PROFESIONAL GURU PJOK
TUGAS M2 KB 1 :
Perspektif Sejarah Pendidikan Jasmani dan Olahraga
1. Bacalah
seluruh isi modul secara cermat dan buatlah rangkuman tentang isi modul dalam
bentuk artikel
2. Tuliskan
berbagai potensi pengembangan olahraga di Indonesia pada masa mendatang
berdasarkan kajian sejarah keolahragaan nasional.
JAWABAN
1.
Rangkuman
Modul “Perspektif Sejarah Pendidikan Jasmani dan Olahraga”
“Sejarah Pendidikan Jasmani dan
Olahraga”
Perkembangan olahraga dan pendidikan jasmani di Indonesia dapat dikatakan
sudah berkembang sebagaimana mestinya. Perkembangan jaman yang semakain maju
menuntut bangsa Indonesia untuk melakukan suatu perubahan termasuk perubahan
pada dunia olahraga dan pendidikan jasmani. Perubahan yang dimaksud disini
adalah perubahan yang ditujukan untuk menyempurnakan apa yang sudah ada
sebelumnya sesuai dengan kondisi pada masa tersebut. Perubahan yang disini juga
menyangkut perubahan pada badan yang mengurusi perihal olahraga dan pendidikan
jasmani.
Bangsa Indonesia telah banyak melakukan suatu perubahan di bidang
olahraga dan pendidikan jasmaninya. Hal ini dapat kita lihat pada sejarah
olahraga dan pendidikan jasmani mulai dari ketika Indonesia merdeka sampai saat
sekarang ini. Mulai dari sistem, pemerintahan, dan badan-badan yang menangani
bidang olahraga dan pendidikan jasmani. Perubahan tersebut sudah tidak mengacu
lagi pada hal yang dilakukan oleh penjajah bangsa Indonesia, tetapi telah
merupakan perubahan yang berasal dari pemikiran rakyat Indonesia sendiri.
Dengan perubahan yang dilakukan bangsa Indonesia pada olahraga dan
pendidikan jasmani inilah yang akhirnya menjadikan Indonesia dapat mengikuti
perhelatan olahraga internasional seperti Olimpiade dan Asian Games. Disamping
itu, Indonesia juga telah mulai intensif dalam mengembangkan kemampuan para
atlitnya. Indonesia pun akhirnya oleh negara lain dipandang sebagai negara yang
olaharaganya meningkat dengan pesat dan implikasinya, Indonesia dipercaya
menjadi tuan rumah Asian Games IV dan pada tahun 2018 Indonesia kembali
dipercaya untuk menjadi tuan rumah Asian Games XVIII yang akan diselenggarakan
pada 18 Agustus – 2 September 2018 di Jakarta dan Palembang. Selain dapat
menggelar event internasional, Indonesia juga telah mulai merintis event olahraga
tingkat nasional seperti PON (Pekan Olahraga Nasional) yang mana ditujukan
untuk mencari para atlit berprestasi yang akan diikutsertakan pada event
internasional dan hal tersebut telah di buktikan dengan atlet-atlet Indonesia
yang sudah banyak meraih berprestasi pada event/kejuaran/pertandingan olahraga
tingkat internasional.
Sejarah
Olahraga Indonesia
1.
Zaman Primitif
Tidak
mengherankan bahwa anak Indonesia dididik sesuai dengan keperluan hidup
primitif waktu itu. Ikut ayah menangkap ikan, berburu, dan sebagainya merupakan
persiapan langsung kepada tugas-tugasnya nanti kalau sudah dewasa. Jadi
menirukan serta mencoba merupakan metoda yang dipakai saat itu. Meniti,
mengayun, menggantung, mendayung, melompat, berenang, lari, menyelinap, dan
sebagainya merupakan perbuatan sehar-hari sehingga pembentukan dan perkembangan
fisik berlangsung baik dan sekaligus bersatu dengan pembentukan watak,
kecerdasan, ketrampilan, bersiasat, dan sebagainya, sehingga boleh disebut
pendidikan yang bulat dan menyeluruh.
2. Zaman
Kerajaan
Kehidupan
di zaman kerajaan-kerajaan besar di Indonesia separti zaman Sriwijaya,
Majapahit, Mataram ditandai oleh tata feodal yang memisahkan jauh antara rakyat
dan raja dengan adanya pegawai, prajurit dan kebangsawanan yang memisahkan raja
dari rakyat. Yang ditinjolkan pada zaman kerajaan adalah sifat-sifat kejiwaan
dan intelek serta kemampuan yang melebihi manusia biasa, misalnya tidak Nampak
oleh musuh, mampu membuat tidur lawan, kebal terhadap senjata tajam dan
mantra-mantra, dan sebagainya. Contoh olahraga-olahraga pada zaman kerjaan
yaitu Pencak Silat, Sepak Raga, Unjungan, Okol (tinju) dan permainan tradisonal
lainnya.
3. Jaman
Penjajahan Belanda
Sebelum
Perang Dunia ke II di Surabaya ada GIVIO, suatu Lembaga Pemerintah tempat
mendidik guru-guru olahraga. Setelah Perang Dunia ke II dan Bandung yang
diduduki oleh tentara Belanda didirikan Akademi Pendidikan Jasmani. Olahraga di
sekolah berupa permainan, atletik dan senam. Di luar jam-jam sekolah ada
kesempatan untuk belajar renang dan latihan atletik, sepakbola, basket dan sebagainya
(di sekolah menengah). Cabang-cabang olahraga dalam zaman penjajahan Belanda
belum banyak yang digemari. Yang ada hanya sepakbola, atletik, renang, tennis
dan horfbal. Selain itu pada masa penjajahan juga sudah terbentuk
perkumpulan-perkumpulan olahraga yang bersifat nasionalis.
4. Masa
penjajahan Jepang
Indonesia
diduduki Jepang selama tiga setengah tahun. Di sekolah-sekolah suatu pelajaran
olahraga diisi dengan senam pagi yang disebut Taisho, dan dilakukan sebelum
mulai belajar. Jam olahraga diisi secara bergiliran dengan baris-baris, sumo
(gulat cara Jepang), lari sambung membawa pasir dalam karung, rebutan bendera
yang dilaksanakan oleh antara-regu-regu yang terdiri dari dari tiga orang.
Permainan dan atletik semakin terdesak oleh olahraga Jepang, antara Kendo yang
dilakukan dengan tongkat bambu.
5. Masa
Kemerdekaan
Pada
masa kemerdekaan mulai di kenal istilah Pendidikan Jasmani, Ini terbukti dengan
adanya saran tertulis dari Panitia Penyelidik Pengajaran (Desember 1945) mengenai
pendidikan dan pengajaran, diantaranya mengenai gerak badan. Panitia menyatakan
bahwa pendidikan baru lengkap kalau ada pendidikan jasmani (istilah baru bagi
gerak badan), sehingga tercapai suatu harmoni (keselarasan) dalam proses
pendidikan. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk membuat bangsa Indonesia
sehat dan kuat lahir batin. Oleh karena itu pendidikan jasmani berkewajiban
juga memajukan dan memelihara kesehatan badan, terutama dalam arti preventif,
tapi juga secara korektif. Pada tahun 1961 dibentuklah Departemen Olahraga
karena diperlukan badan yang lebih tinggi kedudukannya untuk mengelola
pendidikan jasmani dan olahraga yang sejak saat itu dinyatakan menjadi satu
dalam istilah olahraga. Jadi sejak saat itu tidak ada lagi pembedaan di antara
keduanya karena olahraga adalah istilah Indonesia asli dan bukan terjemahan
dari sport dan physical education. Sikap dan sifat mendidik sudah otomatis
tercakup dalam istilah olahraga. Dalam masa setelah peristiwa berdarah G 30
S/PKI, olahraga yang telah menurun prioritasnya itu semakin parah keadaanya dan
prestasi yang tinggi hanya dicapai oleh olahragawan bekas TC Asian Games/ GANEFO
saja. Peningkatan gairah dan sarana olahraga baru kelihatan setelah lewat satu
PELITA. Masyarakat disadarkan bahwa Pemerintah tidak mungkin ditambah bebannya
dengan pengurusan olahraga secara sendirian, dan perlu adanya gerakan dalam
masyarakat itu sendiri yang kuat untuk memajukan olahraga. Maka timbullah
sistem sponsor yang sedikit- sedikit mulai mendorong kegiatan- kegiatan baru
dalam olahraga. Namun disisi lain olahraga di sekolah semakin dipojokkan karena
di sekolah semakin padat diisi dengan program- program pendidikan hal-hal baru,
seperti kependudukan, kesejateraan keluarga, masalah lingkungan, dan
sebagainya.
6. Gerakan
Olahraga
Kongres olahraga yang pertama kali
berlangsung dalam suasana Indonesia merdeka adalah pada bulan Januari 1947 di
Solo. Dalam kongres itu diputuskan untuk membentuk satu wadah yang mengurusi
olahraga, dan Pemerintah diminta untuk meresmikannya. Wadah itu mendapat nama
PORI, singkatan dari Persatuan Olahraga Republik Indonesia. Pada malam
peresmian PORI oleh Presiden Soekarno dilantik pula suatu panitia yang akan
menangani masalah hubungan Olimpiade, bernama KORI: Komite Olimpiade Republik
Indonesia, dan diketuai oleh Sultan Hamengkubuwono IX. Pembagian kerja dalam
PORI semua adalah sebagai berikut: Ada bagian-bagian sepakbola, bola basket dan
renang, atletik, bola keranjang penahan, tennis, bulutangkis, pencak silat,
serta gerak jalan. Keuangan PORI dan KORI di dapat dari subsidi Pemerintahan
yang disalurkan melalui Kementerian Pembangunan dan Pemuda.
Untuk mempersiapkan diri sebagai tuan
rumah Asian Games IV, dibentuk Dewan
Asia Games Indonesia (DAGI). Semua kegiatan organisasi olahraga ditempatkan di
bawah pimpinan dan pengawasan DAGI, sedangkan KOI (Komite Olimpiade Indonesia,
nama baru bagi KORI). musyawarah antara induk-induk cabang olahraga (MUSORNAS),
dan berhasil dibentuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang dengan
Keputusan Presiden No. 57/1967 ditetapkan sebagai satu-satunya pembina gerakan
olahraga. KONI tunduk kepada kebijaksanaan umum Pemerintah dan wajib membantu
Pemerintah dalam perencanaan kebijaksanaan umum di bidang olahraga. Dalam badan
baru (KONI) ini KOI merupakan bagian yang khusus menangani hubungan dengan IOC
dan gerakan Olimpik. Ini sangat pragmatis, karena KOI sudah menjadi anggota IOC
sejak 1952. Timbulnya berbagai permasalahan dalam olahraga professional
mengharuskan untuk dibentuknya badan
yang membina profesionalisme cabang olahraga. Badan yang membina
profesionalisme cabang olahraga adalah BAPOPI (Badan Pembina Olahraga
Profesional Indonesia)
Sejarah Olahraga Dunia
Sejarah olahraga diketahui telah terjadi dari zaman
premitif di seluruh dunia dan berkembang secara terus menerus hingga kepenjuru
belahan dunia hingga saat ini. Dari kesekian banyak event internasional yang
paling bergensi bagi semua atlet adalah olimpiade. Olimpiade yang paling awal
konon sudah diselenggarakan bangsa Yunani kuno pada tahun 776 Sebelum Masehi.
Kegiatan itu diikuti seluruh bangsa Yunani dan dilangsungkan untuk menghormati
dewa tertinggi mereka, Zeus. Olimpiade kuno ditandai dengan Dalam sejarah
dikisahkan bahwa peserta lomba harus bertelanjang bulat sebagai bentuk persembahan
kesucian di depan sang Dewa, terlebih ketika Sang Juara Olimpiade pada saat itu
mampu menghentikan peperangan yang sedang bergejolak. Hal ini menjadi suatu
pertanda bahwa olahraga saat itu diyakini sebagai alat perdamaian dan alat
pemersatu antar suku. Olimpiade modern pertama sekali diselenggarakan di Athena
pada tahun 1896 hampir identik dengan Olimpiade Liverpool. Pada tahun 1865,
Hulley, Dr. Brookes dan EG Ravenstein mendirikan Asosiasi Olimpiade Nasional di
Liverpool, yang merupakan cikal bakal terbentuknya Asosiasi Olimpiade Britania
Raya. Selanjutnya, pada tahun 1866, sebuah ajang bernama Olimpiade Nasional
Britania Raya diselenggarakan di London untuk pertama kalinya dan hingga saat
ini olimpiade terus diselenggarakan setiap 4 tahun sekali.
Sejarah Pendidikan Jasmani
Istilah
Pendidikan jasmani di Indonesia telah dikenal sejak tahun 1950-an, cukup lama
menghilang dari wacana, terutama sejak tahun 1960-an, tatkala istilah itu
diganti dengan istilah olahraga. Dampak dari perubahan tersebut sangat luas dan
mendalam, terutama terhadap struktur dan isi kurikulum disemua jenjang
pendidikan sekolah. Kesalahpahaman juga terjadi terhadap makna kedua istilah
itu, karena hampir selalu hanya dikaitkan dengan kepentingan pembinaan fisik,
seperti untuk tujuan berprestasi atau sebatas pencapaian derajat kebugaran
jasmani. Penyelenggaraan pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Penjas)
di sekolah secara umum dapat dikatakan masih belum efektif. Hal ini akan sangat
terasa jika dikaitkan dengan konsep Penjas itu sendiri yang kita adopsi dari
konsep Physical Education and Sport. Terdapat permasalahan yang sangat tajam
dalam pelaksanaan pembelajaran Penjas terutama di Sekolah Dasar (SD).
Pernyataan senada juga dikatakan Toho Cholik Mutohir pada acara Konferensi
Internasional Ke-3 Asian Society for Physical Education and Sport (ASPES) Tahun
2004 bahwa “Pendidikan Jasmani dan olah raga di Indonesia masih belum menjadi
prioritas dan hanya sebagai pelengkap dari pendidikan lainnya yang dianggap
lebih prestisius (T. Cholik Mutohir, 2004).
Pelaksanaan pembelajaran Penjas umumnya masih bersifat
konvensional, seluruh kegiatan pembelajaran sangat terpusat pada guru. Materi
pembelajarannya juga masih diarahkan pada penguasaan keterampilan berbagai
cabang olahraga dengan pendekatan teori latihan bukan teori belajar. Anak
hampir tidak mendapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya. Ironisnya, materi
pelajaran didesain sehingga anak layaknya seperti seorang atlet yang dilatih
untuk terampil dalam teknik-teknik cabang-cabang olahraga. Sarana dan prasarana
yang digunakan selalu mengacu pada ukuran standard untuk cabang olahraga, guru
enggan melakukan modifikasi sarana dan prasarana. Penilaian secara umum
ditujukan pada kemampuan siswa dalam mengingat dan meniru keterampilan teknik
yang di berikan guru.
Tujuan pendidikan jasmani pada hakekatnya untuk
perkembangan dan pertumbuhan anak baik secara fisik maupun psikis serta
intelaktual akan berlangsung normal apabila diciptakan situasi kondisi yang
memungkinkan aspek-aspek tersebut tumbuh dan berkembang secara wajar. Anak usia
sekolah dasar merupakan masa penting dalam perkembangan kehidupan secara
keseluruhan. Pendidikan jasmani adalah wahana untuk menumbuh kembangkan anak
secara wajar dan efektif. Selain itu pendidikan jasmani juga merupakan bagian
integral dari pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu sudah selayaknya
bila pendidikan jasmani diberikan perhatian yang proporsional dan dilaksanakan
secara efisien, efektif serta sesuai dengan kondisi fisik dan psikis.
Rendahnya mutu dan jumlah guru pendidikan jasmani
disekolah pada gilirannya melahirkan permasalahan baru dan sulit untuk
melaksanakan tugasnya secara profesiaonal. Mereka belum berhasil melaksanakan
misinya untuk mendidik siswa secara sistematis melalui program pendidikan
jasmani yang semestinya dapat mengembangkan kemempuan dan keterampilan anak
secara menyeluruh baik fisik, mental maupun intelektual. Hal ini amat terasa
bagi guru pendidikan jasmani di sekolah dasar, karena mereka pada umumnya
adalah guru kelas yang secara formal tidak mempunyai kompetensi dan pengalaman
dalam mengelolan pendidikan jasmani. Masih banyak dijumpai guru-guru pendidikan
jasmani di sekolah dasar memiliki latar belakang pendidikan bukan pendidikan
jasmani seperti guru bidang studi lain yang hanya sekedar dapat berolahraga
selanjutnya ditunjuk untuk mengajar pendidikan jasmani. Hal ini tidaklah
sedikit, terutama didaerah yang agak terpencil terlebih sekolah yang
pembiayaannya masih minim. Disisi lain bahwa kondisi sarana dan prasarana yang
digunakan untuk pembelajaran penjas masih sangatlah minim juga, sehingga
sangatlah tidak mamungkinkan untuk dilaksanakan proses belajar pendidikan
jasmani di sekolah secara efektif da efisien.
Perkembangan Pendidikan Jasmani dan
Olahraga di Indonesia
Pada
zaman sesudah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
tahun 1945, dibentuklah susunan kabinet pertama dimana kegiatan olahraga dan
pendidikan jasmani berada dibawah menteri pengajaran. Pada waktu itu Pendidikan
jasmani dipergunakan dilingkungan sekolah, sedangkan olahraga digunakan untuk
kegiatan olahraga di masyarakat yang berupa cabang-cabang olahraga. Dengan dibentuknya
kementarian pengajaran, maka pemimpin-pemimpin bangsa pada waktu itu telah
menunjukkan kepeduliannya akan masalah pendidikan, yang didalamnya tercakup pula
pendidikan jasmani, namun karena baru dalam taraf penataan, maka kegiatan pendidikan
jasmani yang diatur oleh kementarian pengajaran belum banyak begitu
dirasakan.
peran olahraga semakin penting pada
zaman pergerakan nasional pada 1908, yang mencapai puncaknya saat para pemuda
Indonesia mendeklarasikan Sumpah Pemuda 1928. Mereka menjadikan olahraga
sebagai tekad perjuangan bangsa untuk merdeka. Ini terlihat pada penggalan lagu
Indonesia Raya yang dikumandangkan pertama kali saat deklarasi itu: “bangunlah
jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya.”
Kemerdekaan Indonesia membuka jalan selebar-lebarnya
bagi bangsa kita untuk menangani semua kegiatan olahraga di tanah air sendiri.
Kegiatan-kegiatan ini pada awal kemerdekaan belum dapat digerakkan sepenuhnya,
disebabkan perjuangan bangsa kita dalam mempertahankan dan menegakkan
kemerdekaan yang baru direbut itu, mendapat cobaan dan ujian. Sebagai akibatnya
timbullah pertempuran di berbagai tempat, yang menjadi penghalang besar dalam
mengadakan aktivitas keolahragaan secara tertib dan teratur. Konggres pertama
oloahraga dilaksanakan pada tahun 1946 di Solo dengan hasil disesmikan
berdirinya PORI dengan pengakuan Pemerintah. PORI sebagai satu-satunya badan resmi
persatuan olahraga, yang mengurus semua kegiatan olahraga di Indonesia dan
sebagai koordinator semua cabang olahraga dan khusus mengurus kegiatan-kegiatan
olahraga dalam negeri. Namun pada Olimpiade London, Indonesia belum bisa ikut
karena paspor atlet Indonesia belum diakui dan masalah-masalah lainnya sebagai
penyebab Indonesia tidak bisa masuk Olimpiade. Setelah itu POPI berencana untuk
menghidupkan kembali Pekan Olahraga Nasional. Maksud dan tujuan POPI
melakukan penyelenggaraan PON I adalah
untuk menunjukkan kepada dunia luar, bahwa bangsa Indonesia, di tengah-tengah
dentuman meriam, dalam keadaan daerahnya dipersempit sebagai akibat Perjanjian
Renville, tegasnya dalam keadaan darurat, masih dapat membuktikan, sanggup
menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, yang berbeda-beda suku dan agamanya,
akan tetapi tetap bersatu kokoh dalam Bhinneka Tunggal Ika.
Olimpiade dan Nilai-nilai Olahraga
Olimpiade merupakan kompetisi olahraga terbesar dan
terkemuka di dunia, dengan lebih dari 200 negara berpartisipasi. Awalnya,
Olimpiade hanya berlangsung di Yunani kuno sampai akhirnya pada tahun 393M
Olimpiade kuno ini dihentikan oleh Kaisar Romawi, Theodosius. Olimpiade
kemudian dihidupkan kembali oleh seorang bangsawan Perancis bernama Pierre
Frèdy Baron de Coubertin pada tahun 1896. Dalam kongres pada tahun 1894 yang
diselenggarakan di Paris, didirikanlah Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan
ibu kota Yunani, Athena dipilih sebagai tuan rumah Olimpiade modern pertama
tahun 1896. Selanjutnya, sejak tahun 1896 sampai sekarang, setiap empat tahun
sekali Olimpiade Musim Panas senantiasa diadakan kecuali tahun-tahun pada masa
Perang Dunia II. Edisi khusus untuk olahraga musim dingin; Olimpiade Musim
Dingin, mulai diadakan pada tahun 1924.
Olimpiade memiliki simbol berupa lima
cincin dengan warna berbeda (biru, kuning, hitam,
hijau, dan merah) yang saling terkait. Kelima cincin itu melambangkan lima
benua yang ada di dunia, Afrika, Asia, Amerika, Australia, dan Eropa. Olimpiade memiliki motto, yakni "Citius, Altius, Fortius" dalam
bahasa Latin yang diartikan "Faster, Higher, Stronger" dalam
bahasa Inggris atau "Lebih cepat, Lebih tinggi,
Lebih kuat" dalam bahasa Indonesia. Maskot
Olimpiade selalu berganti setiap penyelenggaraannya, dan biasanya berbentuk
binatang atau sosok manusia yang merupakan warisan
budaya tuna ruma penyelenggara. Sejarah
olimpiade kuno telah menorehkan filosofi yang amat dalam tentang olahraga di
dunia. Hal ini sangat diyakini sebagai alat pemersatu
bangsa dalam perdamaian dunia yang utuh tanpa
diskriminasi warna kulit, strata, agama, budaya, dan sebagainya.
Manfaat Sejarah Keolahragaan dan PJOK
dalam Penanaman Sikap Peserta Didik
1.
Manfaat
Edukatif
Kegunaan
sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau pelajaran. Banyak manusia
yang belajar dari sejarah.belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan.
pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang dialaminya sendiri,
melainkan juga dari generasi sebelumnya. manusia melalui belajar dari sejarah
dapat mengembangkan potensinya. kesalahan pada masa lampau, baik kesalahan
sendiri maupun kesalahan orang lain coba dihindari.
2.
Manfaat
Inspiratif
Kegunaan
sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif. berbagai kisah sejarah dapat
memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. belajar dari kebangkitan
nasional yang dipelopori oleh berdirinya organisasi perjuangan yang modern di
awal abad ke-20, masyarakat Indonesia sekarang berusaha mengembangkan
kebangkitan nasional angkatan ke-2.
3. Manfaat rekreatif
Kegunaan
sejaraha yang ketiga adalah sebagai kegunaan rekreatif.kegunaan sejarah sebagai
kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar. Melalui penulisan kisah sejarah
yang menarik pembaca dapat terhibur. Gaya penulisan yang hidup dan komunikatif
dari beberapa sejarawan terasa mampu “menghipnotis” pembaca. pembaca akan
merasa nyaman membaca tulisan dari sejarawan. konsekuensi rasa senang dan daya
taraik penulisan kisah sejarah tersebut membuat pembaca menjadi senang. Membaca
menjadi media hiburan dan rekreatif.
2.
Potensi
Pengembangan Olahraga di Indonesia pada Masa Mendatang
Kita
sering berolahraga, akan tetapi apakah kita tahu tentang perkembangan olahraga
di negara ini? Mungkin kebanyakan orang di sekitar kita tidak tahu perkembangan
olahraga di Indonesia saat ini. Karena mereka hanya menjalankan olahraga dan
tidak ingin tahu bagaimana sejarah dari olahraga itu sendiri. Apabila kita
melihat perkembangan olahraga pada zaman modern, cabang olahraga yang paling
berkembang di indonesia ada cabang olahraga bulu tangkis atau badminton. Walaupun
cabang olahraga modern yang paling sukses di Indonesia baru bulu tangkis, namun
kita patut berbangga dengan nenek moyang kita. Karena zaman dulu sebenarnya
Indonesia sudah memiliki aneka macam kegiatan fisik yang bersifat olahraga. Selain
itu Indonesia juga memiliki budaya gambar panahan dari abad ke-9, yakni
kegiatan pangeran kaum bangsawan pada budaya Jawa. Kegiatan ini dianggap salah
satu olahraga klasik Indonesia. Bukti ini dapat kita lihat dan temukan dalam
bentuk ukiran timbul pada candi-candi di Jawa. Saat ini gambaran panahan
dijadikan sebagai lambang dari Stadion Gelora Bung Karno, pernah juga dijadikan
ikon dari Asian Games 1962 di Jakarta. Kemudian, yang patut kita banggai juga
adalah pencak silat, yakni salah satu seni bela diri asli Indonesia asal tanah
pasundan. Berbeda dengan gambaran panahan, pencak silat masih bertahan hingga
kini dan menjadi olahraga bertarung kompetitif yang mendunia. Olahraga asli
Indonesia lainnya yang patut kita banggakan adalah tarian poco-poco dari
Sulawesi Utara dan Sajojo dari Papua yang dijadikan tema senam kesegaran
jasmani yang populer di Indonesia. Tarian-tarian tersebut termasuk kedalam
tarian sosial tradisional.
Memperkokoh bangunan olahraga nasional
dibutuhkan pondasi yang kuat bagaikan "Beton" agar terus menjulang
tinggi diudara. Upaya memenuhi semua itu diperlukan satu kesatuan yang kuat
seperti KOI, KONI, Prima dalam komando pemerintah yang diwakili Menpora.
Kamajuan olahraga nasional diperlukan peran aktif stakeholder. Untuk itu
diperlukan duduk bersama antara KONI, KOI, Satlak Prima, Menpora dan semua
induk cabang olahraga. Dengan harapan menyatukan visi dan misi dalam memajukan
prestasi atlet nasional. Perkembangan olahraga di Indonesia harus terus maju
mengikuti perkembangan jaman. Dengan begitu prestasi atlet nasional makin
berkembang untuk menyuguhkan hasil yang optimal bagi bangsa dan negara
dipercaturan olahraga internasional dalam mengibarkan sang saka Merah-Putih.
Selain itu dengan harapan, sarana dan prasarana pertandingan cukup, serta ajang
uji coba ditingkat internasional memenuhi standart yang dibutuhkan disetiap
cabangnya. Dengan begitu prestasi atlet Indonesia bisa diharapkan diberbagai
pentas internasional seperti di SEA Games dan Olimpiade.
Pembinaan olahraga yang bagus menggunakan
metode piramid terbalik. Banyaknya atlet yang tumbuh difase remaja, junior
terus mengerucut hingga menjadi atlet elit nasional. Atlet elit nasional itu
memerlukan pembinaan dengan aspek yang kompleks mulai dari pembinaan prestasi
yang menyangkut fisik, tekhnik hingga jam terbang tanding. Begitu juga harus
dipompa segi mental dan asupan gizi yang dibutuhkan setiap cabangnya. Bila
beberapa faktor itu terpenuhi, maka perkembangan prestasi atlet nasional
memenuhi harapan saat diterjunkan di multi event internasional. Peningkatan
prestasi atlet olahraga dapat melambangkan kekuatan perekonomian dan keamanan
suatu negara. Untuk itu pembinaan prestasi atlet nasional diharapkan berjalan
lancar tanpa menemui kesulitan. Apalagi yang menyangkut dana pembinaan atlet
yang dipersiapkan tampil di multi event internasional.
ayam ayam tarung ayam bangkok
BalasHapus