakan bagian dari aktivitas
jasmani. sehingga tujauan atau target untuk pendidikan jasmani tidak terpenuhi
karena makna pendidikan jasmani nya saja sudah melenceng dari makna yang
sesungguhnya. Jika makna/pemahaman sudah melenceng maka jangan harap tujuan nya
pun akan tercapai.
Dari ilustrasi di atas mengenai polemik
pendidikan jasmani, terutama guru penjas di sekolah, sedikitnya ada
permasalahan-permasalahan yang saya rangkum di bawah ini.
Permasalahan Guru Penjas di
Sekolah:
Kebanyakan orang (personil
yang ada di sekolah) sudah salah faham mengenai konsep Pendidikan Jasmani.
sehingga guru penjas yang faham pun ikut-ikutan dan menjalankan pembelajaran
penjas seperti "gitu-gitu aja". mungkin kata kasarnya "Cari
Aman" sehingga pendidikan jasmani pun kurang tercapai tujuannya dan kurang
terlihat dampaknya/berkiprah bagi pendidikan di sekolah.
Kebanyakan guru penjas di
sekolah-sekolah sulit untuk memberikan materi dikarenakan sarana dan prasarana
kebanyakan sekolah yang ada di Indonesia kurang mendukung untuk pembelajaran
penjas, sehingga guru penjas harus memodifikasi peralatan yang ada untuk
dijadikan pembelajaran,
Guru penjas merasa bingung
dikarenakan banyak keluhan dari guru-guru lain mengenai pelajaran penjas di
sekolah, karena siswa kalau sudah belajar pelajaran penjas kebanyakan siswa
ngantuk, bau badan, serta tidak bergairah untuk belajar lagi.
Citra guru penjas sudah
tercemar dikarenakan banyak kejadian bahwa guru penjas itu suka mencari
uang/berbisnis pada proses pembelajaran materi. Misalkan dengan memungut biaya
yang tidak rasional kepada siswa ketika renang atau yang lainnya, padahal tidak
semua guru penjas melakukan perbuatan itu.
Guru penjas sering dilecehkan
mengenai pembelajarannya oleh guru lain ataupun pihak lain dikarenakan cara
mengajarnya cukup mudah sekali, istilah kerennya tinggal pegang peluit lalu
duduk santai sambil mengawasi. Padahal makna yang sebenarnya mengenai pendidikan
jasmani itu sangat luas dan rumit tidak sebatas permainan olahraga saja, tetapi
mencakup seluruh kehidupan siswa/orang dalam melakukan kegiatan sehari-harinya.
Kebanyakan guru penjas sangat
kurang sekali kemampuannya dalam hal menganalisis data statistik, menyusun
Standar kompetennsi, kompetensi dasar,
dan lain sebagainya. Dikarenakan guru penjas dulu sangat kurang sekali
pemahamannya. Tapi tidak sedikit guru penjas sekarang yang mahir dalam hal itu.
Solusi dari Permasalahan Guru
PJOK di Sekolah
Mengenai konsep penjas yang
sudah melenceng sedikit tetapi dampaknya sangat fatal karena tergelincirnya
pemahaman konsep itu bisa menimbulkan dampak yang sangat berarti. Dalam hal ini
khususnya pemahaman kebanyakan orang mengenai konsep Pendidikan Jasmani ini sudah
meluas sekali. Kalau ditelusuri dari mana sumber melencengnya maka akan
terjawab. baik kesalahan di zaman dahulu maupun kesalahan orang-orang sekarang
yang enggan merubah atau ketidakmampuan karena akibat sudah meluasnya pemahaman
konsep ini sehingga ada segelintir orang yang mau mengubah/meluruskannya,
tetapi kurang "tenaga" dalam melaksankannya, sehingga sampai detik
ini pun usaha itu masih belum tercapai karena usaha ini merupakan usaha yang
sangat..sangat..sangat berat sekali. saran saya selaku penulis adalah: seperti
kata-kata bijak "bersatu kita teguh bercerai kita runtuh" itulah
senjata untuk permasalahan ini. Maksudnya adalah untukmeluruskan konsep
menganai penjas maka kita semua selaku pelaku/pihak-pihak yang terkait mengenai
penjas harus bersatu untuk meluruskan konsep kemudian bersatu untuk
mensosialisasikannya mulai dari dunia pendidikan yang sekolah mulai dari
jenjang Sekolah Dasar, Menengah, hingga perguruan tinggi. semuanya harus
bersatu untuk mencapai tujuan yang sama, maka dengan cara ini mungkin
permasalahan ini bisa diatasi.
Dalam urusan sarana dan
prasarana yang mendukung mata pelajaran penjas, peralatan yang dibutuhkan
sebenarnya cukup banyak, karena pendidikan jasmani maknanya adalah pembelajaran
untuk kehidupan sehari-hari yang akan dialami oleh setiap orang. Misalkan siswa
diajarkan berlari, supaya jika suatu hari dikejar anjing, maka orang itu bisa
berlari, dan jika diajarkan berguling itu dimaksudkan jika suatu hari jatuh
maka supaya aman jatuhnya berguling. Maka peralatan penjas harus mendukung
semua proses pembelajaran tidak hanya bola voly, bola basket, dll, tetapi
banyak sekali peralatan yang dibutuhkan sesuai kebutuhan siswanya selama
pembelajaran, jadi tidak hanya sebatas peralatan olahraga saja melainkan
peralatan aktivitas jasmani juga harus terpenuhi.
Untuk masalah ini mengapa
siswa setelah pelajaran penjas bawaannya ngantuk, malas, bau dan lain
sebagainya? Hal ini dikarenakan setelah aktivitas jasmani bisa berupa olahraga
atau yang lainnya, pasti sudah itu berkeringat, capek, dan bawaanya ngantuk
melulu. Ini terjadi karena kebanyakan sekolah yang ada di Indonesia tidak
tersedianya ruang ganti dan kamar mandi yang memadai. Jika di sekolah ada ruang
ganti dan kamar mandi yang memadai maka setelah pelajaran penjas bisa mandi dulu
sehingga setalah itu semangat siswa bisa bangkit lagi untuk belajar sehingga
selain menambah kesehatan hal itu juga berguna untuk mendukung pembelajaran
mata pelajaran yang lain. Seperti di negara lain misalkan Jepang, Amerika dan
lain sebagainya yang sudah ada fasilitas seperti itu.
Untuk masalah ini, memang itu
terjadi bahwa guru penjas itu kadangkala suka berbisnis dalam pembelajarannya.
Tetapi tidak semua guru penjas melakukan perbuatan itu. Mungkin guru penjas
melakukannya akibat perekonomiannya kurang baik atau terpaksa sekali. Tetapi
guru mata pelajaran yan glain juga sering berbisnis seperti ini, misalkan beli
buku/LKS, praktik atau dan lain sebagainya. Jadi untuk masalah ini dibutuhkan
guru yang berkualitas baik dalam pengetahuan ataupun moral.
Seperti yang tadi disinggung,
bahwa penjas itu beda sekali dengan olahraga bahwa makna penjas lebih luas dari
pada olahraga, guru mata pelajaran lain belum faham dan sadar bahwa kegiatan
penjas itu bukan sekedar olahraga sematai melainkan menyangkut semua
kegiatan/aktivitas yang berhubungan dengan jasmani yang nantinya akan berguna
bagi orang tersebut di kehidupan sehari-hari.jadi guru penjas itu tidak sekedar
meniup peluit duduk santai saja, melainkan guru penjas itu memberikan
pembelajaran mengenai aktivitas jasmani yang akan berguna bagi siswanya.
Untuk masalah ini, guru penjas
sering kesulitan untuk menyusun Standar Kompetensi dan Kompetensi Standar,
menganalisis data, penilaian dan lain sebagainya, mungkin masalah ini bukan
karena guru penjas itu tidak mengerti ataupun bodoh, tetapai mungkin saja guru
penjas itu sedikit malas. Tetapi tidak sedikit guru penjas yang mampu
memecahkan permasalahan ini, dan berkualitas di bidang ini terutama guru penjas
sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar