Senin, 27 Agustus 2018

Aktivitas Olahraga Senam, Akuatik, Beladiri dan Pendidikan Kesehatan


TUGAS AKHIR M6 : Aktivitas Olahraga Senam, Akuatik, Beladiri dan Pendidikan Kesehatan
Tugas 1 Senam
1.      Buatlah uraian 3 gerakan dalam senam lantai sesuai dengan mekanika gerakan yang benar (Bobot 30 %)
2.      Tuliskanlah masing-masing dari gerakan tersebut tentang hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan dengan alasan kebenaran gerak dan keselamatan (bobot 30 %)
3.      Buatlah tahapan-tahapan yang dapat dilakukan untuk menguasai rangkaian gerakan senam lantai dari tiga rangkaian gerakan tersebut. (Bobot 40 %)
Jawaban :
1.      Uraian Gerak senam lantai :  
A.    Gerakan Roll Depan
Gerakan Roll depan (forwardroll) adalah gerakan mengguling atau menggelinding ke depan membulat. Jadi, dalam gerakan Roll depan, gerakan tubuh harus dibulatkan. cara melakukan guling ke depan:
a)      Sikap awal / sempurna
Berdiri tegak, tumit rapat, pandangan lurus kedepan, kedua lengan lurus, jari-jari tangan rapat menempel disamping badan, telapak tangan menghadap kedalam, dan badan condong kedepan, pandangan lurus, kaki ditekuk.
b)     Sikap pelaksanaan
kedua tangan diletekan di matras kepala mengadap lutut badan sedikit dicondongkan, kaki diinjik, sikap  ke dua kaki diluruskan gerakan terakhir badan dicondongkan, dan lutut dihadapan muka.
c)      Sikap akhir
Badan menahan tumpuan kaki, saat melakukan roll depan langsung memeluk kaki, pandangan ke depan dan kembali posisi awal berdiri tegak kaki rapat, pandangan lurus ke depan, dan badan tegak.
B.     Gerak Roll Belakang
Berikut ini langkah-langkah cara melakukan gerakan back roll dengan baik dan benar beserta gambarnya:

Posisi awal dalam melakukan gerakan guling belakang/ back roll:
a)      Dalam posisi jongkok, kedua kaki rapat, serta tumit diangkat. 
b)      Kepala menunduk dengan dagu dirapatkan ke dada. 
c)      Posisi kedua tangan berada disamping telinga dan telapak tangan membuka serta menghadap ke atas. 
d)      Jatuhkan badan kebelakang dengan tubuh tetap membulat. 
e)      Ketika punggung menyentuh matras, kedua lutut harus langsung ditarik ke belakang  kepala dengan cepat. 
f)       Dan pada saat kedua ujung kaki sudah menyentuh matras di belakang kepala. Kedua telapak tangan menekan atau mendorong mendorong matras sehingga tangan lurus dan kepala terangkat. 
g)      Ambil sikap jongkok dengan tangan lurus sejajar bahu, kemudian berdiri.




C.    Gerak Meroda
Gerakan meroda dapat dilakukan dengan gerakan ke kiri dan ke kanan. Perbedaan meroda kiri dan kanan hanya berbeda dalam sikap awal dan urutan tangan serta kaki yang menyentuh lantai / matras. Untuk melakukan meroda kanan, kaki awal yang diangkat adalah kaki kanan, kemudian disusul oleh tangan kanan, tangan kiri lalu mendarat kaki kiri dan terakhir kaki kanan. Untuk melakukan meroda kiri, kaki awal yang diangkat adalah kaki kiri, kemudian disusul oleh tangan kiri, tangan kanan lalu mendarat kaki kanan dan terakhir kaki kiri. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan dalam gambar berikut.
                            Gerakan Meroda ke Kiri
a.      Analisa Gerak Meroda
Diperlukan suatu analisa yang tepat untuk mempelajari suatu gerak dalam olahraga secara efisien dan efektif. Menurut Biasworo Adisuyanto Aka (2009: 104-105) berikut merupakan analisa gerakan meroda ke arah kiri yaitu :
1.      Dimulai dari sikap awal badan berdiri tegak menghadap ke depan, dengan posisi kedua kaki rapat, kedua lengan diangkat lurus ke atas di samping kepala.
2.      Dilanjutkan dengan melakukan awalan dengan melangkah dua atau tiga langkah, diakhiri dengan posisi kedua kaki dibuka muka belakang, dengan posisi kaki kiri di depan dan kaki kanan dibelakang, posisilutut dan siku tetap lurus.
3.      Dimulai dengan kaki kiri ditekuk, badan menyondong ke depan dengan kedua lengan diayun ke bawah mengikuti gerakan badan.
4.      Meletakkan tangan kiri pada lantai / matras di depan kaki kiri dilanjutkan dengan mengayun tungkai kaki kanan ke atas.
5.      Seiring ayunan kaki kanan ke atas, dorong kaki kiri dan letakkan tangan kanan di depan tangan kiri membentuk satu garis (tangan kanan dan kiri berada dalam satu garis lurus). Ketika tangan kanan menyentuh lantai / matras posisi kedua kaki terbuka lebar.
6.      Dengan sedikit memutar badan, angkat tangan kiri dari lantai / matras. Kaki kanan mendarat / letakkan di lantai / matras dekat dengan tangan kanan antara sudut 15-20 derajat, sedangkan kaki kiri mengikuti irama kaki kanan. Untuk gerakan meroda diharuskan pendaratan kaki pertama mendekat tumpuan tangan terakhir karena meroda merupakan gerak proyektil sesuai dengan gerak biomekanik. Seorang pesenam yang mendaratkan kaki pertama semakin jauh dengan tangan terakhir, pesenam tersebut akan mengalami hambatan yang berupa kehilangan keseimbangan atau kegagalan saat proses berdiri.
7.      Ketika kaki kanan menyentuh dasar lantai, segera dorong kedua tangan pada matras lalu angkat kedua tangan dengan bertumpu kepada kaki kanan diiringi gerakan badan, posisi lengan tetap lurus.
8.      Posisi kaki kanan tetap berada di depan, kedua kaki masih terbuka kangkang dalam keadaan penuh keseimbangan. Ketika kaki kiri mendarat / menyentuh lantai / matras, angkat kedua lengan sampai ke atas dengan kondisi lengan tetap lurus ke atas.
9.       Berdiri sikap awal dengan kedua lengan lurus atas di samping telinga, kedua kaki rapat dan pandangan mata ke depan.

Analisa Gerakan Meroda ke Kiri
2.      Kesalahan- kesalahan yang perlu diperhatikan dalam ketiga gerak senam diatas yaitu :
A.    Kesalahan yang sering dilakukan saat Roll depan.
1.      Banyak kesalahan yang dilakukan oleh siswa saat melakukan Roll depan yang menyebabkan gerakan tersebut kurang sempurna, antara lain:
2.      Kedua tangan yang bertumpu tidak tepat (dibuka terlalu lebar  atau terlalu sempit, terlalu jauh atau terlalu dekat) dengan ujung kaki.
3.      Tumpuan salah satu atau kedua tangan kurang kuat sehingga keseimbangan badan kurang sempurna dan akibatnya badan jatuh ke samping.
4.      Bahu tidak diletakkan di atas matras saat tangan dibengkokkan.
5.      Saat gerakan berguling ke depan, kedua tangan tidak ikut menolak.

B.     Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi ketika melakukan gerakan guling ke belakang/ back roll:
  1. Penempatan posisi tangan terlalu jauh ke belakang sehingga tidak dapat melakukan tolakan.
  2. Saat melakukan gerakan guling ke belakang, sikap tubuh kurang bulat sehingga keseimbangan tubuh tidak sempurna dan miring. 
  3. Bukan telapak tangan yang digunakan untuk bertumpu diatas matras. 
  4. Kepala menoleh ke samping sehingga gerakan guling ke belakang kurang sempurna. 
  5. Keseimbangan tubuh tidak terjaga karena mendarat menggunakan lutut (padahal seharusnya menggunakan kaki).
C.     Kesalahan-kesalahan dalam latihan gerak Meroda.
Menurut Suyati, dkk (1994: 156) kesalahan yang umum terjadi saat melakukan gerakan meroda antara lain :
1.      Lemparan kaki kurang kuat.
2.      Lemparan kaki melengkung ke arah depan, seharusnya lurus ke atas.
3.      Penempatan tangan terlalu rapat satu dan yang lain.
4.      Penempatan tangan pertama di lantai terlalu dekat dengan kaki tolak.
5.      Kedua siku saat menumpu bengkok.
6.      Sikap badan kurang melenting atau lurus.
7.      Kepala tidak tengadah saat tangan menumpu di lantai.
8.      Penempatan kaki kanan terlalu jauh dengan tangan kanan sehingga sulit untuk berdiri tegak.
9.      Penempatan kaki terakhir pada saat mendarat kurang lebar atau dekat dengan kaki pertama.
3.      Tahapan-tahapan yang dapat dilakukan untuk menguasai rangkaian gerakan senam lantai diatas.
A.    Cara Memberi Bantuan Roll ke Depan
1.      Cara pertamaPegang belakang kepala peserta didik (membantu menekukkan) dan menolak pada kedua lutut.
2.      Cara kedua: Mendorong pada punggung peserta didik pada saat akan duduk.
3.      Cara ketiga: Mengangkat panggul dengan menempatkan tangan di sisi kedua paha. Dapat juga menolong berdiri di sisi peserta didik dengan kedua tangan agak mengangkat panggul peserta didik dan membawanya ke arah depan pada saat yang sama memperingatkan peserta didik agar tetap menekuk kepala sedalam-dalamnya.
4.      Cara keempat: Membantu menekukkan kepala dan menempatkannya di lantai di antara kedua tangan.
B.     Cara memberi bantuan pada seseorang yang akan melakukan gerakan guling ke belakang:
1.      Menopang serta mendorong pinggang pelaku ke arah guling belakang dan membawanya ke arah guling. 
2.      Membantu pelaku menggangkat panggul dan membawanya ke arah guling.
C.     Cara memberikan bantuan pada latihan Meroda
Berlatih senam tidak bisa langsung berlatih gerakan yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi, namun harus diawali dari dasar atau tingkat yang mudah menuju ke tingkat yang lebih sulit. Dalam berlatih senam selalu menggunakan metode part and whole (bagian ke keseluruhan), begitu juga dalam berlatih gerakan meroda terdapat tahapan-tahapan latihan yang harus dilakukan sebelum melakukan gerakan meroda secara keseluruhan. Tahapan-tahapan tersebut terdapat dalam metode latihan sebagai berikut :
1.      Latihan Bentuk 1
Latihan permulaan dilakukan dengan melakukan latihan dasar gerakan meroda yaitu berupa latihan teknik gerakan. Untuk mempermudah latihan teknik gerakan bisa dengan menggunakan aba-aba seperti berikut :
a)      Aba-aba “sikap awal” : badan berdiri tegak, kedua kaki rapat, kedua lengan lurus ke atas di samping kepala dan pandangan mata ke depan.
b)      Aba-aba “siap” : membuka kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang, posisi kedua lengan tetap lurus ke atas untuk membuat posisi sikap awal meroda.
c)      Dilanjutkan aba-aba “ya” : menekukkan pinggul, mengayun kedua lengan ke bawah dan meletakkan kedua tangan pada matras / lantai dalam satu garis lurus ke depan selebar bahu.
d)      Aba-aba “selesai” : kembali ke posisi semula yaitu kedua kaki rapat, badan berdiri tegak, kedua lengan lurus ke atas dan pandangan mata ke depan. Latihan ini diulangi dalam beberapa pengulangan, 3-4 pengulangan.
Bentuk latihan pertama ini bertujuan untuk mengontrol kebenaran posisi kedua tangan pada saat bertumpu pada matras. Apabila latihan ini sudah dilakukan dengan benar maka dilanjutkan dengan bentuk latihan kedua.
Pola Posisi Kaki dan Tangan
2.      Latihan Bentuk 2
Pada latihan kedua ini dilakukan berpasangan. Cara melakukannya sebagai berikut :
a.       Dengan melakukan handstand, kedua kaki dibuka lebar / kangkang, pembantu memegang kedua sisi panggul.
Dengan posisi satu orang berdiri dibelakang murid yang melakukan gerakan tumpuan, dilanjutkan dengan mengayun kedua kaki ke atas dalam posisi seperti ini : teman yang berada dibelakang bekerja menangkap kedua tungkai murid yang melakukan gerakan supaya terjaga kondisi keseimbangan murid dan teman yang membantu juga membenarkan kedua tungkai murid yang melakukan meroda dalam posisi lurus berbentuk huruf “V” dan runcing.
b.       Dilanjutkan pada tahap latihan pendaratan.
Setelah kedua kaki dalam posisi lurus di atas, murid melakukan pendaratan dengan menurunkan tungkai kaki kanan dalam posisi mendarat dengan lutut sedikit ditekuk, dilanjutkan menurunkan kaki berikutnya di belakang kaki tumpuan kaki pertama dalam posisi seperti ini : teman yang membantu dibelakang, membantu dengan cara memindah pegangan tangan ke daerah pinggang pelaku untuk membantu berdiri tegak penuh dengan keseimbangan yang dilanjutkan berdiri sampai posisi akhir sama seperti posisi awal.
Bentuk latihan kedua ini bertujuan untuk membantu murid dalam melakukan meroda saat posisi terbalik juga membantu murid yang melakukan tidak merasa takut. Bentuk latihan seperti ini juga dilakukan pada pasangan yang lain secara bergantian.   
Meroda Dengan Bantuan Teman
3.      Latihan Bentuk 3
Melakukan latihan gerakan meroda yang dilakukan sendiri dengan bantuan matras yang lebih tinggi, dengan letak pendaratan kaki lebih rendah dari matras tumpuan tangan.
Meroda di Matras Yang Tinggi
Bentuk latihan ketiga ini bertujuan untuk memudahkan murid berdiri tegak dari posisi badan bungkuk menuju posisi badan tegak. Tahapan ini terus dilakukan secara bergilir.
4.      Latihan Bentuk 4
Melakukan latihan gerakan meroda yang dilakukan sendiri tetapi dengan menggunakan matras yang datar.
                       Meroda di Matras Datar

Tugas 2 Akuatik (Renang)
1.      Identifikasi pada setiap tahapan renang (gerakan tungkai, lengan, nafas dan koordinasi)  tentang kesalahan-kesalahan gerakan yang sering terjadi pada saat belajar renang gaya bebas (crawl), dada, punggung dan kupu-kupu. (bobot 50%)
2.      Buatlah cara-cara yang bisa dilakukan dalam proses pembelajaran untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada poin 1, dengan memberikan narasi secara runtut dan disertai gambar-gambar pendukung. (bobot 50%)
Jawaban :
1.      Tahapan Gerak Renang.
A.    Renang Gaya Bebas
Renang gaya bebas biasa disebut juga dengan crawl yang artinya merangkak. Gerakan asli dari gaya ini adalah menirukan gerakan anjing yang sedang berenang. Teknik renang gaya bebas terbagi ke dalam beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
a.      Posisi tubuh
1)      Posisi tubuh saat berenang ialah streamline, artinya sejajar dengan permukaan air.
2)      Tubuh harus berputar pada sumbunya.
3)      Gerakan yang mengakibatkan posisi tubuh naik turun atau ke arah kanan dan kiri harus dihindarkan.
b.      Gerakan kaki
Gerakan kaki berfungsi sebagai pendorong/penggerak dan pengatur keseimbangan tubuh. Berikut ini cara melakukan latihan gerakan kaki.
1)      Latihan gerakan dapat dilakukan dengan cara duduk di tepi kolam, kedua tangan berpegang pada kolam dan kedua kaki diluruskan ke depan.
2)       Kedua kaki digerakkan ke atas dan ke bawah secara bergantian dalam keadaan lemas dan gerakan kedua kaki dimulai dari pangkal paha. Gerakan jangan terlalu tinggi tetapi cukup dekat dengan permukaan air.
3)      Dalam melakukan gerakan kaki, dapat divariasi dengan mengubah posisi badan, yaitu dengan sikap meluncur atau tangan berpegangan pada dinding kolam dengan posisi badan tertelungkup. Kaki digerakkan ke atas dan ke bawah secara bergantian dan gerakan kedua kaki dimulai dari pangkal paha.
c.       Putaran tangan
Terdapat beberapa periode pada putaran tangan dalam renang gaya bebas, yaitu:
2.      Periode masuk ke permukaan air
a)      Usahakan masuknya tangan ke permukaan air sejauh mungkin yang dapat dijangkau dengan ditandai naiknya bahu kanan muncul ke atas permukaan air bila yang masuk tangan kiri, dan sebaliknya juga.
b)      Tangan masuk ke permukaan air dengan ujung-ujung jari terlebih dahulu. Posisi telapak tangan menghadap ke bawah atau telungkup (pronasi).
c)      Tangan masuk ke dalam permukaan air dengan ibu jari terlebih dahulu, sudut kemiringan yang dibentuk antara telapak tangan dengan permukaan air berkisar 30drajat–40drajat.

3.      Periode menangkap
a)       Periode ini dilakukan setelah fase masuknya tangan ke permukaan air berakhir.
b)      Periode ini masih dibagi menjadi periode membuka dan periode menutup.

4.      Periode mendayung
a)      Mendayung sampai jari tangan berada pada posisi agak jauh dari garis pusat.
b)      Mendayung sampai jari tangan berada pada posisi mendekati pusat.
c)      Mendayung hingga jari tangan berada pada posisi menyilang tubuh dan memotong garis pusat.

4.      Periode mendorong ke belakang
Periode ini dilakukan setelah periode mendayung selesai. Posisi terakhir tangan pada periode mendorong adalah di bagian bawah paha dengan pedoman ibu jari tangan menyentuh bagian sampai paha. Latihan gerakan tangan dapat dilakukan di kolam dangkal, cara melakukannya sebagai berikut:
a)      Sikap awal berdiri, badan dibungkukkan dan kedua tangan lurus sejajar badan.
b)      Tangan kanan ditarik ke bawah sambil menekan air, sampai berada di bawah badan. Tangan mendorong air ke belakang dan ke atas.
c)      Siku tangan kanan cepat ditekuk dan dikeluarkan dari air saat tangan kiri sampai di bawah badan di dalam air. Tangan kiri mendorong air ke belakang dan ke atas.
d)      Gerakan kembali ke posisi semula dengan mengayunkan tangan ke depan.
e)      Lakukan gerakan ini secara bergantian antara tangan kanan dan kiri dan lakukan gerakan ini secara berulang-ulang.

d.      Teknik pernapasan
Teknik pengambilan napas dilakukan pada saat mulut berada di atas permukaan air, yaitu dengan cara memiringkan kepala (memutar) ke sisi kanan atau kiri. Latihan pernapasan juga dapat dilakukan di dalam kolam dangkal. Caranya yaitu salah satu lengan lurus ke depan sejajar dengan permukaan air. Jika tangan kiri yang di depan maka mengambil napasnya dengan memutar kepala pada sumbunya ke arah kanan. Begitu pula sebaliknya, bila tangan kanan yang di depan maka pengambilan napasnya memutar kepala pada sumbunya ke arah kiri. Pengambilan napas biasanya dilakukan saat melakukan gerakan tangan kanan saja atau kiri saja, atau perbandingannya dua kali menarik tangan dan sekali mengambil napas.

e.       Koordinasi gerakan
Latihan koordinasi gerakan renang gaya bebas adalah latihan terpadu dari semua unsur gerakan yang ada pada gaya bebas, yaitu dimulai dari gerakan meluncur yang dilanjutkan dengan gerakan kaki, lengan, dan pernapasan dengan saksama sehingga terwujudlah suatu gaya bebas yang baik dan benar. Tujuan terpenting dari latihan koordinasi ini adalah mengatur keseimbangan dan tenaga penggerak atau pendorong.
Kaki dan lengan tidak bekerja sendiri-sendiri, irama gerakan kaki harus sesuai dengan irama gerakan lengan. Pada gaya bebas ada beberapa macam gerakan koordinasi yang dihitung dari berapa kali gerakan kaki (pukulan) dalam satu gerakan lengan lengkap kiri dan kanan. Pada umumnya digunakan enam kali pukulan, artinya dalam setiap tiga kali gerakan kaki ke atas dalam setiap satu kali gerakan lengan. 
f.        Kesalahan dalam renang gaya bebas.
1.      Berenang gaya bebas dengan menahan kepala di atas air. Tak jarang disertai dengan gerakan kepala menengok ke kanan dan kiri setiap tarikan tangan.
2.      Menekuk lutut seperti gerakan bersepeda, pada saat melakukan gerakan kaki gaya bebas.
3.      Melakukan putaran tangan tanpa disertai dengan putaran bahu serta pinggang.
4.      Mengambil nafas gaya bebas sambil mengangkat kepala dan melihat ke depan.
5.      Menahan nafas saat kepala berada di dalam air.

B.     Gaya Dada
Gaya dada adalah gaya renang dimana tumpuan perenang berada di dada dan bagian tubuh tidak berputar. Gaya dada merupakan gaya yang paling populer karena posisi kepala yang sebagian besar berada di atas air, selain itu gaya ini juga nyaman digunakan untuk kecepatan rendah. Gaya dada merupakan gaya yang dipelajari terlebih dahulu pada mayoritas kelas belajar berenang. Gaya dada dikenal juga dengan gaya katak, hal ini disebabkan gerakan kaki dan lengan pada gaya dada mirip dengan katak yang berenang di dalam air. Secara garis besar beberapa fase untuk melakukan renang gaya dada adalah sebagai berikut :
  1. Posisi awal dimulai dengan posisi horizontal di bagian perut dengan lengan yang saling berdekatan dan memanjang ke depan, dengan telapak tangan mengarah ke bawah. Kepala sejajar dengan badan dan pandangan lurus ke bawah. Sedangkan posisi kaki saling disejajarkan dengan telunjuk yang juga lurus ke belakang.
  2. Kemudian, fase aktif dimulai dengan pergerakan telapak tangan yang diputar ke arah luar dengan lengan yang memisah dan tubuh membentuk huruf Y.
  3. Setelah itu, bagian lutut akan mulai bergerak melengkung dan kaki mulai mengarah ke pantat. Pada keadaan ini lengan berada di bagian luar bahu, siku melengkung dan tangan terus bergerak mundur dan ke bawah.
  4. Saat tangan melewati bahu, kedua tangan akan bergerak seragam, tidak terlalu mengarah ke belakang dan akan bertemu di bawah dada.
  5. Ketika tangan bergerak hampir satu putaran penuh, kepala dan bahu akan mengarah ke atas air dan kaki bergerak terus ke arah pantat. Bagian atas tubuh akan mencapai puncak tertinggi saat kedua tangan bertemu di bawah dada dan kaki berada di pantat.
  6. Setelah itu fase dorongan dimulai dengan kaki yang menendang ke arah belakang dan tangan terpisah melebar ke depan di bawah air. Saat ini, dada dan kepala akan kembali jatuh di air. Luncuran akan terjadi setelah kaki berada di posisi pengembalian terpanjang dan siklus gaya dada awal akan dimulai lagi.
Beberapa teknik yang lebih rinci perlu diketahui bagi Anda yang akan memulai belajar berenang gaya dada.  Teknik tersebut meliputi posisi kepala dan tubuh, pergerakan lengan dan kaki, teknik bernapas, awalan dan perputaran serta finishing. Penjelasan dari teknik renang gaya dada yang benar adalah sebagai berikut.
1.      Posisi Kepala dan Tubuh
Penting untuk memperhatikan posisi kepala dan tubuh saat melakukan teknik renang gaya dada. Hal ini untuk meminimalisir kemungkinana cedera pada bagian leher dan juga agar renang yang dilakukan dapat lebih efisien. Beberapa posisi untuk kepala dan tubuh adalah:
  • Posisi awal netral – Pada gaya dada, posisi kepala diusahakan selalu sejajar lurus dengan tubuh. Namun saat bernapas, posisi kepala agak mengangkat, lebih tinggi daripada tubuh atau bahu.
  • Posisi mengambil napas – Saat mengambil napas, hindari melihat ke arah ujung kolam, karena ini memberikan tekanan yang tidak perlu pada leher.
  • Posisi setelah mengambil napas – Setelah bernapas, tubuh akan kembali dalam posisi netral horisontal yang lurus dengan kepala di dalam air dan pandangan mata mengarah ke bawah.
Renang gaya dada dengan posisi tubuh dan kepala yang umum ini dapat merampingkan posisi tubuh sehingga membuat kecepatan renang menjadi lebih tinggi. Selain itu juga melindungi leher dari cedera dan kekakuan. Agar renang gaya dada ini lebih efisien, maka perenang diharuskan menggunakan waktu yang efisien di setiap posisi (posisi awal, mengambil napas, posisi setelah bernapas). Sehingga sesaat setelah mengambil napas, perenang harus segera kembali ke posisi horizontal (netral) saat meluncur. Tapi posisi horizontal ini juga usahakan tidak terlalu lama dan kembali ke posisi mengambil napas pada saat yang tepat. Hal ini untuk memperkecil kemungkinan berhenti di tengah-tengah posisi.
2.      Teknik Perpindahan Tangan
Dengan mengetahui bagaimana menggerakan tangan dengan benar adalah salah satu faktor untuk mencapai renang gaya dada yang benar dan efisien. Satu-satunya gaya renang di mana sepanjang waktu pergerakan tangan terjadi di dalam air adalah renang gaya dada. Secara lebih jauh, teknik perpindahan tangan pada setiap perubahan gerakan pada renang gaya dada adalah sebagai berikut :
·         Gerakan meluncur – Pada saat gerakan meluncur, tubuh akan sejajar dengan air dan tangan akan bergerak memanjang ke depan dan saling berdekatan, di mana telapak tangan akan menghadap lurus ke bawah.
·         Gerakan outsweep – Perpindahan tangan pada gerakan outsweep atau mengarah ke luar pada renang gaya dada, diawali dengan telapak tangan yang membalik ke arah luar dan lengan yang bergerak ke samping luar sampai berada di luar bahu. Tangan akan tetap pada posisi lurus dengan siku terletak di permukaan air dan jika dilihat dari atas, tubuh akan membentuk huruf Y di mana tahap ini bukanlah tahap mendorong badan.
·         Gerakan catch – Setelah itu orientasi gerakan tangan akan berubah menjadi catch di mana lengan dan telapak tangan akan menghadap ke belakang dan melakukan persiapan dorongan. Lenturkan tangan di bagian siku dan pindahkan lengan bawah ke dalam air dengan siku yang tetap terletak di permukaan. Gerakan ini diakhiri dengan posisi tangan yang lurus ke belakang dan telapak tangan menghadap lurus ke atas.
·         Gerakan insweep – Fase insweep adalah  fase di mana tangan melakukan gerakan dorongan. Jadi, seketika setelah perenang melakukan catch, maka pada insweep gerakkan tangan ke belakang, lalu ke dalam air dan dilanjutkan ke atas secara diagonal ke belakang untuk melawan arus air. Selama melakukan gerakan tangan pada fase insweep, tangan diarahkan ke bawah dada dan siku ke tulang rusuk di mana telapak tangan saling berhadapan.
·         Gerakan pemulihan (recovery) – Pada fase pemulihan adalah teknik gerakan tangan untuk kembali bersiap melakukan posisi awal. Sehingga pada fase ini, tepat setelah insweep, gerakkan tangan ke depan di bawah permukaan air hingga lengan akan diarahkan lurus ke depan. Pada fase ini terdapat gerakan meluncur yang pendek.
Beberapa hal mengenai kecepatan tangan dan gerakan mendorong  perlu diperhatikan saat melakukan renang gaya dada, di antaranya :
1.      Pada saat gerakan outsweep dan catch perenang sebaiknya tidak melakukan gerakan mendorong karena ini hanya menyebabkan air terdorong kea rah samping atau bawah. Sebagai konsekuensinya, lengan harus bergereak dengan kecepatan sedang.
2.      Gerakan insweep yang memang bersifat mendorong, maka lengan untuk mendorong haruslah memiliki kekuatan yang besar dan juga perpindahan yang cepat.
3.      Gerakan recovery juga harus dilakukan dengan cepat tanpa adanya gerakan mendorong atau perenang hanya akan membuat hambatan yang tidak perlu.
4.      Tangan harus dilempar ke arah bawah dan luar setelah posisi meluncur.
5.      Saat perenang menjulurkan tangan dan berputar, siku dijaga agar tetap tinggi.
6.      Arahkan tangan kembali ke tubuh seolah bertemu di dada bagian atas.
7.      Usahakan untuk tidak mengarahkan tangan terlalu lebar karena dorongan sebagian besar berasal dari kaki, bukan tangan. Tangan bisa berada di bagian atas atau bawah air, namun siku tetap di bawah permukaan air.
Varian lain dari gerakan tangan pada renang gaya dada adalah melakukan pull-down di bawah air. Gerakan ini mirip dengan fase push pada renang gaya kupu-kupu. Gaya ini terjadi pada posisi insweep dan melakukan dorongan tangan ke punggung dan sisi pinggul. Hal ini dapat meningkatkan dorongan dan menyebablkan fase recovery menjadi lebih sulit. Varian ini sangat cocok dilakukan di bawah air. Akan tetapi Federasi Renang Internasional (FINA) memperbolehkan varian gaya ini hanya untuk lintasan pertama sebelum putaran kembali setelah menekan dinding. Pada akhir 2005, FINA memperkenalkan aturan baru yang memungkinkan perenang untuk melakukan tendangan ke bawah setelah menekan dinding.
3.      Teknik Tendangan Kaki
Tendangan kaki pada renang gaya dada memang sekilas terlihat sederhana, namun butuh sedikit kehalusan dalam memperhitungkan tendangan yang akan dieksekusi agar gerakan yang terjadi lebih efisien. Tahapan tendangan kaki pada renang gaya dada dibedakan berdasarkan fase gerakan sebagai berikut :
·         Posisi awal pada gerakan meluncur – Pada gerakan meluncur, saat lengan mengarah panjang ke depan, begitu pun kaki yang mengarah panjang ke belakang dengan kedua kaki yang berdekatan dan jari kaki yang mengarah lurus ke belakang. Kepala sejajar dengan tubuh dan pandangan mengarah ke bawah.
·         Outsweep – Gerakan outsweep diawali dengan kaki bagian dalam dan bagian bawah yang bergerak menyapu ke belakang dan ke luar sembari mendorong air.
·         Gerakan catch – Pada saat gerakan catch maka kaki bersiap untuk melawan arus air. Sehingga dekatkan kaki dengan pantat pada akhir pemulihan dengan lutut yang menjauh satu sama lain dan kaki yang diputar ke arah luar. Lalu bagian dalam kaki akan menghada ke belakang (lutut ditekuk ke bawah) dan telapak kaki menghadap ke atas.
·         Insweep – Pada insweep, kaki diperpanjang ke belakang dan menyapu ke dalam di mana pada saat bersamaan kaki yang diputar ke luar memutar kea rah dalam. Pada akhir insweep, kedua kaki akan berdekatan dan hampir bersentuhan di sisinya.
·         Gerakan recovery – Gerakan ini dimulai pada akhir gerangan insweep yang mana kepala dan bahu terletak di atas air dan pinggul yang sedikit turun. Kaki berikut jari mengarah lurus ke belakang seperti ada gerakan awal (meluncur).
4.      Teknik Pernapasan
Pernapasan pada renang gaya dada lebih mudah dilakukan karena kepala berada dalam posisi di atas air saat pengambilan napas. Pernapasan biasanya dilakukan pada awal gerakan lengan di posisi insweep, dan perenang bernapas secara idealnya melalui mulut. Perenang bernapas melalui mulut dan hidung selama fase recovery dan meluncur. Waktu dan cara yang digunakan untuk mengambil napas pada renang gaya dada tergantung dari posisi kepala perenang yang berada di atas air sepanjang waktu seperti pada perenang biasa atau posisi kepala yang berada di dalam air seperti atlet pada kompetisi renang. Sehingga perbedaan pemgambilan napas ini secara rinci adalah sebagai berikut :
  • Perenang amatir – Perenang biasa (amatir) yang menjaga kepala di atas air setiap saat, dapat melakukan pernapasan tanpa adanya hambatan yang berarti. Namun,bisa juga melakukan pernapasan seperti halnya perenang kompetisi. Untuk melakukannya, hal yang perlu diperhatikan adalah menghirup selama melakukan gerakan lengan di posisi insweep dan menghembuskan napas baik pada gerakan lengan ada posisi recovery dan posisi outsweep. Dengan mengadopsi pola ini, perenang tidak perlu mengubah kebiasaan jika ingin menjadi perenang kompetitif pada renang gaya dada.
  • Perenang profesional – Perenang kompetitif atau profesional lebih banyak menenggelamkan kepala sehingga perlu menyinkronkan pernapasan dengan fase siklus posisi gerakan yang berbeda. Menarik napas terjadi lengan terjepit saat kepala dan bahu naik di atas air. Menghembuskan napas dimulai saat gerakan lengan pada posisi recover ke depan dan kepala serta bahu kembali ke air. Penghembusan napas kemudian berlanjut selama lengan keluar dan sampai ke titik di mana lengan tidak menyapu air lagi.
Ini berarti bernapas adalah fase yang panjang yang berlangsung selama wajah berada di dalam air. Menghirup napas adalah fasa pendek yang dimulai saat gerakan lengan di osisi insweep, segera setelah kepala dan bahu naik di atas permukaan air dan mulut menyemburkan air.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat mengambil napas pada perenang gaya dada secara detail adalah sebagai berikut :
  1. Angkat bahu agar wajah keluar dari air untuk bernafas. Jangan dengan sengaja mengangkat kepala, namun biarkan kepala dan bahu naik secara alami sehingga dagu berada tepat di atas air.
  2. Mengangkat kepala dan bahu dapat menyebabkan cedera punggung dan menurunkan pinggul yang berfungsi menahan tubuh.
  3. Tarik napas melalui mulut sebelum membiarkan bahu jatuh ketika menggerakan tangan. Penghirupan napas umumnya terjadi secara eksplosif pada saat meluncur.
Pada teknik menghirup napas pada renang gaya dada, perlu diupayakan agar perenang tidak menahan napas karena dapat menimbulkan ketegangan. Perenang dapat menghirup dan menghembuskan napas melalui mulut dan hidung. Jika perenang mengalami kesulitan menghembuskan napas di air, hal yang bisa dipelajari lebih lanjut adalah mempraktikkan latihan pernapasan dasar saat berenang. Latihan tersebut dirancang agar Anda terbiasa menghembuskan napas di bawah air.
5.      Teknik Perputaran
Perputaran atau belokan diawali dengan menyentuh dinding saat meluncur atau saat berada pada saat gerakan lengan di posisi recovery, tergantung pada jarak tubuh dengan dinding di mana bagaimana cara agar dinding dapat disentuh dengan lebih cepat. Sesaat setelah menyentuh dinding, kaki akan di tarik ke bagian bawah tubuh. Kemudian tubuh membelok ke samping dan satu tangan bergerak maju menuju arah depan kepala di sepanjang sisi tubuh. Ketika tubuh perenang hampir benar-benar berbarik ke arah berlawanan, tangan yang lain akan berayun lurus ke atas melalui udara dan kedua tangan akan bertemu di depan pada saat yang bersamaan.
Setelah itu, badan akan hampir berada di posisi horizontal di mana sebagian atau seluruhnya akan berada di bawah permukaan air. Saat tubuh benar-benar terendam, tubuh akan didorong dengan kaki melalui hentakan dari dinding di bagian belakang. Cara ini merupakan cara yang efisien untuk mengurangi hambatan gerakan. Setelah itu akan dilanjutkan dengan fase meluncur seperti pada awal gerakan renang gaya dada kemudian dilanjutkan dengan gerakan renang yang teratur. Pada awalan gerakan setelah menendang dinding, kepala diupayakan berfungsi untuk memecah permukaan air di bagian depan perenang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik putaran adalah :
·         Tangan harus menyentuh dinding secara bersamaan di bawah atau di atas permukaan air.
·         Pindahkan tangan yang lebih tinggi ke kepala dan dorong melalui air saat menendang dinding.
·         Tetaplah menjaga tubuh seramping mungkin dan sejajarkan dag dengan permukaan air setelah mengulurkan kedua kaki.
·         Lakukan pergerakan lengan yang memanjang dan propulsif dengan tangan tetap dekat dengan garis tubuh.
·         Upayakan agar tangan dekat dengan bagian bawah tubuh dan bawalah tangan kembali ke bagian depan kepala Anda saat menendang untuk melanjutkan momentum.
·         Saat mengangkat kepal, mulai dengan gerakan lengan meluncur normal dan kepala yang memecah permukaan sebelum tangan bergerak kembali.
C.    Gaya Punggung
Teknik renang ada beberapa macam dan salah satunya yang paling kerap digunakan jelas adalah teknik gaya punggung. Teknik renang gaya punggung dikenal sebagai sebuah teknik atau gaya paling tua yang dipertandingkan mengikuti teknik gaya bebas. Pertandingan pertama kali akan gaya punggung dilakukan pada Olimpiade Paris 1900. Popularitas teknik gaya punggung dalam renang adalah di sekitar tahun 1912 dan pada masa itu dibagi dalam 3 kelas pertandingan pada kompetisi nasional dan internasional. Selain gaya punggung, ada pula gaya bebas dan gaya dada. Untuk melakukan secara benar, terutama bila ingin menjadi perenang profesional, maka teknik-teknik berikut perlu untuk dikuasai.
1.      Teknik Meluncur
Pada gaya punggung dalam renang, posisi tubuh dalam meluncur mungkin menjadi rintangan yang cukup sulit, terutama bagi para pemula. Hal ini tak mudah karena perenang harus mengambil posisi tidur telentang di mana bagian depan tubuh kita menghadap ke atas sehingga badan akan mengambang dan tak tenggelam. Dengan gaya punggung, keuntungan yang didapat juga adalah bahwa kita bisa bernapas selama gerakan dilakukan.
·         Ketika meluncur, hal pertama yang perlu dilakukan adalah kedua tangan perlu pegangan pada tepi kolam lebih dulu.
·         Pastikan jarak antara tangan kiri dan kanan adalah selebar bahu, jadi kedua tangan jangan terlalu merapat.
·         Lipatlah kedua kaki atau boleh juga menekuknya ke atas, tujuannya adalah supaya tumpuan kedua telapak kaki bisa berada di dinding kolam secara lebih kuat. Lutut keduanya bisa diletakkan di antara kedua lengan.
·         Kedua lengan setelah itu perlu melepas pegangan dari tepi kolam, lalu luruskan kepala ke belakang untuk bersiap telentang. Di waktu yang sama dnegan gerakan tersebut, dorongkan kaki dari dinding kolam sekuat-kuatnya supaya tubuh bisa terdorong hingga ke belakang membentuk posisi telentang.
·         Posisikan wajah untuk tetap berada di atas permukaan air, sementara kedua lengan harus tetap ada di samping badan.
·         Lakukan latihan ini berulang kali supaya teknik meluncur bisa dieksekusi secara baik dengan sikap yang sempurna tanpa kesalahan.
Dalam teknik meluncur, ada beberapa tahap, yakni persiapan, pelaksanaan, dan lanjutan seperti di bawah ini:
Tahap Persiapan
·         Berusaha untuk terapung sambil tubuh telentang di mana kedua lengan ada di sisi tubuh.
·         Ibu jari tariklah ke atas untuk menyusur ke sisi tubuh.
·         Ibu jari kemudian menyentuh pundak atas.
·         Pergelangan tangan kemudian bisa diputar ke arah luar.
Tahap Pelaksanaan
Untuk pelaksanaan, Anda perlu merentangkan lengan supaya mengarah ke luar berikut juga ke atas di saat yang sama. Kemudian lanjutkan dengan meluruskan lengan, tapi pastikan tinggi pelurusan lengan sama dengan pundak.
Tahap Lanjutan
·         Tempelkan kedua lengan di sisi tubuh.
·         Rilekskan tubuh sambil merasakan efek luncuran.
·         Menggunakan pelampung lebih dianjurkan ketika meluncur. Pastikan pegang pelampung memakai kedua tangan secara lurus di atas kepala.
·         Ketika hendak meluncur, cobalah tanpa pelampung, yakni dengan berdiri di pinggir kolam dengan posisi menghadap dinding kolam.
·         Kedua kaki kemudian didorongkan ke lantai ke arah belakang begitu juga dengan kedua lengan.
2.      Teknik Gerakan Kaki
Selain teknik meluncur, teknik gerakan kaki pun sangat penting untuk diperhatikan sekaligus dilatih. Untuk gerakan kaki pada renang dengan teknik gaya punggung, jelas juga perlu dilakukan pada posisi tubuh yang telentang. Latihan pun dilakukan dengan tubuh sudah telentang di mana kedua lengan terletak di atas kepala.
·         Pertama-tama tentu perlu masuk ke kolam renang lebih dulu dan ambil posisi berdiri di tepi kolam di mana punggung merapat pada dinding kolam.
·         Tekukkan kedua lengan ke atas supaya tangan bisa memegang bagian tepi kolam.
·         Ketika sudah ada aba-aba siap, kedua kaki dapat diangkat oleh perenang ke atas ke arah permukaan air bersamaan dengan tubuh. Dengan demikian, badan dan kaki pun bisa lurus di permukaan air di mana inilah yang kita sebut dengan posisi atau sikap telentang.
·         Ketika sudah ada aba-aba selanjutnya, kedua kaki dapat digerakkan oleh perenang secara bergantian ke atas dan bawah.
·         Mulailah gerakan kaki dari pangkal paha, lalu juga tekuk sedikit bagian lutut dan diakhiri dengan ujung kaki yang dikibaskan.
·         Gerakan kaki jangan terlalu kaku, jadi harus rileks dan sengaja dilemaskan supaya hasilnya bisa maksimal dan sempurna. Gerakan yang dilakukan adalah gerakan ke atas ketimbang ke bawah.
Supaya dapat melatih gerakan kaki secara lebih sempurna, latihlah dengan menggerakkannya selagi duduk. Atau, bisa juga melatih gerakan kaki serya membiarkan kedua lengan terentang ke samping tubuh. Anda pun bisa mencoba melatih gerakan kaki memanfaatkan papan peluncur. Anda juga bisa melatih gerakkan kaki sambil pegangan pada tepi kolam agar bisa menguasai teknik dengan baik.
3.      Teknik Mengambil Napas
Masih ada lagi teknik yang perlu dipelajari, seperti mengambil napas. Ketika melakukan gerakan gaya punggung, memang benar bahwa mengambil napas dianggap lebih mudah karena lebih leluasa. Jadi untuk mengambil napas, lakukanlah ketika istirahat dari satu lengan. Sementara itu ketika lengan lain yang istirahat, napas dapat dikeluarkan.
4.      Teknik Gerakan Lengan
Selain gerakan kaki, teknik gerakan lengan pun harus benar dan untuk itulah latihan perlu dilakukan secara tepat. Ada 3 fase pada gerakan lengan ketika melakukan gerakan gaya punggung, yakni menarik, mendorong dan istirahat dengan penjabaran seperti berikut:
·         Fase Menarik. Pada gerakan satu ini, perenang dapat memulainya sesudah memasukkan telapak tangan ke permukaan air dalam beberapa inci hingga titik maksimal. Siku pun perlu ditekuk secara tepat dan tetaplah ada di sisi luar bahu.
·         Fase Mendorong. Pada gerakan ini, perenang dapat memulainya dari akhir tarikan, kemudian juga tangan perlu melakukan dorongan ke arah belakang serta ke bawah dengan gerakan ¼ lingkaran.
·         Fase Istirahat – Pada gerakan ini, perenang bisa memulainya dengan mengeluarkan tangan dari permukaan air di mana yang lebih dulu keluar adalah bagian ibu jari. Sesudah tangan posisi ada di atas bahu, yakni tegal lurus dengan bagian bahu, putarlah tangan keluar. Lanjutkan dengan memasukkannya lagi ke permukaan air menggunakan jari kelingking lebih dulu. Lakukan proses istirahat dengan rileks yang seirama dengan lengan yang melakukan gerakan mendorong dan menarik.
Dalam melakukan latihan gerakan lengan, lakukanlah di darat. Anda juga bisa melatih gerakan lengan ketika sedang berdiri di dalam air maupun ketika memakai pelampung pada bagian perut. Sebagai teknik dasar bagi gerakan lengan, berikut adalah beberapa langkah yang bisa dicoba:
·         Salah satu ujung kaki dapat Anda kaitkan dengan setang pada tepi kolam sementara kaki lainnya ditumpukan di dinding kolam dengan posisi yang sedikit ke bawah; tujuan posisi ke bawah adalah supaya mampu memberikan kekuatan dalam menyangga tubuh.
·         Pastikan sikap badan dibuat telentang dan wajah dihadapkan ke atas di mana dagu sedikit ditarik, sementara kedua lengan berada di sisi tubuh.
·         Lanjutkan dengan mengayunkan lengan secara berganti-gantian.
·         Lengan dapat diayun bergantian urus melewati kepala ke permukaan air dan kemudian masukkan ke air di mana posisi lengan ada pada sisi kepala.
·         Sesudah tangan masuk dalam air, gerakan bisa dilakukan dengan menarik maupun mendorong air sekuat-kuatnya supaya lengan bisa lurus di samping tubuh.
·         Supaya hasil yang diperoleh sempurna, rapatkan jari-jari tangan ketika melakukannya.

6.      Teknik Koordinasi Gerakan
Pada teknik koordinasi gerakan, latihan yang perlu dilakukan perenang adalah dengan memadukan seluruh unsur gerakan gaya punggung. Itu artinya, gerakan meluncur, gerakan lengan dan kaki serta pernapasan harus dilakukan secara seimbang dan seksama. Ketika seluruh teknik tersebut dapat dilakukan dengan benar, otomatis gaya punggung telah berhasil dikuasai.
7.      Teknik Membalik
Tidak ketinggalan, ada pula teknik membalik dalam gaya punggung di mana biasanya perenang akan melakukannya dengan setengah salto. Berikut ini langkah-langkahnya supaya dapat lebih membantu:
·         Sentuh dinding kolam dengan tangan kiri.
·         Sementara tangan kiri menyentuh dinding kolam, tekuk bagian lutut dan tariklah.
·         Arahkan lutut dengan bantuan tarikan tangan ke lengan yang ada pada dinding kolam.
·         Tarikan lutut sekaligus ayunan tangan akan membentuk setegah saloto sehingga kedua lengan dibawah ke dinding kolam.
·         Ketika kedua lengan telah ada pada dinding kolam, luruskanlah ke atas kepala.
·         Gerakan tolakan kaki pun harus siap dilakukan secara serentak dengan kedua tangan diluruskan lebih dulu.
·         Tolakkan kaki serentak dengan kedua lengan diluruskan dan luncurkan tubuh dari dinding kolam.

Kesalahan- kesalahan dalam gaya punggung :
1.      Kaki tidak digerakkan atau digerakkan sembarangan.
2.      Tangan tidak Mengayuh
3.      Lutut Terlalu Naik
4.      Pada Fase Istirahat, Lengan kurang Vertikal
5.      Gerakan rotasi tangan terlalu lurus
6.      Tidak melakukan Body Roll
7.      Terlambat melakukan pengambilan nafas.

D.    Gaya Kupu-kupu
Butterfly stroke atau gaya kupu-kupu pada renang merupakan satu dari 4 gaya atau teknik renang yang turut dipertandingkan pada olimpiade. Menjadi salah satu teknik gaya renang yang populer, biasanya gaya ini juga disebut dengan gaya lumba-lumba. Disebut demikian karena gaya kupu-kupu ini gerakannya mirip dengan lumba-lumba.
Untuk dapat melakukan gerakan dengan benar, perenang terutama yang masih pemula perlu untuk melakukan latihan dari dasar. Selain teknik renang gaya punggung, gaya kupu-kupu merupakan teknik yang juga sama populernya dan berikut di bawah ini bisa dilihat dan dipraktikkan bagaimana langkah-langkah dalam melakukan gerakan. Penjelasan teknik renang gaya kupu-kupu dapat disimak sebagai berikut.
  1. Teknik Start
Ketika menggunakan teknik gaya kupu-kupu saat berenang, kita perlu melakukan start dengan benar. Dan untuk melakukannya, posisi start perlu perenang lakukan tepat di atas balok start. Bungkukkan tubuh tepat ke arah air di mana bagian lutut juga perlu agak ditekuk. Start akan dapat dilakukan dengan sempurna bila posisi tubuh dan gerakan dilakukan secara tepat.
  1. Posisi Tubuh yang Benar
Pada gaya renang kupu-kupu, teknik juga meliputi posisi tubuh yang benar. Alasan mengapa posisi badan sangat penting adalah karena kesempurnaan gerakan sangat ditentukan olehnya. Ketika melaksanakan sebuah gerakan, usahakan untuk memosisikan tubuh sedatar mungkin mengimbangi permukaan air.
Tidak masalah apabila pada upaya kita akan terjadi gerakan naik dan turun secara vertikal saat memraktikkan. Pastikan juga gerakan naik turun pun disesuaikan juga dengan irama kaki yang kita hentakkan pada waktu yang sama. Sementara itu, yang jelas pada teknik gerakan gaya ini, tubuh perlu dalam posisi mengambang.
Ketika mengambang, posisi tubuh harus menelungkup dan pastikan juga posisi hampir sejajar di bawah permukaan air. Pertahankanlah posisi tersebut dimulai dari bagian kepala, pundak, sampai pinggang dan kaki. Sementara untuk lengan, keduanya bisa diposisikan di atas kepala serta garis permuaakn air yang berada di atas alis mata. Aturlah posisi tubuh sedatar mungkin dengan air untuk menurunkan risiko hambatan.
·         Bagian Kaki. Khusus pada bagian kaki, saat melakukan hentakan, sebaiknya tidak kaki tak dibuat memukul terlalu dalam. Apabila pukulan dibuat terlalu dalam, maka biasanya penambahan tekanan terjadi ke bagian depan. Lakukan bagian tendangan kaki dengan menekukkan lebih dulu kedua kaki di bagian persendian lutut, lalu luruskan kembali secara lebih kuat.
·         Bagian Kepala – Setelah bagian kaki, bagian kepala pun posisi harus tepat di mana bagian kepala bisa agak dinaikkan sampai mulut berada di atas permukaan air dan mampu mengambil napas dengan mudah. Saat sudah mengambil napas, kepala pun harus ditundukkan kembali dimasukkan ke dalam air sambil menjaga keseimbangan dan posisi datar tubuh pada permukaan air.
3.      Teknik Gerakan Lengan
Pada teknik gaya kupu-kupu, gerakan lengan harus dilakukan secara bersamaan antara lengan kiri maupun kanan. Tentu untuk mengawalinya, kita bisa memasukkan lengan lebih dulu dua-duanya ke dalam air untuk bisa kemudian dilanjutkan dengan gerakan yang benar seperti di bawah ini:
·         Catch/ Menangkap – Pada waktu tubuh sudah masuk ke dalam air lalu lengan juga sudah masuk, gerakkanlah lengan ke luar yang dilanjutkan dengan melakukan gerakan seperti menangkap. Lakukan gerakan tersebut dalam waktu yang sama dengan gerakan cambukan ke bawah yang pertama.
·         Down Sweep/ Meraih – Ketika gerakan menangkap sudah dilakukan, maka gerakan selanjutnya yang perlu dilakukan adalah gerakan meraih. Dalam prosesnya, kita bisa menggerakkan pergelangan tangan berikut juga siku yang sudah agak ditekuk ke arah bawah dan dikeluarkan dari air lalu lanjut meraih air.
·         In-sweep/Menarik – Barulah kemudian, kita masih perlu melanjutkan dengan teknik menarik. Pada gerakan ini, pastikan untuk menarik tangan ke dalam dan juga ke belakang di bawah kepala yang berada dekat tubuh.
·         Up-sweep/Mendorong – Selain itu, masih ada juga gerakan mendorong di mana kita perlu melakukannya di akhir gerakan menarik. Caranya adalah dengan mendorong bagian lengan ke arah belakang dan kemudian dilanjutkan dengan mengeluarkannya lagi dari air.
·         Recovery/Pemulihan – Pada gerakan ini, perenang perlu melakukannya pasca melakukan gerakan mendorong. Untuk caranya, perenang bisa mengangkat siku hingga ke atas permukaan air. Lanjutkan dengan gerakan memutar sendi bahu di mana tujuannya adalah sebagai pemindah lengan ke arah depan.
4.      Teknik Gerakan Kaki
Selain gerakan lengan, tentu bila ingin menjadi seorang perenang profesional kita perlu mempelajari dan melatih gerakan kaki. Teknik dalam menggerakkan kaki juga diperlukan supaya dapat melakukan performa dengan baik dan sempurna. Pada dasarnya, gerakan kaki untuk gaya kupu-kupu ini cukup terbilang mirip dengan teknik renang gaya bebas; perbedaannya hanya terletak pada gerakan pada gaya bebas dilakukan secara bergantian, sedangkan gerakan kaki gaya kupu-kupu dilakukan bersamaan.
Untuk mempelajari gerakan kaki, yang penting untuk diketahui di sini adalah bahwa gerak tungkai sangatlah berperan penting. Gerakan tungkai di sini maksudnya adalah fokus gerakan yang perenang lakukan dengan cambukan kaki baik ke atas maupun ke bawah secara berimbang. Jadi, ada 2 jenis cambukan, yaitu gerakan cambukan kaki ke atas dan juga ke bawah.
Untuk cambukan ke atas, ini juga disebut dengan gerak recovery di mana kaki digerakkan ke atas sampai pada permukaan air kolam dan cambukan perlu perenang lakukan 2 kali dalam 1 putaran lengan. Sementara untuk cambukan ke bawah bisa perenang mulai dengan melentingkan pinggang sambil meluruskan lutut dan kaki keduanya dicambukkan ke bawah secara cepat.
Ingat bahwa sendi yang lentur pada pergelangan kaki berikut juga sendi pada lutut akan sangat menjadi penentu untuk hasil cambukan ke arah bawah. Berikut ini adalah beberapa langkah yang kiranya bisa menjadi gambaran untuk melakukan teknik gerakan kaki yang benar:
  • Upayakan agar kaki berposisi lurus, yakni dimulai dari pangkal kaki sampai dengan ujung kaki.
  • Gerakan kaki bisa dilakukan dengan lutut ditekuk lebih dulu tapi juga jangan terlalu menekuk atau bengkok. Tekukan lutut dibuat sedikit saja.
  • Lakukan gerakan menendang dengan kaki di mana kaki yang semula ditekuk bisa diluruskan kembali. Proses gerakan meluruskan kaki dapat dilakukan secara keras, khususnya di area punggung kaki.
  • Sesudah kaki ditendang atau dalam posisi dikayuh ke arah bawah, kembali luruskan. Kembalilah ke posisi awal sesudah melakukannya.
5.      Teknik Pernapasan
Masih ada juga teknik pernapasan setelah melatih diri melakukan gerakan lengan maupun kaki. Proses ambil napas dalam gaya kupu-kupu ketika renang bisa dilakukan dengan cukup mudah walau memang tak segampang dan senyaman gerakan pernapasan pada gaya punggung. Cukup angkat kepala ke atas sampai keluar dari permukaan air untuk mengambil napas, namun kepala jangan diangkat terlalu ke atas dalam prosesnya.
Dalam teknik mengangkat kepala gaya kupu-kupu, lakukan pada setiap akhir tarikan. Ketika mengambil napas, upayakan juga agar kepala agak dinaikkan ke permukaan air dan sesudah selesai turunkan lagi kepala ke bawah permukaan air secara cepat. Hal tersebut perlu dilakukan dengan tujuan agar tahanan depan tak begitu besar. Gunakan hidung untuk mengeluarkan air tepat di dalam air.
6.      Teknik Gerakan Koordinasi
Teknik koordinasi tak hanya dijumpai pada gerakan gaya punggung, karena pada gerakan gaya kupu-kupu pun diperlukan teknik koordinasi yang menggabungkan seluruh teknik. Gerakan kaki, lengan dan pernapasan yang dilakukan secara bersamaan adalah yang disebut dengan teknik koordinasi gerakan di mana teknik ini juga penting untuk dilatih supaya seluruh gerakan dilakukan seimbang dan tepat. Gerakan kaki plus lengan perlu dilakukan secara sesuai, terutama sewaktu tubuh bergerak naik turun pada permukaan air. Harus ada 2 kali putaran kaki baik keras maupun lemah pada 1 putaran lengan. Ketika gerakan kaki mendorong, maka lakukan dengan lemah, sedangkan ketika membuat tendangan kaki, ini perlu dilakukan secara keras.
7.      Teknik Membalik
Teknik membalik bukan juga hanya dijumpai pada gerakan gaya punggung, gaya kupu-kupu pun memerlukan teknik membalik. Untuk gerakan membalik, aturannya diketahui mirip dengan renang gaya dada. Tangan posisi di awal adalah pada dinding kolam dan sesudah tangan menyentuh dinding bersama-sama, barulah tubuh boleh digerakkan membalik.
Bagian kedua kaki yang ditekuk berikut juga bokong bisa kita putar ke samping dan tangan pun bisa dilepaskan satu per satu dan diluruskan sampai ke muka sambil melakukan gerakan bertolak sekuat tenaga pada dinding. Dari gerakan tersebut, tubuh kemudian bisa meluncur ke depan dengan sikap tubuh yang lurus dan dekat permukaan air di mana kaki bisa digerakkan lebih dari 1 kali.  Beberapa latihan juga turut diperlukan untuk membuat fleksibilitas sendi, terutama bagian pergelangan kaki dan pinggang. Tak hanya bagian tersebut, pastikan juga untuk melatih gerakan tungkai dengan baik agar hasil dan performa gerakan bisa lebih sempurna. Melatih gerak lengan juga sangat penting supaya gaya kupu-kupu terlihat begitu baik.
Kesalahan-kesalahan dalam renang gaya kupu-kupu yaitu :
1.      Pengambilan nafas terlalau dini
2.      Kepala lebih lambat masuk permukaan air dibanding lengan
3.      Ambil nafas terlambat

4.      Cara-cara yang bisa dilakukan dalam proses pembelajaran untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam latihan renang.

1.      Gaya Bebas
Tips untuk memperbaiki, kesalahan yang terjadi pada renang gaya bebas yaitu:
a)      Gaya bebas yang ideal dilakukan dengan posisi kepala di dalam air setiap saat, kecuali pada saat mengambil nafas. Semakin banyak anggota tubuh yang berada di atas air pada saat renang gaya bebas, semakin besar pula energi yang dibutuhkan untuk melakukan gerakan tersebut. Karena, gerakan tersebut akan menekan tubuh bagian bawah makin tenggelam, yang berarti akan menciptakan hambatan yang semakin besar pula. Gunakanlah kacamata renang untuk membantu anda merasa lebih nyaman saat wajah berada di dalam air.
b)      Gerakan kaki gaya bebas sebisa mungkin dilakukan tanpa menekuk lutut, yakni dengan menggerakan seluruh bagian kaki secara bersamaan dari paha hingga telapak kaki. Otot paha, bukan otot betis.
c)      Pada saat melakukan putaran tangan gaya bebas, pastikan anda juga memutar pinggang dan bahu dalam satu gerakan, agar anda mendapatkan jangkauan yang maksimal, serta memudahkan anda dalam melakukan gerakan tangan, serta memudahkan anda untuk menolehkan kepala pada saat bernafas.
d)      Nafas pada gaya bebas seharusnya dilakukan dengan memutar tubuh bagian atas (pinggang, bahu dan leher) secara bersamaan. Jadi, bernafas pada gaya bebas dilakukan dengan cara menengok dan bukan mengangkat kepala, sehingga posisi tubuh terhadap permukaan air tetap pada 1 garis lurus. Untuk memastikan bahwa kepala anda tidak terangkat pada saat bernafas, ingatlah untuk menahan 1 telinga tetap berada di dalam air
e)      Buanglah nafas anda saat wajah berada di dalam air, hingga paru-paru anda hampir kosong dan anda siap untuk mengambil nafas berikutnya. Pastikan anda sudah siap untuk menarik nafas, sebelum anda memutar kepala anda ke posisi bernafas.
2.      Gaya Dada
Tips dalam melakukan renang gaya dada yang fokus pada gerakan kaki adalah pada saat melakukan gerakan recovery upayakan rileks di bagian lutut dan pastikan bahwa kaki berada di bawah bayangan badan untuk mengurangi hambatan. Lalu saat kepala dan bahu diangkat ke atas untuk mengambil napas, upayakan rileks di bagian pinggul untuk mengarahkan kaki ke pantat. Selain itu perenang juga perlu melakukan latihan tendangan kaki sebelum masuk ke kolam renang. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa latihan tendangan tambahan tanpa menggunakan media air.
3.      Gaya Punggung
Adapun tips dan cara memperbaiki kesalahan gaya punggung yaitu :
1.      Gerakan kaki yang baik adalah dengan melakukan gerakan seperti mengayuh sepeda, namun jangan terlalu mengangkat lutut terlalu tinggi, hal ini juga akan mengakibatkan dorongan dari kaki menjadi kurang maksimal.
2.      Lakukan latihan untuk mensingkronkan gerakan tangan dan kaki anda. usahakan gerakan tangan membentuk huruf “S’ saat didalam air. sehingga menghasilkan kecepatan maksimal dan arah yang lurus.
3.      Latih gerakan dasar kaki, anda harus mengatur irama agar kaki tidak terlalu membentuk sudut. sebisa mungkin jangan angkat paha terlalu naik, sehingga lutut juga tidak terangkat keatas.
4.      Lakukakn latihan catch up, luruskan lengan dengan baik saat fase istirahat. Setelah fase mendorong dan ibu jari sudah keluar dari air, putarlah lebih awal sehingga lengan bisa tertarik lurus.
5.      Perenang bisa melakukan latihan catch up gata punggung, dan perhatikan gerakan demi gerakan tangan untuk menghasilkan koordinasi gerak yang baik.
6.      Untuk meningkatkan pernapasan, Anda bisa lebih rileks dan tekan punggung ke bawah. Ini akan meningkatkan daya pernapasan saat di kolam renang
4.      Gaya Kupu-kupu
Penanggulangan kesalahan renang gaya kupu-kupu :
1.      Untuk pemula agar melatih ambil nafaslebih awal tidak terlalu lama diberikan, segera diubah hingga cara mengambil nafas yang sebenarnya dianjurkan yaitu saat akan mulai melakukan dorongan.
2.      Gunakan pull-buouy dikepit diantara kedua paha, lekukan gerakan tangan, dan usahakan agar sikut membengkok dan melakukan tarikan dibawah air hingga sudutnya kira-kira mencapai 90 derajat.
3.      Lakukan upaya penanggulangan yang dilakukan pada poin (2).
Gunakan pull-buouy dikepit diantara kedua paha, lekukan gerakan tangan, dan usahakan agar sikut membengkok dan melakukan tarikan dibawah air hingga sudutnya kira-kira mencapai 90 derajat.

Tugas 3 Beladiri (Pencak Silat)
Olahraga bela diri dapat dikembangkan melalui pendekatan bermain yang dikembangkan dalam berbagai macam tugas belajar gerak. Sebagai contoh pengembangan dengan menangkap pita di ekor diharapkan siswa bisa berkembang dalam gerak pembelajaran bela diri terutama dalam pencak silat. Bentuk kelompok dan setiap kelompok memiliki tugas sebagai berikut
1.      Identifikasi jenis gerakan pencak silat ke dalam kelompok gerak lokomotor, non lokomotor dan manipulatif. (bobot 50%)
2.      Buatlah variasi bermain yang tujuan utamanya adalah permainan merangsang siswa untuk melakukan tugas belajar gerak, siswa dapat berkembang dalam aspek pengetahuan, sikap dan keterampilannya serta menanamkan sikap sportivitas, tanggung jawab, dsb dalam proses belajar gerak olahraga pencak silat. Batasi gerakan yang bisa dilakukan pada saat melakukan permainan dengan menggunakan gerakan tangkapan, bantingan dan serangan. (bobot 50%)
Jawaban :

1.      Jenis gerakan Pencak Silat
A.    Gerak lokomotor sendiri merupakan gerak guna memindahkan tubuh dari suatu tempat ke tempat yang lain, baik guna menghindar dari musuh, mendekati musuh, bahkan melawan musuh. Contoh – contoh gerak lokomotor dalam Pencak Silat, seperti :
a)      Melompat untuk menghindar
b)      Guntingan kaki.
c)      Guntingan pinggul
d)      Gerak Pola langkah
e)      Melangkah untuk mendekati lawan
f)       Menghindar dari serangan lawan.
B.     Gerak manifulatif adalah gerakan untuk bertindak melakukan sesuatu bentuk gerak dari anggota badannya secara lebih terampil dan dalam gerak manifulatif perlu adanya koordinasi antara mata, kaki, tangan dan bagian tubuh lainnya. Contoh gerak manipulatif dalam olahraga pencak silat yaitu :
a)      Menendang lawan
b)      Memukul lawan
c)      Teknik bantingan
d)      Teknik tangkapan
e)      Serangan (belaan dan pertahanan)

2.      Variasi permaian dalam Belajar Gerak Pencak Silat

Permainan Sentuh Lutut
Permainan yang dikembangkan menekankan pada keakuratan dalam pengambilan keputusan dalam melakukan tugas belajar gerak. Dalam permainan ini ada saatnya pemain menyerang dan melakukan pertahanan yang dimana kedua hal tersebut merupakan bagian dari teknik pencak silat. Siswa harus menyentuh lutut temannya (serangan) dan siswa yang lain mempertahankan lututnya dari serangan agar tidak tersentuh lawan, ketika melakukannya harus menjunjung tinggi sportivitas, tanggung jawab dan diharapkan bisa berkembang dalam aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pada dasarnya, pembelajaran yang dilakukan harus mengembangkan kemampuan mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan apa yang terjadi dalam belajar (metode saintifik).
Adapun perencanaan pelaksanaan pembelajarannya yaitu :
1.      Ketika melakukan pembelajaran siswa harus mengamati apa yang dilakukan oleh guru atau teman.
2.      Ketika semua itu telah dilakukan, cobalah untuk menanyakan kepada teman atau guru dalam melakukan tugas belajar gerak.
3.      Setelah siswa mengamati dan menanyakan, kemudian siswa mencoba  melakukan aktivitas pembelajaran yang diperintahkan oleh guru.
4.      Ketika siswa mencoba/melakukan gerakan, siswa membandingkan dan pilih mana gerakan yang paling mudah dilakukan dan bermanfaat.
5.      Setelah hal tersebut dilakukan, cobalah komunikasikan dengan teman lain dan guru tentang aktivitas yang dilakukan.
Adapun yang ingin dicapai dalam pembelajaran melalui permaian ini yaitu siswa mampu bertindak dengan tepat dalam berbagai posisi, menghargai teman dan berkembang dalam keterampilan gerak bela diri.
Aturan dan peraturan pembelajaran:
1.      Bagilah kelas menjadi dua kelompok yaitu kelompok laki-laki dan perempuan.
2.      Setelah kelompok terbentuk, buatlah kelompok kecil dengan jumlah anggota dua orang atau dengan kata lain saling berpasangan.
3.      Setelah mempunyai pasangan, coba berusaha untuk menyentuh lutut pasanganmu, ketika berusaha untuk menyentuh lutut pasangannmu, dia juga akan menyentuh lutut kamu.
4.      Dengan kata lain, kamu harus dapat menjaga lutut masing/ masing agar tidak dapat disentuh oleh lawan/teman bermain.
Meningkatkan tantangan dalam pembelajaran dan menurunkan tantangan dalam pembelajaran Cara mempermudah permainan yaitu dengan memperkecil ukuran lapangan yang digunakan dan memperbanyak jumlah peserta. Cara mempersukar permainan yaitu : hanya diperbolehkan melakukan sentuhan satu kali, tetapi harus mendapatkan hasil dan pasangan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.

Tugas 4 Pendidikan Kesehatan.
Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman pentingnya kesehatan untuk tercapainya prilaku kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial, sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial. Berikan 5 contoh krisis yang terjadi di lingkungan sekitar kita tentang rendahnya kesadaran dalam melaksanakan hidup sehat, uraikan dan berikanlah kajian mengapa itu bisa terjadi dan bagaimana bentuk tindakan yang bisa dilakukan agar proses edukasi terhadap krisis tersebut bisa membaik. (100%)
Jawaban :

Contoh permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar kita tentang rendahnya kesadaran dalam melaksanakan hidup sehat.

1.   Kurang Gerak Fisik/ Malas Olahraga
Seiring dengan perkembangan teknologi, manusia makin dimanjakan. Misalnya orang yang ingin naik ke gedung tingkat dua, sekarang sudah tidak usah melewati tangga. Cukup dengan menggunakan Lift atau tangga berjalan. Begitu juga pada saat di rumah, ingin membeli sesuatu di warung yang tidak jauh dari rumah kita naik sepeda motor. Padahal jika ditempuh dengan jalan kaki tidak sampai 5 menit. Faktor-faktor seperti ini menyebabkan seseorang mengalami kurang gerak fisik. Kurang gerak fisik rata-rata terjadi pada usia mulai umur 25 tahun ke atas. Hanya 9 % mereka yang melakukan olahraga. Menurut badan kesehatan internasional WHO, sebanyak 43 % penyakit diakibatkan oleh kurangnya gerak fisik. Selain rasa malas, alasan yang dilontarkan sebagian masyarakat adalah faktor kesibukan. Alasan usia yang sudah lanjut dan mengidap penyakit tertentu juga menjadi penyebab orang tidak melakukan olahraga. 

2.      Konsumsi Makanan Dengan Gizi Yang Tidak Seimbang/ Pola Makan
Mengkonsumsi makanan dengan gizi yang tidak seimbang banyak dialami oleh masyarakat kita. Sebanyak 80% dari masyarakat kita mengkonsumsi makanan kurang serat, kurang buah, dan kurang sayuran. Pola makanan dengan gizi yang tidak seimbang menyebabkan obesitas. Menurut para ahli psikologi, di dunia tidak ada anak yang lahir dengan membawa kebiasaan buruk. Kebiasaan buruk itu berkembang saat tumbuh dewasa. Cara terbaik untuk menghilangkan kebiasaan buruk adalah menggantinya dengan kebiasaan yang baik. Untuk itu diperlukan setidaknya 20 sampai 30 kali pengulangan kebiasaan baik untuk mengganti kebiasaan buruk itu.
3.      Tidur Larut malam/ Kurang istrahat
Kebiasaan begadang sangat buruk sekali bagi kesehatan, hal ini dikarenakan begadang akan mengurangi daya tahan tubuh atau stamina anda, maka dari itu jika anda ingin menerapkan pola hidup sehat, mulai dari sekarang rubahlah pola hidup yang tidak sehat. Menurut Pete Cohen psikolog terkenal, bahwa tidak ada manusia lahir dengan kebiasaan buruk. Kebiasan ini dipelajari saat tumbuh dewasa. Cara yang paling baik untuk membuang kebiasaan buruk yaitu menggantinya dengan kebiasaan yang lebih baik yang menurut beberapa penelitian perlu pengulangan 20–30 kali untuk kemudian menjadi kebiasaan baru.
4.      Kurangnya kesadaran terhadap Sampah
Sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangnya lingkungan hidup, yang umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan, daun – daun, plastik, kain bekas, karet dan lain – lain. Bila dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Bila dibakar akan menimbulkan pengotoran udara. Selain itu tradisi membuang sampah disungai dapat mengakibatkan pendangkalan yang demikian cepat, banjir juga mencemari sumber air permukaan karena pembusukan sampah tersebut. Jadi pada kenyataannya, sampah telah mencemari tanah, badan air dan udara dalam kota. Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni sampah organik ( sampah basah ) dan sampah an-organik ( sampah kering ). Selain itu juga sampah dihasilkan dari beberapa sumber utama antara lain :
1.      Rumah tangga; Sampah domestik yang dihasilkan berupa sisa makanan, bahan dan peralatan yang sudah tidak dipakai lagi, bahan pembungkus, kertas, plastik dsb.
2.      Tempat perdagangan Seperti pasar, supermarket, toko, warung. Sampah yang dihasilkan berupa bahan dagangan yang rusak, buah, sayur, kertas, plastik, karton dsb.
3.      Industri Sampah industri yang dihasilkan tergantung dari macam dan jumlah bahan. Industri sering kali membuang sampah disekitar pabrik, sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan. Tentu saja yang demikian dapat meresahkan penduduk yang bertempat tinggal disekitarnya.
Berdasarkan uraian diatas maka dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan :Dampak Terhadap Kesehatan Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi bahaya yang ditimbulkan adalah sebagai berikut : Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur dengan air minum. Penyakit DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai. Penyakit jamur dapat juga menyebar ( misalnya jamur kulit ).

5.      Kebiasaan merokok
Merokok adalah kebiasaan buruk karena dampak merokok tidak baik bagi kesehatan, sangat miris sekali rasanya bila kita menyaksikan orang menghisap rokok dengan santainya seolah-olah itu adalah sesuatu yang di banggakan, dan yang lebih miris lagi adalah tulisan dampak merokok yang selalu tertempel pada setiap bungkus rokok tidak membuat orang sadar dari dampak buruk akibat merokok.
Bila kita melihat dampak buruk akibat merokok, maka kita akan sangat menyayangkan mereka yang masih setia dengan rokok, bagi yang tidak merokok akan sangat heran apabila melihat mereka yang setia dengan rokok. perlu di ketahui bahwa rokok mengandung bahan nikotin, yaitu senyawa kimia yang menyebabkan kecanduan bagi yang mengkonsumsinya. Itulah sebabnya kenapa pecandu rokok tidak bisa lepas dari rokok, mereka merasa harus mengkonsusi rokok, apabila tidak merokok seperti ada sesuatu yang kurang dan merasa tidak enak. sayangnya rasa kecanduan ini lebih di utamakan dari pada memikirkan dampak buruk akibat merokok/ kesehatan.

Aktivitas Olahraga Senam, Akuatik, Beladiri dan Pendidikan Kesehatan

TUGAS AKHIR M6 : Aktivitas Olahraga Senam, Akuatik, Beladiri dan Pendidikan Kesehatan Tugas 1 Senam 1.       Buatlah uraian 3 gerakan ...