Kamis, 27 November 2014

TANTANGAN EKSISTENSI IDENTITAS BANGSA



TANTANGAN EKSISTENSI IDENTITAS BANGSA
 
Pemuda merupakan generasi penerus bangsa, kader bangsa, kader masyarakat dan kader keluarga. Pemuda selalu diidentikan dengan perubahan betapa tidak, peran pemuda dalam membangun bangsa ini, peran pemuda dalam menegakkan keadilan, peran pemuda yang menolak kekuasaan. Sejarah telah mencatat perjuangan generasi  muda terdahulu yang tak kenal waktu yang selalu berjuang dengan penuh semangat biarpun jiwa raga menjadi taruhannya. Indonesia merdeka berkat pemuda-pemuda Indonesia yang berjuang seperti Ir. Sukarno, Moh. Hatta, Bung Tomo dan lain-lain dengan penuh semangat perjuangan. Satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa merupakan sumpah pemuda yang di ikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928. Saat itu semangat nasionalisme dikobarkan dan sedikit demi sedikit perasaan kedaerahan yang berlebihan dikikis dan diminimalkan. Inilah akselerator perjuangan perlawanan terhadap penjajah yang akhirnya mencapai titik puncak pencapaian pada Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945. Inilah keadaan pemuda pada zaman pergerakan, hampir satu abad yang lalu. Berkat peristiwa bersejarah inilah negara kita kemudian dikenal dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Itulah sejarah singkat lahirnya persatuan dan kesatuan di negara kita. Semua tidak terlepas dari peran bahasa yang kita gunakan sehari-hari. Para pemuda zaman itu sangat mengagungkan Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan baik dan benar. Mereka bangga dengan pemakaian Bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa.
Sebagai sebuah identitas, bahasa memiliki peran penting dalam segala aspek kehidupan dan dapat membantu manusia dalam menjalankan tugasnya. Bahasa Indonesia sangat membantu dalam berkomunikasi dengan mereka yang memiliki latar kebudayaan, ras, suku dan golongan yang berbeda. Bahasa Indonesia juga dapat berperan sebagai sarana komunikasi di era globalisasi. Era globalisasi yang bermula pada tahun 2000 membawa berbagai pembaharuan dalam dunia budaya dan teknologi. Perkembangan bahasa yang kalah cepat dengan perkembangan teknologi industri dan ilmu pengetahuan telah memunculkan masalah baru. Masalah yang paling mendasar adalah menjaga eksistensi Bahasa Indonesia agar tetap diakui keberadaannya di tanah airnya sendiri. Contoh nyata saja yang sekarang kita alami, yaitu begitu derasnya arus Bahasa Inggris masuk ke dalam setiap sendi kehidupan kita. Sadar atau tidak, setiap yang kita lihat, dengar, rasakan, hampir sebagian besar berbahasa Inggris yang sekarang sedang menguasai dunia. Dilihat dari sisi pendidikan pun sama, hampir di setiap sekolah terdapat pelajaran bahasa Inggrisnya, bahkan tingkatan TK-SD pun sudah mengenal Bahasa Inggris. Lantas apakah bahasa daerah atau bahkan bahasa Indonesia pun bisa berlaku demikian? Maka kewajiban kita sebagai bangsa Indonesia, untuk turut membina dan mengembangkan kemampuan bahasa nasional. Agar dapat menguasai bahasa dengan baik perlulah perhatian terus menerus terhadap bahasa itu karena bahasa menunjukkan bangsa (bahasa menjadi lambang eksistensi dan ciri identitas suatu bangsa). Ini berarti bahwa bahasa merupakan salah satu wujud kepribadian bangsa, yang membedakan dari bangsa-bangsa lainnya. Sebagai pencinta bahasa nasional, wajar apabila kita berusaha mempergunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, serta mengusahakan agar orang lain juga berbahasa dengan baik. Agar bangsa kita tidak tertinggal dengan bangsa lain. Agar tetap eksis tentu saja begitu banyak tantangan karena bahasa asing dalam aspek tertentu lebih diterima oleh masyarakat daripada Bahasa Indonesia. Untuk mempertahankan eksistensinya, peran pemuda sangatlah diperlukan. Sudah semestinyalah, kita generasi penerus bangsa, penerus roda pemerintahan ini menjunjung dan memaksimalkan fungsi dan peranan bahasa dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam kehidupan bermasyarakat, sering kita mendengar remaja menggunakan bahasa yang tidak baku yang disebut dengan bahasa  “gaul/prokem”. Bahasa Indonesia yang dulu pernah baik adanya sekarang sudah jauh menyimpang dari bahasa yang sebenarnya. Bahkan yang sangat memprihatinkan lagi timbul kata-kata yang membuat pemuda kita malu berbahasa yang benar dengan ungkapan “kalau tidak berbahasa gaul kita dikatakan kampungan” inilah yang sekarang mempengaruhi pemuda kita jaman sekarang. Padahal penggunaan bahasa Indonesia yang benar akan memperlihatkan kepada dunia bahwa kita menjunjung tinggi bangsa Indonesia. Bagaimana kita bisa dikatakan mengabdi kepada bangsa indonesia dan selalu mengikrarkan sumpah pemuda tetapi masih menggunakan bahasa yang tidak benar. Penggunaan bahasa tidak baku (gaul). Sering kali kita temui di lingkungan kita pengungkapan bahasa indonesia yang sangat menyimpang dari bahasa yang sebenarnya. Hal ini sudah sangat susah untuk mengembalikannya ke bentuk yang sebenarnya karena sudah mendarahdaging bagi diri seseorang, tapi jika ada usaha untuk mau berubah ke bahasa Indonesia yang baik dan benar kita pasti bisa yang penting harus berusaha dan sering latihan untuk berbicara yang formal saat berbicara dengan orang lain.
Dalam pembicaraan kita banyak sekali menggunakan kata-kata yang sudah salah menurut kamus besar bahasa Indonesia contohnya; bikin, bakalan, ngapain, lantas, dikasih, gitu, gini, ngobrol, biarin, enggak, ngurusin, emangnya, gua, dan lain-lain. Ini kata-kata yang sering diucapkan sehari-hari saat kita berbicara dengan teman-teman atau orang lain. Kata-kata ini tidak sah menurut kamus bahasa Indonesia. karena tidak ada dalam kamus besar bahasa Indonesia. Karena seseorang pemuda ingin terlihat pintar dan gaul timbul bahasa asing diantara kalimat-kalimat yang di ucapkanya. dalam sehari-hari bukan kalimat tidak baku saja yang sering kita ucapkan ternyata bahasa asing juga sudah sering kita dengar contohnya; sorry, and, or, thank you, oke, dan lain-lain. Ini juga sangat mempengaruhi gaya bahasa pemuda untuk berbahasa yang baik. Mungkin pendapat untuk memakai bahasa asing terkadang ada benarnya untuk melatih bahasa asing (bahasa Inggris). Tetapi kalau kita menggunakan bahasa Indonesia mengapa harus digabungkan dengan bahasa asing, penggabungan itulah menyebabkan bahasa Indonesia kita sesuai dan susah di mengerti. Kecuali pada saat guru atau dosen mengajar, karena untuk memperjelas apa yang belum peserta didik tahu. Banyak faktor yang mempengaruhi bahasa Indonesia kita, saat kita menggunakanya dengan baik. Disaat kita berbicara dengan sesama kita bisa terpengaruh karena yang pertama lingkungan, faktor lingkungan ini sangat kuat pengaruhnya karena kita berada didalam lingkungan tersebut. Yang kedua faktor teman terkadang secara tidak sengaja kita sering mengucapkan kata-kata tidak baku dengan teman-teman kita, karena ingin dikatakan gaul. Yang ke tiga pengaruh bahasa daerah, pengaruh ini sering kita dengar sedikit banyaknya jika seseorang tidak sering menggunakan bahasa Indonesia ia akan janggal saat berbicara, dia bisa tidak sengaja mengeluarkan bahasa daerahnya saat berbicara dengan orang lain yang jadinya orang lain tidak mengerti. Penggunaan kalimat tidak baku dalam berbicara juga mempengaruhi saat kita berbicara dalam situasi formal. Ada kalimat-kalimat yang sering kita dengar, saat kita mendengarnya terasa janggal. Ini yang masih mempengaruhi keadaan bahasa kita saat ini. Ini contoh-contoh kalimat tidak baku ialah; ia pukul anjing itu sampai mati, saya kirim surat untuk ibu, pemerintah tolak impor barang ilegal, dan lain-lain. Setelah kita melihat masalah-masalah diatas kita sudah menyadari ternyata banyak kesalahan kita saat berbicara dengan orang lain. Maka dari itu kita bisa menilai masalah diatas untuk memperbaiki ucapan kita saat berbicara dengan orang lain. Karena ketika ucapan kita sudah sah menurut kamus besar bahasa Indonesia banyak keuntungan yang kita temui, misalnya kita tidak sungkan lagi untuk mengikuti acara-acara formal dan kita bisa menilai orang yang berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Pada ikrar Sumpah Pemuda pun sudah jelas-jelas tercantum disana bahwa “sumpah pemuda menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia” Tapi jika kita melihat perkembangan dan kemajuan sekarang sumpah pemuda hanya sebatas kata-kata sumpah saja, tidak menjadi pengabdian bagi pemuda kita. Bahkan hanya sedikit yang masih menyadari hal ini. Kalau seperti ini bagaimana pemuda kita sekarang bisa diharapkan untuk memelihara sesuatu kebanggaan yang pernah pemuda kita perjuangkan sebelum kemerdekaan bangsa indonesia dulu. Melihat fenomena  tersebut saya mengajak pemuda pemudi atau teman-teman untuk menjunjung tinggi bangsa Indonesia memalui berbahasa Indonesia yang benar. Sehubungan dengan hal itu perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa pemersatu dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan di Indonesia. Berkaitan dengan pemakaian bahasa gaul dalam dunia nyata dan dunia fiksi yang menyebabkan interferensi kedalam Bahasa Indonesia dan pergeseran Bahasa Indonesia, maka ada hal-hal yang perlu dilakukan, antara lain : Pertama menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para penerus bangsa, Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional harus diutamakan penggunaannya. Dengan demikian, mereka lebih mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar daripada bahasa gaul misalnya melalui kegiatan seminar dan sosialisasi. Kedua, menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam diri generasi bangsa dan juga masyarakat luas untuk memperkukuh Bangsa Indonesia dengan penggunaan Bahasa Indonesia. Sebagaimana yang kita ketahui, Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu yang dapat kita gunakan untuk merekatkan pesatuan dan kesatuan bangsa. Dengan menanamkan semangat, masyarakat Indonesia akan lebih mengutamakan Bahasa Indonesia daripada menggunakan bahasa gaul. Misalnya dalam memperingati hari Sumpah Pemuda kita peringati dengan kegiatan-kegiatan yang menunjukakan realisasi dari isi Sumpah Pemuda. Ketiga, meningkatkan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dan di perguruan tinggi. Para peserta didik dapat diberi tugas praktik berbahasa Indonesia dalam bentuk dialog dan monolog pada kegiatan bermain drama, diskusi kelompok, penulisan artikel dan makalah serta juga dalam bentuk penulisan sastra seperti cerpen atau puisi.
(Ini karangan argumentasi/opini saya untuk  ikut serta dalam pemilihan Duta Bahasa Prov. Bali, namun sayang saya tidak lolos seleksi UKBI :D)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Olahraga Senam, Akuatik, Beladiri dan Pendidikan Kesehatan

TUGAS AKHIR M6 : Aktivitas Olahraga Senam, Akuatik, Beladiri dan Pendidikan Kesehatan Tugas 1 Senam 1.       Buatlah uraian 3 gerakan ...