TUGAS M5 KB 4 : Permainan Tradisional dalam
Pembelajaran PJOK
1.
Bacalah seluruh isi modul secara cermat dan buatlah rangkuman
tentang isi modul dalam bentuk artikel!
2.
Tuliskan salah satu permainan tradisional dengan melengkapi
atribut soft skill (karakter) yang terkandung didalamnya!
Jawaban :
Permaian Tradisional dalam
Pembelajaran PJOK
PENDAHULUAN
Belajar adalah suatu proses belajar yang kompleks yang
terjadi pada diri setiap orang yang hidup. Proses belajar itu terjadi karena
adanya interaksi antara manusia dengan lingkunganya. oleh karena itu belajar
dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu tanda bahwa seseorang itu
telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang tersebut
yang mungkin terjadi oleh perubahan pada pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Apabila proses belajar itu di selenggarakan secara formal di sekolah-sekolah.
Tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa. Baik
dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Selama proses belajar
tersebut dipengaruhi oleh lingkungan yang antara lain yaitu: terdiri atas
murid, guru, dan staf sekolah lainnya. serta bahan materi lainya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong pembaharuan dalam proses
pembelajaran.
Keberhasilan sebuah pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh
tingginya pendidikan seorang pendidik. Tersedianya sarana dan prasarana
pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang berhasilnya pembelajaran.
Keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran dapat diatasi dengan
memanfaatkan yang ada di lingkungan sekitar. Permainan tradisional daerah juga
memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran. Pembelajaran di
sekolah diharapkan tidak hanya bersifat teoritik tetapi juga dapat mengenalkan
media pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisonal, karena dalam
permainan tradisional mempunyai nilai nilai pengetahuan yang seharusnya
dilestarikan oleh guru, sekalipun pada kenyataannya permainan tradisional
sedikit demi sedikit ditinggalkan, permainan tradisional merupakan ciri suatu
bangsa, dan hasil suatu peradaban.
Bangsa mana yang tidak bangga pada permainan budaya.
Karenanya, menggali, melestarikan dan mengembangkan permainan tradisional
adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari. Selain telah menjadi ciri suatu
bangsa, permaian tradisional adalah salah satu bagian terbesar dalam suatu
kerangka yang lebih luas yaitu kebudayaan. Permainan tempo dulu sebenarnya
sangat baik untuk melatih fisik dan mental anak. Secara tidak langsung
anak-anak akan dirangsang kreatifitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan,
kecerdasan, dan keluasan wawasannya melalui permainan tradisional. Namun
sayangnya seiring kemajuan jaman, permainan yang bermanfaat bagi anak ini mulai
ditinggalkan bahkan dilupakan. Anak-anak terlena oleh televisi dan game online
yang ternyata banyak memberi dampak negatif bagi anak-anak, baik dari segi
kesehatan, psikologis maupun penurunan konsentrasi dan semangat belajar.
Permainan Tradisional yang semakin hari semakin hilang di
telan perkembangan jaman, sesungguhnya menyimpan sebuah keunikan, kesenian dan
manfaat yang lebih besar seperti kerja sama tim, olahraga, terkadang juga
membantu meningkatkan daya otak. Berbeda dengan permainan anak jaman sekarang
yang hanya duduk diam memainkan permainan dalam layar smartphone dan
sebagainya.
Menguatnya arus globalisasi di Indonesia yang membawa pola
kehidupan dan hiburan baru, mau tidak mau, memberikan dampak tertentu terhadap
kehidupan sosial budaya masyarakat. Termasuk di dalamnya berbagai macam
permainan tradisional anak. Sementara itu, kenyataan dilapangan dewasa ini
memperlihatkan adanya tanda tanda yang kurang menggembirakan yakni semakin
kurangnya permaianan tradisional anak yang ditampilkan, sehingga akan berakibat
pada kepunahan.
Banyaknya kegunaan permaianan bagi proses pembelajaran perlu
adanya pelestarian terhadap keutuhan permaianan tersebut. Mengenal permainan
tradisional bermain congklak, egrang, balap karung, bola bekel dan lain-lain di
masa muda, akan mengantarkan mereka pada permainan yang bermamfaat dalam
kegiatan belajar untuk meraih prestasi di masa yang akan datang. Tanpa mengenalnya
di masa muda, sulit bagi anak-anak untuk menerima hal yang sama yang dahulu
mereka mainkan bahkan yang pernah dimainkan pula oleh ayah, ibu, dan
kakek-neneknya. Operasional pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
permainan tradisional dapat dilakukan dengan memanfaatkan benda-benda yang ada
di sekitar. Misalnya dalam permainan gasingan yang terbuat dari kayu, layangan,
yoyok, parasut dan-lain-lain. Bagi anak permainan dapat dijadikan kegiatan yang
serius, tetapi mengasyikan. Melalui permainan, berbagai pekerjaannya dapat
terwujud dan permainan dapat dipilih oleh anak karena menyenangkan bukan untuk
memperoleh hadiah atas pujian.
PEMBAHASAN
BERMAIN
Menurut Seafeldt dan barbour, aktivitas bermain
merupakan suatu kegiatan yang spontan pada anak yang menghubungkannya dengan
kegiatan orang dewasa dan lingkungan termasuk didalamnya imajinasi, penampilan
abak dengan menggunakan keseluruhan perasaan, tangan atau seluruh badan.
Beberapa pakar dan ahli memberi batasan tentang arti bermain, ynag tentunya
memiliki perbedaan antara definisi yang satu dengan yang lain. Namun demikian
menurut Dworezky seperti yang dijelaskan Moeslichatoen, sedikitnya ada lima
kriteria dalam
bermain,
yaitu sebagai berikut:
1. Motivasi
instriksik . Tingkah laku bermain dimotivasi baru dalam diri anak.
2. Pengaruh
positif. Tingkah laku itu menyenangkan atau mengembirakan untuk dilakukan.
3. Bukan
dikerjakan sambil lalu. Tingkah laku ini bukan dilakukan sambil lalu sehingga
tidak mengikuti pola atau urutan yang sebenarnya, melainkan lebih bersifat
pura-pura.
4. Cara
atau tujuan. Cara bermain lebih diutamakan dari pada tujuannya.
5. Kelenturan.
Bermain merupakan perilaku yang lentur.
Bermain juga mengajarkan tentang cara mengendlaikan
diri sendiri, memahami kehidupuan, serta memahami dunianya. Oleh karena itu,
bermain menurut Moeslichatoen adalah cermin perkembangan anak. Dengan bermain,
anak anak mengunakan otot tubuhnya, menstimulasi indra indra tubuhnya,
menstimulasi indra indra tubuhnya. Selain itu dengan bermian, anak anak juga
dapat menemukan dan mempelajari hal - hal baru yang dapat menyenangkan. Adapun
fungsi bermain yang lainnya antara lain sebagai berikut :
1. Mempertahankan
kesimbangan
2. Mengahyati
berbagai pengalaman yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari.
3. Mangantisifasi
peran yang akan dijalani dimassa yang akan datang.
4. Menyempurnakan
keterampilan – keterampilan yang dipelajari.
5. Menyempurnakan
keterampilan memecahkan masalah.
6. Meniingkatkan
keterampilan hubungan dengan anak lain.
Aspek
Perkembangan yang dapat dikembangkan melalui yang dikembangkan melalui Bermain berdasarkan
Teori Garner.
Berikut
dijelaskan manfat bermain yang meliputi seluruh aspek perkembangan anak seperti
diuraikan oleh teori Howard Gardner :
a) Lingguistic Intelegence
(kecerdasaan bahasa)
b) Logical Matematichic Intelligence
(kecerdasaan logika matematika)
c) Musical Intelligence
(kecerdasan musik)
d) Bodily – Kinestetic Intelegency
(kecerdasaan olah tubuh)
e) Visual Spatial Intelligence
(kecerdasaan bentuk dan ruang)
f) Interpersonal Intelligence
(kecerdassan intepersonal)
g) Intrapersonal Intelegece
(kecerdasan Intrapersonal)
h) Kecerdsaan
Naturalis
i) Kecerdasan
Eksistensional
j) Kecerdasan
spiritual
Pembelajaran
yang menyenangkan melalui bermain. Pembelajaran anak harus berdasarkan
prinsip-prinsip berikut:
1. Pembelajaran
berorientasi pada kebutuhan anak.
2. Dunia
anak adalah dunia bermain, maka selayaknya pembelajaran untuk anak usia dini
rancanfan dalam belajar adalah bermain.
3. Kegitan
pembelajaran dirancang secara cermt untuk membaangun sistematika
kerja/aktivitas.
4. Kegiatan
pembelajaran beriontaso pada pengembangan kecakapan hidup anak, yaitu membantu
anak menjadi mandiri dan sebagainya.
5. Pembelajaran
dilaksanakan secara bertahap dan berulang ulang dengaan mengacu pada
prinsip-prinsip perkembangan anak.
6. Anak
akan memperoleh lebih banyak pengetahuan bila menddapat pijakan/dukungan dari
guru pada saaat bermain.
PERMAIANAN
TRADISONAL
Permainan tradisional adalah suatu warisan dari nenek
moyang yang wajib dan perludilestarikan karena mengandung nilai-nilai kearifan
lokal. Melalui permainan tradisional, kita dapat mengasah berbagai aspek
perkembangan anak. Bermain bagi anak merupakan hal yang mengasyikan. Menurut
subagiyo, permainan tradisional mempunyai beberapa manfaat, antara lain sebagai
berikut:
1) Anak
menjadi lebih aktif.
2) Bisa
digunakan sebagai terapi terhadap anak.
3) Mengembangkan
kecerdasan intelektual anak.
4) Mengembangkan
kecerdasan logika anak.
5) Mengembangkan
kecerdasan emosi antarpersonal anak.
6) Mengembangkan
kecerdasan kinestetik anak.
7) Mengembangkan
kecerdasan natural anak.
8) Mengembangkan
kecerdasan spasial anak.
9) Mengembangkan
kecerdasan spiritual anak.
10) Mengembangkan
kecerdasan musikal anak.
Permainan tradisional mengandung beberapa nilai antara
lain: rasa senang, bebas, rasa berteman, domokrasi, penuh tanggung jawab, rasa
patuh, rasa saling membantu, yang semuanya merupakan nilai-nail yang sangat
baik dan berguna dalam kehidupan masyarakat. Bermain juga dapat membantu anak
dalam menjalin hubungan sosial, mengembangkan imajinasi, mengembangkan kognisi,
bahasa, motorik kasar dan serta halus. Jadi bermain bagi anak itu tidak sekedar
menghabiskan waktu, tetapi merupakan media untuk belajar. Menurut Nugroho
banyak sekali nilai yang terkandung di dalam permainan tradisional, antara
lain:
1) Nilai
Demokrasi
2) Nilai
Pendidikan
3) Nilai
Kepribadian
4) Nilai
Keberanian
5) Nilai
Kesehatan
6) Nilai
Persatuan
7) Nilai
Moral
JENIS
PERMAINAN TRADISIONAL
Masa
kecil merupakan masa yang paling bahagia setiap orang tak terkecuali bagi orang
Indonesia. Biasanya masa anak-anak sarat dengan berbagai macam permainan dan
hiburan. Ada berbagai macam permainan yang biasa dimainkan oleh anak-anak
Indonesia. Namun tampaknya dibeberapa daerah permainanpermainan tradisional ini
sudah mulai ditinggalkan oleh anak-anak. Dan mereka kini lebih suka dengan
mainan-mainan modern. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu kesadaran dan pemahaman
kepada masyarakat, orang tau, dan praktisi pendidikan, untuk kembali
melestarikan kebudayaan lokal yang sangat kaya. Salah satunya adalah permainan
tradisional. Berikut ini adalah beberapa permainan tradisional:
1. Gobak
Sodor
Gobak
sodor adalah permainan tradisional yang merupakan jenis grup yang terdiri dari
dua regu, dimana masing-masing regu terdiri dari 3-5 orang. Permainan ini
memerlukan tempat yang cukup luas karena digunakan untuk kejar-kejaran. Tidak
ada alat khusus yang digunakan, anak-anak hanya menggambar garis dengan kapur
dan untuk membuat acuan garis dalam permainan. Cara bermain:
·
Pertama dengan membuat garis-garis
penjagaan dengan kapur yang membentuk lapangan segiempat yang kemudian dibagi
menjadi 6 bagian.
·
Kemudian membagi para peserta menjadi 2
kelompok, satu kelompok terdiri atas 3-5 peserta atau dapat disesuaikan dengan
jumlah peserta, penentuan kelompok jaga dan kelompok lawan biasanya dilakukan
oleh kapten.
·
Kelompok yang mendapat giliran jaga akan
menjaga lapangan, cara dengan menjaga garis horizontal tugasnya adalah berusaha
untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas
yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas, dan ada juga yang menjaga
garis batas vertikal (kapten) tugasnya menjaga keseluruhan garis batas
vertikalyang terletak ditengah lapangan.
·
Sedangkan tim yang menjadi lawan,harus
melewati baris ke baris hingga baris yang paling belakang dan kemudian kembali
lagi ke baaris awal tanpa tersentuh oleh tim jaga.
Manfaat
dari permainan ini ialah selain mengajarkan kebersamaan juga dapat belajar
kerja sama yang kompak antara satu penjaga dan penjaga lainnya.
2. Engklek.
Engklek
merupakan permainan tradisional lompat-lompatan pada bidang datar yang digambar
diatas tanah. Engklek pada tahun 1970 an juga menjadi permainan favorite di
kalangan anak-anak dan remaja. Dinamakan engklek karena dimainkan dengan satu
kakiyang dalam bahasa jawa artinya ‘engklek’ anak yang sangat menyukai
permainan sederhana ini ialah anak perempuan. Jumlah pemain engklek bebas dan
biasanya 2-5 anak. Tempat bermainnya pun tidak memerlukan pekarangan yang luas
tetapi datar sehingga bisa dimainkan dihalaman rumah. Garis yang dibuat seperti
tanda + dengan jumlah kotak sebanyak 7 kotak, masingmasing mempunyai ‘gacuk’
dari pecahan genteng atau keramik. Cara bermain:
·
Semua pemain berkumpul lalu melakukan
‘hompipah’ dan ‘sut’ untuk menentukan siapa yang main terkelebih dahulu, karena
cara bermainnya secara bergantian. Anak yang pertama kali menang ialah yang
bermain terlebih dahulu.
·
Pemain melempar gacuknya pada petak nomor
satu, gacuk yang dilemparkan harus ada didalam kotak dan kalau meleset kekotak
lain maka dinyatakan gugur kemudian diganti pada pemain kedua dan begitu
seterusnya.
·
Dan kemudian jika semua telah dilakukan
semua pemain maka pemain melemparkan gacuk dengan membelakangin engkleknya jika
pas pada kotak yang dikehendaki maka kotak itu akan menjadi rumahnya maka boleh
berhenti dikotak tersebut seperti pada kotak A tetapi berlaku pada pemain yang
menang pada permainan tersebut. Begitu seterusnya sampai kotak-kotak angka 1
sampai 6 menjadi milik para pemain.
·
Jika semua kotak telah dimiliki oleh sang
pemain maka permainan dinyatakan telah selesai dan pemenangnya ialah pemain
yang paling banyak memiliki rumah dari kotak-kotak tersebut.
3.
Bakiak
Disebut
juga dengan terompa galuak. Ini merupakan permainan tradisional anak dari
Sumatera Barat. Bakiak terbuat dari kayu tebal yang berbentuk sandal yang
sekitar 125cm. Pada masing-masing papan terdapat tiga atau empat karet untuk
pengikat kaki pemain.hingga sekarang permainan ini sangat populer untuk mengisi
perlombaan 17 Agustusan di kampung. Permainan ini membutuhkan kerja sama dan
kekompakan para pemainnya. Memerlukan tempat yang cukup luas untuk bermain.
Pada lomba biasanya terdiri dari 3 hingga 4 regu. Jarak yang ditempuh pada
lomba bervariasi antara 10 hingga 15 meter. Cara Bermain:
·
Peserta yang terdiri dari beberapa regu
memakai bakiak dan berdiri digaris start dan satu orang memberi aba-aba sebagai
pemandu, peserta beradu kecepatan berjalan dengan bakiak menuju garis finish.
Jika dalam satu regu tidak kompak maka mereka akan terjatuh bersama, itulah
yang membuat permainan itu lucu dan mengundang gelak tawa baik dari penonton
mau pun dari pemainnya sendiri.
·
Regu yang paling cepat berjalan ke finish dinyatakan
sebagai pemenang.
4.
Balap Laker
Permainan
ini juga disebut dengan papan roda,ini sangat populer dimainkan oleh anak
laki-laki sekitaran tahun 1970 an. Mainan ini terbuat dari kayu yang berukuran
50 X 20cm. Pemain balap laker ini kebanyakan laki-laki karena memerlukkan
keberanian dan beresiko jatuh dan tabrakan. Pemai yang duduk didepan ialah
disebut joki dasn pemain satunya lagi berada dibelakang sebagai tenaga
pendorong. Tempat untuk bermain memerlukan jalan beraspal dikampung yang sepi
dari lalu lalang kendaraan dan bermain dijalan yang menurun. Cara Bermain:
·
Permainan ini sangat mudah dilakukan, yang
penting mempunyai keberanian. Masing-masing pasangan peserta bersiap digaris
start. Joki duduk dengan kedua tangan perpegangan pada papan.sementara itu
kedua kakinya berpijak pada titik tengah kemudian setelah wasit memberi aba-aba
hitungan 1-3. Masing-masing anak yang bertugas sebagai penjaga belakang
mendorong pundak joki dan sijoki harus lihai mengemudi kan papan pada kedua
kakinya , siapa yang terlebih dahulu sampai difinish dia lah yang menjadi
pemenangnya.
5.
Kasti
Nama
kasti bukanlah nama yang populer di Indonesia, permainan ini mungkin memiliki
cara bermain yang sama tapi nama permainan yang berbeda-beda sesuai pemahaman
orang melihatnya. Permainan nama kasti adalah permainan tradisional yang
kebanyakan dimainkan oleh anak laki-laki. Permainan ini tidak ada kejelasan
mengenai sejarahnya, yang pasti permainan yang satu ini adalah permainan
tradisional yang sudah turun menurun yang diwariskan oleh nenek moyang. Nama
kasti juga adalah permainan yang membutuhkan ketepatan melempar dan kecepatan
menghindar. Peraturan dan cara bermain kasti yaitu:
1. Permainan
ini dimainkan minimal enam orang.
2. Membutuhkan
bola kasti dan kapur untuk membuat kotak sesuai jumlah orang dan disetiap kota
tertulis satu nama orang.
3. Pemain
bermain secara bergiliran untuk melemparkan atau menggelindingkan bola kasti,
jika bola kasti berhenti di satu kotak maka, nama yang tertulis di kotak tersebut
menjadi kucing.
4. Kucing
bertugas untuk melemparkan bola mengenai pemain lain, jika bola kasti mengenai
pemain lain atau si kucing melemar tidak mengenai pemain makan akan mendapatkan
poin.
5. Jika
poin sudah mencapai batas yang ditentukan maka pemain tersebut akan mendapatkan
hukuman, yang telah disepakati di awal permainan.
PENUTUP
Perkembangan
teknologi yang semakin pesat membantu setiap orang untuk melakukan aktivitas
dengan mudah diberbagai bidang, salah satunya adalah permainan, permainan
modern saat ini lebih mengarah kepada bermain playstation, game online, dan
sejenisnya. Permainan modern mempunyai ciri khas, salah satunya adalah dengan
menggunakan peralatan yang canggih untuk memainkannya. Sebenarnya permainan
ketangkasan dari video games lebih banyak bersifat pengulangan , sehingga
membuat anak lebih tangkas, namun demikian menurut martuti, permainan tersebut
belum tentu menjadikan anak dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang
dibuatnya, karena tidak mengajari anak memecahkan masalah. Selain itu permainan
video games menjadikan interaksi dengan anak yang menjadi terbatas. Dengan kata
lain teknologi yang canggih masih banyak kekurangan dalam hal pembentukan
karakter seseorang, berbicara pembentukan karakter dapat diterapkan dalam
kehidupan kita sehari-hari dengan salah satu cara dengan aktivitas permainan
tradisional, permainan tradisional merupakan media yang tepat untuk belajar.
Anak dapat bermain dengan ceria, setelah permainan usai, tanpa disadari ada
pengetahuan yang mereka dapatkan. Permainan tradisional memberikan pembelajaran
kepada anak mengenai pentingnya menjaga lingkungan, menghormati sesama,
sehingga cinta kepada Tuhan. Selain itu juga dekat dengan alam sehingga dapat
memberikan kontribusi dalam meningkatkan kecerdasan natural anak, serta
mengembangkan pribadi anak.
2.
Permainan Tradisional dengan
Nilai Karakter “Petak Umpet”
Permainan petak
umpet adalah sejenis permainan cari dan sembunyi yang bisa dimainkan
oleh minimal 2 orang yang umumnya berada di luar ruang. Adapun tahapan
permaianan petak umpet yaitu :
1)
Pilih para pemain. Hal pertama yang perlu Anda lakukan
untuk bermain "Petak Umpet" adalah merekrut para pemain. Setidaknya
dua pemain dibutuhkan untuk memainkan permainan ini. Namun, tentu saja, semakin
banyak pemain, semakin baik.
·
Jika
Anda mempunyai pemain-pemain dengan usia yang berbeda-beda, pertimbangkanlah
hal ini. Pemain yang lebih muda memiliki pilihan-pilihan tempat untuk
bersembunyi yang lebih banyak, tetapi mereka terkadang tidak terlalu pintar
memilih tempat bersembunyi yang bagus dan tidak mempunyai kemampuan konsentrasi
yang lama.
2)
Pentukan aturan-aturan permainan. Jika Anda
tidak menentukan aturan permainan, Anda akan mendapati para pemain pergi ke
tempat-tempat terlarang -- apakah ada barang-barang antik yang pada akhirnya
akan jatuh pecah atau tempat-tempat pribadi dimasuki oleh para pemain -- atau
seseorang terjebak di dalam mesin cuci. Dan, para pemain dapat pergi ke luar
saat semua pemain lainnya berada di dalam. Laranglah para pemain bersembunyi di
ruangan-ruangan seperti loteng, kamar tidur orang tua, ruangan-ruangan yang
berisi barang-barang antik/berharga, dan kamar-kamar tidur. Atau biarkan para
pemain bersembunyi hanya di dalam ruangan-ruangan tersebut, katakan saja
sesuatu seperti, "Baiklah, kalian boleh bersembunyi di dalam kamarku, tetapi
jangan berantaki tempat tidurku, dan letakkan semua barang kembali pada
tempatnya."
·
Pastikan
semua pemain tetap aman. Anda tidak akan ingin teman-teman Anda jatuh dari
pohon atau memanjat ke atap. Buatlah aturan: hanya boleh bersembunyi di
tempat-tempat yang cukup untuk dua pemain atau bersembunyi di tempat-tempat di
mana semua pemain dapat ke sana.
·
Kita
akan membicarakan variasi-variasi permainan ini sebentar lagi. Tetapi untuk
saat ini, tentukanlah aturan-aturan dasar -- siapa yang bersembunyi, siapa yang
mencari, di mana harus bersembunyi, berapa lama waktu yang dimiliki untuk pergi
bersembunyi, dll.
3.
Temukan lokasi yang cocok. Lokasi-lokasi di luar ruangan adalah
yang paling baik, meskipun tempat-tempat di dalam ruangan juga dapat digunakan
pada hari-hari hujan. Sangat penting untuk menentukan batasan-batasan tempat
persembunyian atau Anda akan mendapati para pemain pergi ke tempat-tempat yang
terlalu jauh. Permainan ini bukan bernama Lari yang Jauh dan Carilah!
·
Jika
Anda bermain pada saat orang tua Anda ada di rumah, pastikan mereka tahu bahwa
kalian sedang bermain petak umpet. Orang tua Anda mungkin tidak ingin kalian
bersembunyi di dalam garasi atau di bawah teras yang kotor, atau mereka mungkin
tidak ingin masuk ke kamar mandi untuk menemukan Anda sedang bersembunyi di
sana.
·
Cobalah
untuk bermain di tempat-tempat yang berbeda setiap kalinya. Jika Anda terus
menggunakan lokasi yang sama (permainan yang berbeda, bukan putaran yang
berbeda), para pemain akan mengingat tempat-tempat persembunyian yang bagus dan
mencari di tempat-tempat tersebut terlebih dulu.
Cara Bermain Petak Umpet
1.
Tentukan siapa yang akan menjadi “Pencari.” Menentukan siapa
yang menjadi “Pencari” dapat dilakukan dengan beberapa cara yang berbeda,
misalnya: pemain termuda dapat menjadi “pencari” yang pertama; atau pemain yang
akan segera berulang tahun dapat menjadi “pencari” yang pertama; atau gunakan
permainan eliminasi dengan permainan kata, seperti “Satu Kentang, Dua Kentang”
atau permainan lainnya yang serupa. Atau pilih saja nomor-nomor undian, dan
yang mendapatkan nomor 1 menjadi “pencari”.
·
Jika
satu pemain lebih tua daripada pemain-pemain lainnya, dia dapat menjadi
“pencari” yang alami. Semakin muda Anda, semakin kesal Anda dengan
pemain-pemain yang sangat pintar bersembunyi. Pemain yang lebih tua mampu
berkonsentrasi lebih lama dan dapat berpikir di luar kotak daripada yang lebih
muda.
2.
Mulai bermain. Setelah pemain yang akan menjadi
“pencari” sudah dipilih, si pencari tinggal di home base, menutup matanya, dan
mulai dengan keras berhitung dengan kecepatan stabil sampai ke angka yang telah
ditentukan. Atau pencari dapat melantunkan pantun atau menyanyikan lagu. Apa
pun yang dapat menghabiskan waktu sehingga semua pemain lainnya dapat pergi
bersembunyi! Pastikan untuk menentukan hal ini terlebih dulu sebelumnya dan
bahwa semua pemain tahu berapa lama waktu yang mereka miliki untuk bersembunyi!
·
Pastikan
mereka tidak curang! pemain yang menjadi “pencari” harus menutup mata, dengan
kedua tangan menutupi mata, dan paling baik menghadap ke pojok dinding. Tidak
boleh mengintip!
3.
Pergilah bersembunyi! Semua pemain yang bukan “pencari”
harus lari dan diam bersembunyi dari pemain yang sedang berhitung. Pemain yang
menjadi “pencari” tidak boleh mengintip para pemain yang sedang pergi
bersembunyi darinya. Pastikan kalian semua diam saat bersembunyi atau “pencari”
dapat menggunakan telinganya untuk mengeahui ke arah mana kalian pergi.
·
Setelah
Anda berada di tempat persembunyian Anda, diamlah dan jangan bergerak. Anda
tidak akan ingin membuat diri Anda ketahuan setelah Anda bersembunyi! Jika Anda
berisik, bahkan tempat persembunyian terbaik pun tidak akan dapat
menyembunyikan Anda.
4.
Mulai pencarian. Setelah pemain yang menjadi “pencari”
selesai berhitung, dia akan berteriak “Siap atau tidak, aku datang!” Pada titik
ini, pencari harus berusaha menemukan semua pemain yang telah bersembunyi.
Pastikan untuk melihat dengan mata Anda dan mendengar dengan telinga Anda,
pencari! Saat Anda melihat mereka, pastikan Anda menyentuh mereka. Jika Anda
sedang bersembunyi dan “pencari” hampir menemukan Anda, pindahlah dengan
hati-hati. Merangkak atau merayap adalah pilihan-pilihan yang terbaik. Namun,
jika sudah terlambat, jangan bergerak dan jangan bersuara. “Pencari” mungkin
melewatkan Anda dan pergi menjauh.
·
Para
pemain yang bersembunyi dapat bergerak atau berpindah ke
tempat persembunyian yang lain, jika mereka mau. Ide yang bagus untuk pindah
posisi dan pergi bersembunyi di tempat yang sudah “dicari” oleh pencari. Itu
namanya “strategi.”
·
Jika
beberapa pemain yang bersembunyi tidak kembali ke home base sebelum jangka
waktu yang telah ditentukan atau mereka tidak dapat ditemukan, pemain yang
menjadi “pencari” harus memberi tanda universal “semua aman.” Berteriaklah,
“Semuanya, semuanya bebas!” Dengan begitu mereka tahu bahwa sudah aman untuk
kembali.
·
Ini
adalah variasi, jika Anda penasaran dengan “Kalian semua, kalian semua,
keluarlah dengan bebas” atau mungkin, "Alle, Alle auch sind frei,"
keduanya kurang-lebih diartikan sebagai “semuanya bebas.”
5.
Gantilah pemain yang menjadi “pencari.” Pemain yang
ditemukan pertama menjadi “pencari” pada putaran permainan selanjutnya. Anda
dapat menentukan: setelah satu pemain ditemukan, saatnya untuk memainkan
putaran selanjutnya, atau semua pemain harus ditemukan terlebih dulu sebelum
putaran selanjutnya dimulai.
·
Anda
juga dapat menentukan batas waktu. Jika pemain yang mencari tidak memenuhi
batas waktu dalam 3 kali mencoba (misalnya), pencari tetap diganti. Berikan
setiap pemain kesempatan untuk bersembunyi!
Nilai-nilai moral yang bisa diambil
dari permainan ini adalah:
1. Dalam sebuah permainan kita harus
siap kalah siap menang, jika kita siap main maka kita harus siap jika kita
kurang beruntung dengan menjadi penjaga.
2. Saat menjadi penjaga kita harus
terima dengan ikhlas dan lakukan tugas sebaik-baiknya, atur strategi,
kencangkan lari kita, dan semangat harus tetap dijaga agar kita mampu
menyelesaikan tugas kita.
3. Untuk dapat bermain permainan ini
anak-anak harus mampu bersosialisasi dengan teman-temannya, jika anak tidak
bisa bersosialisasi pasti akan diasingkan oleh lainnya, sehingga tidak bisa
mengikuti berbagai permainan. Untuk bersosialisasi anak-anak harus memiliki
sifat yang baik, jujur, tanggung jawab, semangat tinggi. Bayangkan jika si anak
saat dia menjadi penjaga tetapi tidak semangat, malas-malasan bisa jadi
dikemudian hari anak ini tidak akan dibolehkan mengikuti permainan lagi.
Semakin baik sikap kita maka kita semakin disenangi teman-teman.
4. Untuk mendapatkan fisik yang kuat
maka anak-anak akan mengupayakan cara-cara terbaik untuk menguatkan fisiknya
seperti makan yang banyak, minum yang banyak, latihan lari-lari yang banyak
sehingga ini akan berdampak baik pada tumbuh kembang anak. Anak-anak akan
dengan sendiri terpacu untuk menjadi yang terbaik di lingkungannya.
Permainan traditional
ini sangat sederhana, murah, meriah, namun dibalik itu semua ada banyak manfaat
yang bisa didapatkan oleh anak-anak kita, mereka cenderung lebih disiplin
makan, disiplin jam tidur, dan kedisiplinan ini akan diterapkannya juga dalam
berbagai hal seperti belajar, berdoa dan lain-lain tergantung dari pengarahan
orangtuanya.
Berbeda jika
anak-anak sudah kecanduan game online maka yang ada diotaknya adalah
individualisme karena permainan ini bisa dimainkan sendiri, selain itu juga
terkadang anak-anak yang sudah kecanduan game online akan lupa segalanya, lupa
makan, lupa sholat, bahkan tak sedikit yang lupa untuk pulang ke rumah sehingga
membuat panik orang tuanya. Game
online juga permainan yang harus dibayar dengan uang yang cukup banyak,
merekapun biasanya menggasak uang jajan untuk bisa bermain game, ini yang
menyebabkan mereka tidak makan karena uang jajan sudah ludes untuk bermain
game, kelanjutannya mereka akan rentan terserang berbagai penyakit. Kita selaku
orang tua harus mengetahui hal ini dan harus bisa mengendalikan prilaku anak
kita dengan bijaksana.
Mari ajak
anak-anak kita kembali mengenal Petak Umpet, mari ajak mereka bermain tanah,
mari ajak mereka bersosialisasi dengan teman-teman di lingkungannya, mari
mengajak mereka berkeringat dan sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar