TUGAS ESSAY M1 KB 1 : Pertumbuhan
dan Perkembangan Peserta Didik
1. Jelaskanlah
dengan contoh apa yang dimaksud dengan; Pertumbuhan, Perkembangan, Kematangan
dan Penuuan!
2. Jelaskanlah
dengan contoh apa yang dimaksud dengan Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)
implementasinya dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
3. Mengapa
guru perlu mewadahi perkembangan anak untuk mengembangkan potensi yang ada
padanya dalam medium PJOK.
4. Faktor
apakah yang mempengaruhi perkembangan sosial anak remaja?
JAWABAN
1. Pengertian
dan contoh Pertumbuhan, Perkembangan, Kematangan dan Penuuan.
a) Pertumbuhan
merupakan bertambahnya ukuran tubuh atau biomassa yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke
ukuran semula). Pertumbuhan mencakup perubahan fisik yang terjadi sejak periode
prenatal sampai massa dewasa lanjut yang dapat berupa kemajuan atau kemunduran Contohnya
proses bertambahnya
tinggi, berat, dan ukuran dari suatu makhluk
hidup. Semua proses tersebut bisa diukur dengan menggunakan alat ukur
serta dapat dituliskan dengan angka.
b) Perkembangan
merupakan penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang
diwarnai ciri – ciri khusus atau pola- pola tingkah laku tertentu. Proses perubahan yang terjadi pada makhluk
hidup menuju tingkat kedewasaan tertentu. Perkembangan lebih bersifat kualitatif dan Perkembangan tidak dibatasi usia. Selain itu
Perkembangan tidak dapat diukur dan
dinyatakan dalam angka.
Contohnya ketika bayi baru lahir, ia belum bisa berbicara. Kemudian secara
perlahan‐lahan bisa mengucapkan
kata‐kata tertentu sampai
akhirnya ia terbiasa berbicara.
c) Kematangan
merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir , timbul dan bersatu
dengan pembawaannya serta turut mengatur pula perkembangan tingkah laku
individu. Contohnya kesiapan seorang anak remaja dalam kematangan sistem
reproduksinya.
d) Penuaan
adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri
atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga
tidak dapat bertahan serta memperbaiki kerusakan yang diderita. Contohnya
semakin bertambahnya umur seseorang kulit mengalami keriput dan tidak kencang
lagi.
2. Zona
Perkembangan Proksimal (ZPD) adalah istilah rangkaian tugas yang terlalu sulit
dikuasai anak seorang diri tetapi dapat diipelajari dengan bantuan dan
bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih. Implementasinya dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan yaitu pada guru yang menerapkan model
pembelajaran kooperatif dalam proses belajar mengajar. Dengan model
pembelajaran kooperatif memberikan
kesempatan pada siswa untuk kerja kelompok dan dapat mempercepat perkembangan
anak. Contohnya dalam pembelajaran Senam Lantai guru memberikan tugas gerak kayang
kepada siswa. Secara berkelompok siswa mendiskusikan dan mempraktekan rangkaian
gerak tersebut. Apabila dalam kelompok ada anak yang mengalami kesulitan dalam
mempraktekan rangkaian gerak kayang tersebut maka siswa yang sudah bisa
melakukan gerak kayang membantu siswa yang mengalami kesulitan. Hal ini
menjurus pada pengajaran pribadi oleh teman sebaya (peer tutoring). Satu anak bisa lebih efektif membimbing anak
lainnya melewati Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) karena mereka sendiri baru
saja melewati tahap itu sehingga bisa dengan mudah melihat kesulitan-kesulitan
yang dihadapi anak lain dan menyediakan solusi/jalan keluar yang sesuai.
3. Guru
perlu mewadahi perkembangan anak karena bisa
dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan program pembelajaran PJOK yang
tepat bagi siswa, sehingga kegiatan pembelajaran pun akan dapat memenuhi
kebutuhan, minat, bakat, potensi dan tepat berdasarkan dengan perkembangan
siswa. Beberapa dasar pertimbangan perlunya mawadahi perkembangan untuk
menggali potensi siswa yaitu :
a) Dasar pertimbangan psikologis: bahwa suatu
kegiatan akan menarik dan berhasil apabila sesuai dengan minat, bakat,
kemampuan, keinginan, dan tuntutan siswa.
b) Dasar
pertimbangan sosiologi: bahwa secara naluri manusia akan merasa ikut serta
memiliki dan aktif mengikuti kegiatan yang ada.
Dengan berbagai macam
karakteristik siswa dalam satu kelas tentunya guru harus peka terhadap perkembangan
siswa agar semua siswa di kelas bisa berhasil dalam proses pembelajaran. Selain
itu, mewadahi perkembangan untuk potensi siswa dapat juga diarahakan pada
olahraga prestasi. Misalnya siswa dilatih dan dikembangkan untuk menjadi atlet
sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing.
4. Faktor-faktor
Perkembangan Sosial Remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: keluarga,
kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan
mental terutama emosi dan intelegensi.
a)
Keluarga
Keluarga
merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek
perkembangan anak termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi atau tata cara
kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang yang kondusif bagi sosialisasi
anak. Didalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan
demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan anak. Proses
pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak
ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan
diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diartikan oleh
keluarga.
b)
Kematangan
Anak.
Bersosialisasi
memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangkan dalam
proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan
intelektual dan emosional. Disamping itu, kemampuan berbahasa ikut pula
menentukan. Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan
kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan
fungsinya dengan baik.
c)
Status
Sosial Ekonomi
Kehidupan
sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga
dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak
yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam
keluarga anak itu. “Ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan
sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku
didalam keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak
memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan social anak akan senantiasa “menjaga”
status sosial dalam ekonomi keluarganya. Pada hal tertentu, maksud “menjaga
status dalam keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan
sosial yang tidak tepat. Hal tersebut dapat mengakibatkan anak menjadi
“terisolasi” dari kelompoknya sehingga akan membuat mereka membentuk sebuah
kelompok elit dengan menggunakan norma tersendiri.
d) Pendidikan
Pendidikan
merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai
proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial
anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang. Pendidikan
dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh
kehidupan keluarga, masyarakat dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang
benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan
pendidikan (sekolah). Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada
norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma-norma kehidupan
bangsa (nasional) dan norma kehidupan antarbangsa, titik pergaulan membentuk
perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
e) Kapasitas Mental, Emosi dan
Intelegensi.
Kemampuan
berfikir mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan
masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan
berkembang Bahasa secara baik. Oleh karena itu, kemampuan intelektual tinggi,
kemampuan berbahasa baik, pengendalian emosional secara seimbang sangat
menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial anak. Sikap saling pengertian
dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial
dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual
Tidak ada komentar:
Posting Komentar