Kamis, 16 Agustus 2018

Perspektif Sejarah Pendidikan Jasmani dan Olahraga


PROFESIONAL GURU PJOK
TUGAS M2 KB 1 : Perspektif Sejarah Pendidikan Jasmani dan Olahraga
1.      Bacalah seluruh isi modul secara cermat dan buatlah rangkuman tentang isi modul dalam bentuk artikel
2.   Tuliskan berbagai potensi pengembangan olahraga di Indonesia pada masa mendatang berdasarkan kajian sejarah keolahragaan nasional.

JAWABAN
1.      Rangkuman Modul “Perspektif Sejarah Pendidikan Jasmani dan Olahraga”

“Sejarah Pendidikan Jasmani dan Olahraga”
Perkembangan olahraga dan pendidikan jasmani di Indonesia dapat dikatakan sudah berkembang sebagaimana mestinya. Perkembangan jaman yang semakain maju menuntut bangsa Indonesia untuk melakukan suatu perubahan termasuk perubahan pada dunia olahraga dan pendidikan jasmani. Perubahan yang dimaksud disini adalah perubahan yang ditujukan untuk menyempurnakan apa yang sudah ada sebelumnya sesuai dengan kondisi pada masa tersebut. Perubahan yang disini juga menyangkut perubahan pada badan yang mengurusi perihal olahraga dan pendidikan jasmani.
Bangsa Indonesia telah banyak melakukan suatu perubahan di bidang olahraga dan pendidikan jasmaninya. Hal ini dapat kita lihat pada sejarah olahraga dan pendidikan jasmani mulai dari ketika Indonesia merdeka sampai saat sekarang ini. Mulai dari sistem, pemerintahan, dan badan-badan yang menangani bidang olahraga dan pendidikan jasmani. Perubahan tersebut sudah tidak mengacu lagi pada hal yang dilakukan oleh penjajah bangsa Indonesia, tetapi telah merupakan perubahan yang berasal dari pemikiran rakyat Indonesia sendiri.
Dengan perubahan yang dilakukan bangsa Indonesia pada olahraga dan pendidikan jasmani inilah yang akhirnya menjadikan Indonesia dapat mengikuti perhelatan olahraga internasional seperti Olimpiade dan Asian Games. Disamping itu, Indonesia juga telah mulai intensif dalam mengembangkan kemampuan para atlitnya. Indonesia pun akhirnya oleh negara lain dipandang sebagai negara yang olaharaganya meningkat dengan pesat dan implikasinya, Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah Asian Games IV dan pada tahun 2018 Indonesia kembali dipercaya untuk menjadi tuan rumah Asian Games XVIII yang akan diselenggarakan pada 18 Agustus – 2 September 2018 di Jakarta dan Palembang. Selain dapat menggelar event internasional, Indonesia juga telah mulai merintis event olahraga tingkat nasional seperti PON (Pekan Olahraga Nasional) yang mana ditujukan untuk mencari para atlit berprestasi yang akan diikutsertakan pada event internasional dan hal tersebut telah di buktikan dengan atlet-atlet Indonesia yang sudah banyak meraih berprestasi pada event/kejuaran/pertandingan olahraga tingkat internasional.
Sejarah Olahraga Indonesia
1.      Zaman Primitif
Tidak mengherankan bahwa anak Indonesia dididik sesuai dengan keperluan hidup primitif waktu itu. Ikut ayah menangkap ikan, berburu, dan sebagainya merupakan persiapan langsung kepada tugas-tugasnya nanti kalau sudah dewasa. Jadi menirukan serta mencoba merupakan metoda yang dipakai saat itu. Meniti, mengayun, menggantung, mendayung, melompat, berenang, lari, menyelinap, dan sebagainya merupakan perbuatan sehar-hari sehingga pembentukan dan perkembangan fisik berlangsung baik dan sekaligus bersatu dengan pembentukan watak, kecerdasan, ketrampilan, bersiasat, dan sebagainya, sehingga boleh disebut pendidikan yang bulat dan menyeluruh.
2.      Zaman Kerajaan
Kehidupan di zaman kerajaan-kerajaan besar di Indonesia separti zaman Sriwijaya, Majapahit, Mataram ditandai oleh tata feodal yang memisahkan jauh antara rakyat dan raja dengan adanya pegawai, prajurit dan kebangsawanan yang memisahkan raja dari rakyat. Yang ditinjolkan pada zaman kerajaan adalah sifat-sifat kejiwaan dan intelek serta kemampuan yang melebihi manusia biasa, misalnya tidak Nampak oleh musuh, mampu membuat tidur lawan, kebal terhadap senjata tajam dan mantra-mantra, dan sebagainya. Contoh olahraga-olahraga pada zaman kerjaan yaitu Pencak Silat, Sepak Raga, Unjungan, Okol (tinju) dan permainan tradisonal lainnya.
3.      Jaman Penjajahan Belanda
Sebelum Perang Dunia ke II di Surabaya ada GIVIO, suatu Lembaga Pemerintah tempat mendidik guru-guru olahraga. Setelah Perang Dunia ke II dan Bandung yang diduduki oleh tentara Belanda didirikan Akademi Pendidikan Jasmani. Olahraga di sekolah berupa permainan, atletik dan senam. Di luar jam-jam sekolah ada kesempatan untuk belajar renang dan latihan atletik, sepakbola, basket dan sebagainya (di sekolah menengah). Cabang-cabang olahraga dalam zaman penjajahan Belanda belum banyak yang digemari. Yang ada hanya sepakbola, atletik, renang, tennis dan horfbal. Selain itu pada masa penjajahan juga sudah terbentuk perkumpulan-perkumpulan olahraga yang bersifat nasionalis.
4.      Masa penjajahan Jepang
Indonesia diduduki Jepang selama tiga setengah tahun. Di sekolah-sekolah suatu pelajaran olahraga diisi dengan senam pagi yang disebut Taisho, dan dilakukan sebelum mulai belajar. Jam olahraga diisi secara bergiliran dengan baris-baris, sumo (gulat cara Jepang), lari sambung membawa pasir dalam karung, rebutan bendera yang dilaksanakan oleh antara-regu-regu yang terdiri dari dari tiga orang. Permainan dan atletik semakin terdesak oleh olahraga Jepang, antara Kendo yang dilakukan dengan tongkat bambu.
5.      Masa Kemerdekaan
Pada masa kemerdekaan mulai di kenal istilah Pendidikan Jasmani, Ini terbukti dengan adanya saran tertulis dari Panitia Penyelidik Pengajaran (Desember 1945) mengenai pendidikan dan pengajaran, diantaranya mengenai gerak badan. Panitia menyatakan bahwa pendidikan baru lengkap kalau ada pendidikan jasmani (istilah baru bagi gerak badan), sehingga tercapai suatu harmoni (keselarasan) dalam proses pendidikan. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk membuat bangsa Indonesia sehat dan kuat lahir batin. Oleh karena itu pendidikan jasmani berkewajiban juga memajukan dan memelihara kesehatan badan, terutama dalam arti preventif, tapi juga secara korektif. Pada tahun 1961 dibentuklah Departemen Olahraga karena diperlukan badan yang lebih tinggi kedudukannya untuk mengelola pendidikan jasmani dan olahraga yang sejak saat itu dinyatakan menjadi satu dalam istilah olahraga. Jadi sejak saat itu tidak ada lagi pembedaan di antara keduanya karena olahraga adalah istilah Indonesia asli dan bukan terjemahan dari sport dan physical education. Sikap dan sifat mendidik sudah otomatis tercakup dalam istilah olahraga. Dalam masa setelah peristiwa berdarah G 30 S/PKI, olahraga yang telah menurun prioritasnya itu semakin parah keadaanya dan prestasi yang tinggi hanya dicapai oleh olahragawan bekas TC Asian Games/ GANEFO saja. Peningkatan gairah dan sarana olahraga baru kelihatan setelah lewat satu PELITA. Masyarakat disadarkan bahwa Pemerintah tidak mungkin ditambah bebannya dengan pengurusan olahraga secara sendirian, dan perlu adanya gerakan dalam masyarakat itu sendiri yang kuat untuk memajukan olahraga. Maka timbullah sistem sponsor yang sedikit- sedikit mulai mendorong kegiatan- kegiatan baru dalam olahraga. Namun disisi lain olahraga di sekolah semakin dipojokkan karena di sekolah semakin padat diisi dengan program- program pendidikan hal-hal baru, seperti kependudukan, kesejateraan keluarga, masalah lingkungan, dan sebagainya.

6.      Gerakan Olahraga
Kongres olahraga yang pertama kali berlangsung dalam suasana Indonesia merdeka adalah pada bulan Januari 1947 di Solo. Dalam kongres itu diputuskan untuk membentuk satu wadah yang mengurusi olahraga, dan Pemerintah diminta untuk meresmikannya. Wadah itu mendapat nama PORI, singkatan dari Persatuan Olahraga Republik Indonesia. Pada malam peresmian PORI oleh Presiden Soekarno dilantik pula suatu panitia yang akan menangani masalah hubungan Olimpiade, bernama KORI: Komite Olimpiade Republik Indonesia, dan diketuai oleh Sultan Hamengkubuwono IX. Pembagian kerja dalam PORI semua adalah sebagai berikut: Ada bagian-bagian sepakbola, bola basket dan renang, atletik, bola keranjang penahan, tennis, bulutangkis, pencak silat, serta gerak jalan. Keuangan PORI dan KORI di dapat dari subsidi Pemerintahan yang disalurkan melalui Kementerian Pembangunan dan Pemuda.
Untuk mempersiapkan diri sebagai tuan rumah Asian Games IV,  dibentuk Dewan Asia Games Indonesia (DAGI). Semua kegiatan organisasi olahraga ditempatkan di bawah pimpinan dan pengawasan DAGI, sedangkan KOI (Komite Olimpiade Indonesia, nama baru bagi KORI). musyawarah antara induk-induk cabang olahraga (MUSORNAS), dan berhasil dibentuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang dengan Keputusan Presiden No. 57/1967 ditetapkan sebagai satu-satunya pembina gerakan olahraga. KONI tunduk kepada kebijaksanaan umum Pemerintah dan wajib membantu Pemerintah dalam perencanaan kebijaksanaan umum di bidang olahraga. Dalam badan baru (KONI) ini KOI merupakan bagian yang khusus menangani hubungan dengan IOC dan gerakan Olimpik. Ini sangat pragmatis, karena KOI sudah menjadi anggota IOC sejak 1952. Timbulnya berbagai permasalahan dalam olahraga professional mengharuskan untuk dibentuknya  badan yang membina profesionalisme cabang olahraga. Badan yang membina profesionalisme cabang olahraga adalah BAPOPI (Badan Pembina Olahraga Profesional Indonesia) 

Sejarah Olahraga Dunia
Sejarah olahraga diketahui telah terjadi dari zaman premitif di seluruh dunia dan berkembang secara terus menerus hingga kepenjuru belahan dunia hingga saat ini. Dari kesekian banyak event internasional yang paling bergensi bagi semua atlet adalah olimpiade. Olimpiade yang paling awal konon sudah diselenggarakan bangsa Yunani kuno pada tahun 776 Sebelum Masehi. Kegiatan itu diikuti seluruh bangsa Yunani dan dilangsungkan untuk menghormati dewa tertinggi mereka, Zeus. Olimpiade kuno ditandai dengan Dalam sejarah dikisahkan bahwa peserta lomba harus bertelanjang bulat sebagai bentuk persembahan kesucian di depan sang Dewa, terlebih ketika Sang Juara Olimpiade pada saat itu mampu menghentikan peperangan yang sedang bergejolak. Hal ini menjadi suatu pertanda bahwa olahraga saat itu diyakini sebagai alat perdamaian dan alat pemersatu antar suku. Olimpiade modern pertama sekali diselenggarakan di Athena pada tahun 1896 hampir identik dengan Olimpiade Liverpool. Pada tahun 1865, Hulley, Dr. Brookes dan EG Ravenstein mendirikan Asosiasi Olimpiade Nasional di Liverpool, yang merupakan cikal bakal terbentuknya Asosiasi Olimpiade Britania Raya. Selanjutnya, pada tahun 1866, sebuah ajang bernama Olimpiade Nasional Britania Raya diselenggarakan di London untuk pertama kalinya dan hingga saat ini olimpiade terus diselenggarakan setiap 4 tahun sekali. 

Sejarah Pendidikan Jasmani
Istilah Pendidikan jasmani di Indonesia telah dikenal sejak tahun 1950-an, cukup lama menghilang dari wacana, terutama sejak tahun 1960-an, tatkala istilah itu diganti dengan istilah olahraga. Dampak dari perubahan tersebut sangat luas dan mendalam, terutama terhadap struktur dan isi kurikulum disemua jenjang pendidikan sekolah. Kesalahpahaman juga terjadi terhadap makna kedua istilah itu, karena hampir selalu hanya dikaitkan dengan kepentingan pembinaan fisik, seperti untuk tujuan berprestasi atau sebatas pencapaian derajat kebugaran jasmani. Penyelenggaraan pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Penjas) di sekolah secara umum dapat dikatakan masih belum efektif. Hal ini akan sangat terasa jika dikaitkan dengan konsep Penjas itu sendiri yang kita adopsi dari konsep Physical Education and Sport. Terdapat permasalahan yang sangat tajam dalam pelaksanaan pembelajaran Penjas terutama di Sekolah Dasar (SD). Pernyataan senada juga dikatakan Toho Cholik Mutohir pada acara Konferensi Internasional Ke-3 Asian Society for Physical Education and Sport (ASPES) Tahun 2004 bahwa “Pendidikan Jasmani dan olah raga di Indonesia masih belum menjadi prioritas dan hanya sebagai pelengkap dari pendidikan lainnya yang dianggap lebih prestisius (T. Cholik Mutohir, 2004).
Pelaksanaan pembelajaran Penjas umumnya masih bersifat konvensional, seluruh kegiatan pembelajaran sangat terpusat pada guru. Materi pembelajarannya juga masih diarahkan pada penguasaan keterampilan berbagai cabang olahraga dengan pendekatan teori latihan bukan teori belajar. Anak hampir tidak mendapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya. Ironisnya, materi pelajaran didesain sehingga anak layaknya seperti seorang atlet yang dilatih untuk terampil dalam teknik-teknik cabang-cabang olahraga. Sarana dan prasarana yang digunakan selalu mengacu pada ukuran standard untuk cabang olahraga, guru enggan melakukan modifikasi sarana dan prasarana. Penilaian secara umum ditujukan pada kemampuan siswa dalam mengingat dan meniru keterampilan teknik yang di berikan guru.
Tujuan pendidikan jasmani pada hakekatnya untuk perkembangan dan pertumbuhan anak baik secara fisik maupun psikis serta intelaktual akan berlangsung normal apabila diciptakan situasi kondisi yang memungkinkan aspek-aspek tersebut tumbuh dan berkembang secara wajar. Anak usia sekolah dasar merupakan masa penting dalam perkembangan kehidupan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani adalah wahana untuk menumbuh kembangkan anak secara wajar dan efektif. Selain itu pendidikan jasmani juga merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu sudah selayaknya bila pendidikan jasmani diberikan perhatian yang proporsional dan dilaksanakan secara efisien, efektif serta sesuai dengan kondisi fisik dan psikis. 
Rendahnya mutu dan jumlah guru pendidikan jasmani disekolah pada gilirannya melahirkan permasalahan baru dan sulit untuk melaksanakan tugasnya secara profesiaonal. Mereka belum berhasil melaksanakan misinya untuk mendidik siswa secara sistematis melalui program pendidikan jasmani yang semestinya dapat mengembangkan kemempuan dan keterampilan anak secara menyeluruh baik fisik, mental maupun intelektual. Hal ini amat terasa bagi guru pendidikan jasmani di sekolah dasar, karena mereka pada umumnya adalah guru kelas yang secara formal tidak mempunyai kompetensi dan pengalaman dalam mengelolan pendidikan jasmani. Masih banyak dijumpai guru-guru pendidikan jasmani di sekolah dasar memiliki latar belakang pendidikan bukan pendidikan jasmani seperti guru bidang studi lain yang hanya sekedar dapat berolahraga selanjutnya ditunjuk untuk mengajar pendidikan jasmani. Hal ini tidaklah sedikit, terutama didaerah yang agak terpencil terlebih sekolah yang pembiayaannya masih minim. Disisi lain bahwa kondisi sarana dan prasarana yang digunakan untuk pembelajaran penjas masih sangatlah minim juga, sehingga sangatlah tidak mamungkinkan untuk dilaksanakan proses belajar pendidikan jasmani di sekolah secara efektif da efisien.

Perkembangan Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Indonesia
Pada zaman sesudah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945, dibentuklah susunan kabinet pertama dimana kegiatan olahraga dan pendidikan jasmani berada dibawah menteri pengajaran. Pada waktu itu Pendidikan jasmani dipergunakan dilingkungan sekolah, sedangkan olahraga digunakan untuk kegiatan olahraga di masyarakat yang berupa cabang-cabang olahraga. Dengan dibentuknya kementarian pengajaran, maka pemimpin-pemimpin bangsa pada waktu itu telah menunjukkan kepeduliannya akan masalah pendidikan, yang didalamnya tercakup pula pendidikan jasmani, namun karena baru dalam taraf penataan, maka kegiatan pendidikan jasmani yang diatur oleh kementarian pengajaran belum banyak begitu
dirasakan.  peran olahraga semakin penting pada zaman pergerakan nasional pada 1908, yang mencapai puncaknya saat para pemuda Indonesia mendeklarasikan Sumpah Pemuda 1928. Mereka menjadikan olahraga sebagai tekad perjuangan bangsa untuk merdeka. Ini terlihat pada penggalan lagu Indonesia Raya yang dikumandangkan pertama kali saat deklarasi itu: “bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya.”
Kemerdekaan Indonesia membuka jalan selebar-lebarnya bagi bangsa kita untuk menangani semua kegiatan olahraga di tanah air sendiri. Kegiatan-kegiatan ini pada awal kemerdekaan belum dapat digerakkan sepenuhnya, disebabkan perjuangan bangsa kita dalam mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan yang baru direbut itu, mendapat cobaan dan ujian. Sebagai akibatnya timbullah pertempuran di berbagai tempat, yang menjadi penghalang besar dalam mengadakan aktivitas keolahragaan secara tertib dan teratur. Konggres pertama oloahraga dilaksanakan pada tahun 1946 di Solo dengan hasil disesmikan berdirinya PORI dengan pengakuan Pemerintah.  PORI sebagai satu-satunya badan resmi persatuan olahraga, yang mengurus semua kegiatan olahraga di Indonesia dan sebagai koordinator semua cabang olahraga dan khusus mengurus kegiatan-kegiatan olahraga dalam negeri. Namun pada Olimpiade London, Indonesia belum bisa ikut karena paspor atlet Indonesia belum diakui dan masalah-masalah lainnya sebagai penyebab Indonesia tidak bisa masuk Olimpiade. Setelah itu POPI berencana untuk menghidupkan kembali Pekan Olahraga Nasional. Maksud dan tujuan POPI melakukan  penyelenggaraan PON I adalah untuk menunjukkan kepada dunia luar, bahwa bangsa Indonesia, di tengah-tengah dentuman meriam, dalam keadaan daerahnya dipersempit sebagai akibat Perjanjian Renville, tegasnya dalam keadaan darurat, masih dapat membuktikan, sanggup menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, yang berbeda-beda suku dan agamanya, akan tetapi tetap bersatu kokoh dalam Bhinneka Tunggal Ika.

Olimpiade dan Nilai-nilai Olahraga
Olimpiade merupakan kompetisi olahraga terbesar dan terkemuka di dunia, dengan lebih dari 200 negara berpartisipasi. Awalnya, Olimpiade hanya berlangsung di Yunani kuno sampai akhirnya pada tahun 393M Olimpiade kuno ini dihentikan oleh Kaisar Romawi, Theodosius. Olimpiade kemudian dihidupkan kembali oleh seorang bangsawan Perancis bernama Pierre Frèdy Baron de Coubertin pada tahun 1896. Dalam kongres pada tahun 1894 yang diselenggarakan di Paris, didirikanlah Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan ibu kota Yunani, Athena dipilih sebagai tuan rumah Olimpiade modern pertama tahun 1896. Selanjutnya, sejak tahun 1896 sampai sekarang, setiap empat tahun sekali Olimpiade Musim Panas senantiasa diadakan kecuali tahun-tahun pada masa Perang Dunia II. Edisi khusus untuk olahraga musim dingin; Olimpiade Musim Dingin, mulai diadakan pada tahun 1924.
Di Indonesia, Olimpiade yang sering dikenal dan secara rutin diikuti adalah Olimpiade Musim Panas. Indonesia sendiri pertama kali berpartisipasi pada Olimpiade Helsinki 1952 di Finlandia, dan tak pernah absen berpartisipasi pada tahun-tahun berikutnya, kecuali pada tahun 1964 dan 1980.





Olimpiade memiliki simbol berupa lima cincin dengan warna berbeda (biru, kuning, hitam, hijau, dan merah) yang saling terkait. Kelima cincin itu melambangkan lima benua yang ada di dunia, Afrika, Asia, Amerika, Australia, dan Eropa. Olimpiade memiliki motto, yakni "Citius, Altius, Fortius" dalam bahasa Latin yang diartikan "Faster, Higher, Stronger" dalam bahasa Inggris atau "Lebih cepat, Lebih tinggi, Lebih kuat" dalam bahasa Indonesia. Maskot Olimpiade selalu berganti setiap penyelenggaraannya, dan biasanya berbentuk binatang atau sosok manusia yang merupakan warisan budaya tuna ruma penyelenggara. Sejarah olimpiade kuno telah menorehkan filosofi yang amat dalam tentang olahraga di dunia. Hal ini sangat diyakini sebagai alat pemersatu bangsa dalam perdamaian dunia yang utuh tanpa diskriminasi warna kulit, strata, agama, budaya, dan sebagainya.

Manfaat Sejarah Keolahragaan dan PJOK dalam Penanaman Sikap Peserta Didik
1.      Manfaat Edukatif
Kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau pelajaran. Banyak manusia yang belajar dari sejarah.belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan. pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang dialaminya sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya. manusia melalui belajar dari sejarah dapat mengembangkan potensinya. kesalahan pada masa lampau, baik kesalahan sendiri maupun kesalahan orang lain coba dihindari.
2.      Manfaat Inspiratif
Kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif. berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. belajar dari kebangkitan nasional yang dipelopori oleh berdirinya organisasi perjuangan yang modern di awal abad ke-20, masyarakat Indonesia sekarang berusaha mengembangkan kebangkitan nasional angkatan ke-2.
3.      Manfaat rekreatif
Kegunaan sejaraha yang ketiga adalah sebagai kegunaan rekreatif.kegunaan sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar. Melalui penulisan kisah sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. Gaya penulisan yang hidup dan komunikatif dari beberapa sejarawan terasa mampu “menghipnotis” pembaca. pembaca akan merasa nyaman membaca tulisan dari sejarawan. konsekuensi rasa senang dan daya taraik penulisan kisah sejarah tersebut membuat pembaca menjadi senang. Membaca menjadi media hiburan dan rekreatif.


2.      Potensi Pengembangan Olahraga di Indonesia pada Masa Mendatang
Kita sering berolahraga, akan tetapi apakah kita tahu tentang perkembangan olahraga di negara ini? Mungkin kebanyakan orang di sekitar kita tidak tahu perkembangan olahraga di Indonesia saat ini. Karena mereka hanya menjalankan olahraga dan tidak ingin tahu bagaimana sejarah dari olahraga itu sendiri. Apabila kita melihat perkembangan olahraga pada zaman modern, cabang olahraga yang paling berkembang di indonesia ada cabang olahraga bulu tangkis atau badminton. Walaupun cabang olahraga modern yang paling sukses di Indonesia baru bulu tangkis, namun kita patut berbangga dengan nenek moyang kita. Karena zaman dulu sebenarnya Indonesia sudah memiliki aneka macam kegiatan fisik yang bersifat olahraga. Selain itu Indonesia juga memiliki budaya gambar panahan dari abad ke-9, yakni kegiatan pangeran kaum bangsawan pada budaya Jawa. Kegiatan ini dianggap salah satu olahraga klasik Indonesia. Bukti ini dapat kita lihat dan temukan dalam bentuk ukiran timbul pada candi-candi di Jawa. Saat ini gambaran panahan dijadikan sebagai lambang dari Stadion Gelora Bung Karno, pernah juga dijadikan ikon dari Asian Games 1962 di Jakarta. Kemudian, yang patut kita banggai juga adalah pencak silat, yakni salah satu seni bela diri asli Indonesia asal tanah pasundan. Berbeda dengan gambaran panahan, pencak silat masih bertahan hingga kini dan menjadi olahraga bertarung kompetitif yang mendunia. Olahraga asli Indonesia lainnya yang patut kita banggakan adalah tarian poco-poco dari Sulawesi Utara dan Sajojo dari Papua yang dijadikan tema senam kesegaran jasmani yang populer di Indonesia. Tarian-tarian tersebut termasuk kedalam tarian sosial tradisional.
Memperkokoh bangunan olahraga nasional dibutuhkan pondasi yang kuat bagaikan "Beton" agar terus menjulang tinggi diudara. Upaya memenuhi semua itu diperlukan satu kesatuan yang kuat seperti KOI, KONI, Prima dalam komando pemerintah yang diwakili Menpora. Kamajuan olahraga nasional diperlukan peran aktif stakeholder. Untuk itu diperlukan duduk bersama antara KONI, KOI, Satlak Prima, Menpora dan semua induk cabang olahraga. Dengan harapan menyatukan visi dan misi dalam memajukan prestasi atlet nasional. Perkembangan olahraga di Indonesia harus terus maju mengikuti perkembangan jaman. Dengan begitu prestasi atlet nasional makin berkembang untuk menyuguhkan hasil yang optimal bagi bangsa dan negara dipercaturan olahraga internasional dalam mengibarkan sang saka Merah-Putih. Selain itu dengan harapan, sarana dan prasarana pertandingan cukup, serta ajang uji coba ditingkat internasional memenuhi standart yang dibutuhkan disetiap cabangnya. Dengan begitu prestasi atlet Indonesia bisa diharapkan diberbagai pentas internasional seperti di SEA Games dan Olimpiade.
Pembinaan olahraga yang bagus menggunakan metode piramid terbalik. Banyaknya atlet yang tumbuh difase remaja, junior terus mengerucut hingga menjadi atlet elit nasional. Atlet elit nasional itu memerlukan pembinaan dengan aspek yang kompleks mulai dari pembinaan prestasi yang menyangkut fisik, tekhnik hingga jam terbang tanding. Begitu juga harus dipompa segi mental dan asupan gizi yang dibutuhkan setiap cabangnya. Bila beberapa faktor itu terpenuhi, maka perkembangan prestasi atlet nasional memenuhi harapan saat diterjunkan di multi event internasional. Peningkatan prestasi atlet olahraga dapat melambangkan kekuatan perekonomian dan keamanan suatu negara. Untuk itu pembinaan prestasi atlet nasional diharapkan berjalan lancar tanpa menemui kesulitan. Apalagi yang menyangkut dana pembinaan atlet yang dipersiapkan tampil di multi event internasional.


1 komentar:

Aktivitas Olahraga Senam, Akuatik, Beladiri dan Pendidikan Kesehatan

TUGAS AKHIR M6 : Aktivitas Olahraga Senam, Akuatik, Beladiri dan Pendidikan Kesehatan Tugas 1 Senam 1.       Buatlah uraian 3 gerakan ...